30 Untuk mengetahui pola dan arah aliran air tanah di daerah Pekalongan,
dilakukan pengukuran kedalaman muka air tanah pada sumur gali penduduk. Muka air tanah dangkal di Kota Pekalongan memiliki rentang 1-17 meter di atas
permukaan air laut mdpl. Aliran air tanah dominan dari arah selatan menuju Kota Pekalongan Laporan Akhir BLH Kota Pekalongan, 2014: 33.
2.1.6.6 Jenis Tanah
Jenis tanah yang berbeda mempunyai daya dukung air dan daya melewatkan air yang berbeda. Hal ini tergantung pada keadaan tekstur dan strukturnya.
Tekstur tanah biasanya mengacu pada jumlah fraksi tanah yang dikandungnya. Sedangkan kecenderungan butir-butir tanah membentuk gumpalan tanah atau
menunjukkan keremahan tanah dalam hal ini menandakan struktur tanah Asdak, 2007.
Berdasarkan peta geologi lembar Banjarnegara-Pekalongan, Kota Pekalongan tersusun atas Alluvium Qa yang terdiri dari material lepas berukuran
kerikil, pasir, lanau, dan lempung yang berasal dari rombakan batuan yang lebih tua. Satuan terbentuk pada lingkungan sungai, rawa, dan pantai yang proses
pembentukannya masih berlangsung terus hingga saat ini Condon dkk, 1996 dalam Laporan Akhir Badan Lingkungan Hidup Kota Pekalongan, 2014.
2.1.6.7 Industri Batik
Industri batik dan tekstil merupakan salah satu penghasil limbah cair yang berasal dari proses pewaarnaan. Selain kandungan zat warnanya tinggi, limbah
industri batik juga mengandung bahan-bahan sintetik yang sukar larut atau sukar diuraikan. Setelah proses pewarnaan selesai, akan dihasilkan limbah cair yang
31 berwarna keruh dan pekat. Biasanya warna air limbah tergantung pada zat warna
yang digunakan. Limbah air yang berwarna-warni ini yang menyebabkan masalah terhadap lingkungan. Limbah zat warna yang dihasilkan dari industri batik
umumnya senyawa organik non-biodegradable, yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungaan terutama lingkungan perairan Dae-Hee et al, 1999 dan
Al-kdasi, 2004.
2.1.6.8 Konstruksi Sumur Gali
2.1.6.8.1 Lokasi
Lokasi penempatan biasanya berhubungan dengan jarak sumur gali dengan sumber pencemar. Agar sumur terhindar dari pencemaran maka harus
diperhatikan adalah jarak sumur dengan jamban, lubang galian untuk air limbah, kandang ternak, dan sumber-sumber pengotoran lainnya. Jarak sumur minimal 10
meter dari sumber pencemar. Suatu air sungai yang tercemar air limbah, akibatnya adanya leakage dan infiltrasi pada dasar sungai maka limbah itu akan
mengalir ke dalam tanah dan mencemari daerah-daerah di dalam tanah itu
Kodoatie, 1996.
Begitu juga dengan sumur gali, semakin dekat jarak sumur gali terhadap sumber pencemar maka semakin besar kemungkinan terjadinya pencemaran.
Sumur gali menyediakan air yang berasal dari air tanah yang relatif dekat pada tanah permukaan, sehingga mudah terkena kontaminasi melalui perembesan dari
sumber pencemar, bila disekeliling sumur terdapat sumber pencemaran air tanah, hendaknya sumur ini sedikitnya berjarak 10-15 meter dari sumber pencemar
Kusnoputranto, 1985: 26. Pencemaran yang diakibatkan kandungan bahan kimia