2.1.2 Teori Belajar
Teori belajar adalah konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui eksperimen. Beberapa teori
belajar yang melandasi pembahasan dalam penelitian ini antara lain:
2.1.2.1 Teori David Ausubel
Teori ini terkenal dengan belajar bermaknanya dan pentingnya pengulangan sebelum belajar dimulai. Ia membedakan antara belajar menemukan
dengan belajar menerima. Pada belajar menerima siswa hanya menerima, jadi tinggal menghafalkannya, tetapi pada belajar menemukan, konsep ditemukan oleh
siswa, jadi tidak menerima pelajaran begitu saja. Selain itu untuk dapat membedakan antara belajar menghafal dengan belajar bermakna. Pada belajar
menghafal, siswa menghafalkan materi yang sudah diperolehnya, tetapi pada belajar bermakna materi yang telah diperoleh itu dikembangkan dengan keadaan
lain sehingga belajarnya lebih dimengerti Suherman et al., 2003: 32. Teori belajar bermakna Ausubel ini sejalan dengan inti pokok
konstruktivisme. Teori ini menekankan pentingnya siswa mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru ke dalam sistem pengertian yang
telah dipunyai. Trianto 2007: 25 menyatakan bahwa dalam membantu siswa menanamkan pengetahuan baru dari suatu materi, sangat diperlukan konsep-
konsep awal yang sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Sehingga jika dikaitkan dengan model pembelajaran berdasarkan
masalah, dimana siswa mampu mengerjakan permasalahan yang autentik sangat
memerlukan konsep awal yang sudah dimiliki siswa sebelumnya untuk suatu penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.
Dalam penelitian ini, teori belajar David Ausubel berhubungan erat ketika siswa melakukan kegiatan pemecahan masalah dan diskusi pada kelompok,
mereka selalu mengkaitkan pengetahuan baru dengan pengertian-pengertian yang telah mereka miliki sebelumnya.
Teori belajar bermakna Ausubel menuntut kemampuan guru untuk memahami pengetahuan dasar yang telah dimiliki siswa. Hal ini diperlukan karena
proses asimilasi pengetahuan yang telah dimiliki siswa dengan pengetahuan baru yang diperoleh akan berjalan baik jika siswa memiliki pengetahuan awal yang
cukup. Dengan kata lain siswa memerlukan bimbingan, agar dapat belajar dengan efektif.
Dalam aplikasinya di lapangan guru harus meyakinkan bahwa siswa telah memiliki pengetahuan prasyarat yang diperlukan untuk dapat memahami
pengetahuan baru yang akan dipelajari. Dengan demikian guru harus menyampaikan materi prasyarat pada awal pembelajarannya di kelas. Hal tersebut
juga menuntut guru untuk mampu mengelola pembelajaran yang sistematis dan terprogram.
2.1.2.2 Teori Piaget