Hubungan Antara Jarak Sumur Gali dari Sumber Pencemar dengan Kadar Kromium Cr
87 tertinggi sebanyak 0,29 mgl dengan memiliki jarak sumur gali ke sumber
pencemar yaitu 9,12 meter, sedangkan kadar kromium Cr
+6
terendah yaitu 0,00 mgl pada jarak sumur gali ke sumber pencemar lebih dari 95 meter. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin dekat jarak sumur gali ke sumber pencemar sungai Asem Binatur maka tingkat risiko pencemaran kromium Cr
+6
tinggi juga, begitu sebaliknya semakin jauh jarak sumur gali ke sumber pencemar maka memiliki
risiko pencemaran yang rendah pula. Kadar kromium Cr
+6
yang terdapat dalam air limbah dengan proses infiltrasi dapat mencapai air tanah dan air sumur. Proses infiltrasi dipengaruhi
gaya grafitasi maupun kapiler. Gaya grafitasi bersifat mengalirkan air secara vertikal ke dalam tanah melalui profil tanah sedangkan gaya kapiler bersifat
mengalirkan air secara tegak lurus ke atas, ke bawah, dan ke arah horizontal lateral. Sehingga semakin jauh jarak sumber pencemar perjalanan air limbah
banyak mengalami penyaringan oleh tanah atau material penyusun tanah, dan sebaliknya semakin dekat jarak sumber pencemar, perjalanan air limbah sedikit
mengalami penyaringan sehingga banyak yang masuk ke dalam air sumur. Pencemaran air selain dipengaruhi oleh konstruksi sumur gali terutama
dinding sumur gali juga dipengaruhi oleh kondisi geografis, jenis tanah, topografi, permeabilitas dan porositas tanah, musim dan pergerakan air tanah. Untuk tingkat
kemiringan mencapai 1-2 di Kota Pekalongan termasuk Kelurahan Medono dan Podosugih, aliran air tanah di Kota Pekalongan dominan dari arah selatan menuju
ke Utara, sedangkan jenis tanah di kelurahan Medono dan Podosugih adalah jenis tanah aluvial kelabu yang merupakan hasil endapan sungai atau pantai dengan
88 kelulusan air atau vadose zone merupakan lapisan pasir sehingga memiliki porous
yang tinggi yang menyebabkan resiko pencemarannya juga tinggi. Jenis tanah aluvial porositasnya sangat baik karena terdiri dari lapisan pasir dan pasir kerikil.
Akan tetapi pada lapisan ini kurang mampu menyaring air sehingga air yang mengandung limbah cair kimia mudah menyebar Laporan Akhir Badan
Lingkungan Hidup Studi Kerentanan Air Tanah Kota Pekalongan, 2014. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Santi Ariyanti di
Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati pada tahun 2009 menunjukkan bahwa ada hubungan antara jarak sumur dari sungai tercemar
limbah tapioka dengan kadar sianida di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. Semakin dekat jarak sumur gali terhadap sumber
pencemar maka semakin besar kemungkinan terjadinya pencemaran sehingga sumber air yang ada di masyarakat sebaiknya harus berjarak lebih 95 meter dari
tempat pembuangan bahan kimia Ariyanti Santi, 2009.