pada tahap ini siswa menyadari bahwa jika salah satu aksioma pada suatu sistem geometri diubah, maka seluruh geometri tersebut juga akan berubah. Sehingga
pada tahap ini siswa sudah memahami adanya geometri-geometri yang lain di samping geometri Euclides.
Menurut Van Hielle, semua anak mempelajari geometri dengan melalui tahap-tahap tersebut, dengan urutan yang sama dan tidak dimungkin adanya tahap
yang dilewati. Akan tetapi, kapan seorang siswa mulai memasuki suatu tingkat yang baru tidak selalu sama siswa yang satu dengan siswa yang lain.
Teori belajar Van Hielle sangat mendukung penggunaan model pembelajaran Creative Problem Solving CPS pada materi Kubus dan Balok.
Karena dalam pembelajaran ini dirancang untuk memberikan orientasi geometri secara nyata, siswa dapat memperoleh pengalaman dalam menemukan dengan
cara mereka sendiri dan interaksi dalam pembelajaran dapat terpenuhi.
2.1.2.6 Teori Gagne
Gagne, sebagaimana disebutkan dalam Suherman et al, 2003: 33-34 menyatakan bahwa terdapat delapan tipe belajar. Delapan tipe belajar tersebut,
yaitu belajar isyarat, belajar stimulus respon, belajar rangkaian gerak, belajar rangkaian verbal, belajar memperbedakan, belajar pembentukan konsep, belajar
pembentukan aturan, dan belajar pemecahan masalah. Belajar isyarat adalah belajar yang tingkatnya paling rendah, karena tidak
ada niat atau spontanitas. Contohnya menyenangi atau menghindari pelajaran karena akibat perilaku gurunya. Stimulus-respon merupakan kondisi belajar yang
ada niat dan responnya jasmaniah. Misalnya siswa meniru tulisan guru di papan
tulis. Rangkaian gerak adalah perbuatan jasmaniah terurut dari dua kegiatan atau lebih dalam rangka stimulus-respon. Rangkaian verbal adalah perbuatan lisan
terurut dari dua kegiatan atau lebih dalam rangka stimulus-respon. Contohnya adalah mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan guru secara lisan. Belajar
membedakan adalah belajar memisah-misah rangkaian yang bervariasi. Pembentukan konsep disebut juga tipe belajar pengelompokan, yaitu belajar
melihat sifat bersama benda-benda konkrit atau peristiwa untuk dijadikan suatu kelompok. Dalam hal tertentu diperlukan tipe belajar yang mengharapkan siswa
untuk mampu memberikan respon terhadap stimulus dengan segala macam perbuatan. Kemampuan di sini terutama adalah kemampuan menggunakannya.
Misalnya pemahaman terhadap rumus kuadratis dan menggunakannya dalam menyelesaikan persamaan kuadrat. Belajar pemecahan masalah merupakan tipe
belajar yang paling tinggi karena lebih kompleks dari pembentukan aturan Suherman et al, 2003: 34.
Berdasarkan uraian tersebut, teori ini mengungkapkan bahwa pemecahan masalah adalah tipe belajar yang paling tinggi. Sehingga dengan menguasai
pemecahan masalah ketujuh tipe belajar lainnya secara otomatis dapat dikuasai pula.
2.1.3 Model Pembelajaran Creative Problem Solving CPS