mempersiapkan lingkungan dan kemungkinan peserta didik dapat memperoleh berbagai pengalaman belajar. Piaget menjabarkan implikasi teori kognitif pada
pendidikan sebagai berikut. 1 Memusatkan perhatian kepada berpikir atau proses mental peserta didik, tidak
sekedar kepada hasilnya. 2 Mengutamakan peran peserta didik dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan
aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 3 Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan Sugandi, 2007: 35-36. Dari uraian di atas dapat disimpulan bahwa kegiatan pembelajaran itu
memusatkan perhatian kepada berpikir atau proses mental anak, yang tidak sekedar pada hasilnya, mengutamakan peran siswa dalam kegiatan pembelajaran,
dan memaklumi perbedaan individu dalam hal kemajuan perkembangannya. Hal ini sesuai dengan pembelajaran Creative Problem Solving CPS yang mengajak
siswa berdiskusi untuk menemukan konsep serta memecahkan masalah.
2.1.2.3 Teori Bruner
Menurut Jerome Bruner sebagaimana disebutkan dalam Suherman et. al. 2003:43, dengan mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang
sedang dibicarakan, anak akan memahami materi yang harus dikuasainya itu. Ini menunjukkan bahwa materi yang mempunyai suatu pola tertentu akan lebih
mudah dipahami dan diingat anak. Jadi, di sini siswa belajar aktif untuk menemukan prinsip-prinsip dan mendapatkan pengalaman, guru mendorong siswa
melakukan aktivitasnya. Implikasi teori yang dikemukakan oleh Bruner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
1 Guru perlu memperlihatkan fenomena atau masalah kepada anak. Hal
ini dapat dilakukan melalui kegiatan wawancara atau pengamatan
terhadap objek.
2 Anak akan belajar dengan baik apabila mereka memanipulasi objek
yang dipelajari, misalnya dengan melihat, merasakan, mencium dan sebagainya. Pendekatan pembelajaran diskoveri atau pendekatan
pembelajaran induktif lainnya akan lebih efektif dalam proses pembelajaran anak.
3 Pengalaman baru yang berinteraksi dengan struktur kognitif dapat
menarik minat dan mengembangkan pemahaman anak. Oleh karena itu pengalaman baru yang dipelajari anak harus sesuai dengan
pengetahuan yang telah dimiliki anak Rifa’i Anni, 2009:33. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Bruner bahwa saat proses
pembelajaran siswa harus aktif untuk menemukan prinsip-prinsip dan mendapatkan pengalaman, guru mendorong siswa melakukan aktivitasnya. Ini
sesuai dengan pembelajaran yang mengajak siswa menemukan konsep-konsep menemukan rumus luas dan volum Kubus dan Balok dan merupakan pengalaman
yang menarik bagi siswa.
2.1.2.4 Teori Vygotsky
Ada empat pinsip kunci dari teori Vygotsky, yaitu: 1 penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran the sociocultural nature of learning,
2 zona perkembangan proximal zone of proximal development, 3 pemagangan kognitif cognitive apprenticenship, dan 4 perancah scaffolding
Trianto, 2007: 27. Pada prinsip yang pertama Vygotsky menekankan pentingnya interaksi
sosial, yaitu interaksi individu tersebut dengan orang lain, merupakan faktor terpenting yang mendorong atau memicu perkembangan kognitif seseorang.
Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi umumnya muncul dalam kerjasama antar siswa.
Prinsip kedua dari Vygotsky adalah ide bahwa siswa belajar paling baik apabila berada dalam zona perkembangan proximal mereka, yaitu tingkat
perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan anak saat ini. Prinsip ketiga dari teori Vygotsky adalah menekankan pada kedua-duanya,
hakikat sosial dari belajar dan zona perkembangan. Siswa dapat menemukan sendiri solusi dari permasalahan melalui bimbingan dari teman sebaya atau pakar.
Prinsip keempat, Vygotsky memunculkan konsep scaffolding, yaitu memberikan sejumlah besar bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal
pembelajaran, dan kemudian mengurangi bantuan tersebut untuk selanjutnya memberi kesempatan kepada siswa untuk mengambil alih tanggung jawab yang
semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bantuan tersebut dapat berupa bimbingan atau petunjuk, peringatan, dorongan, ataupun yang lainnya.
Prinsip-prinsip teori Vygotsky ini merupakan bagian kegiatan pembelajaran dalam model Creative Problem Solving, melalui kerja kelompok
kecil small discussion. Peran kerja kelompok ini adalah untuk mengembangkan
kemampuan aktual siswa, dengan kerja kelompok maka beberapa ide pemecahan masalah yang didapatkan siswa dapat dikumpulkan kemudian digeneralisasikan
atau disimpulkan secara bersama dalam kelompok itu. Guru berperan sebagai fasilitator yang akan membantu siswa apabila mengalami kesulitan dalam proses
pemecahan masalah.
2.1.2.5 Teori Van Hielle