kondusif. Sewaktu mengerjakan Pretest ini tampak beberapa siswa bertanya jawaban dengan temannya, dan guru menegur supaya mengerjakan sendiri
soal-soal tersebut. Diakhir pelajaran, guru menutup pelajaran dengan memimpin do’a bersama dan memberikan salam.
c. Pengamatan
Penilaian pada tahap pengamatan siklus I ini diperoleh dari hasil pretest siswa, dari pengamatan tersebut akan digambarkan dalam pembahasan beserta
tabel sebagai berikut:
Hasil Pretest
Setelah proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan Pretest untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi teknik pengambilan gambar dengan model pembelajaran yang telah dirancang. Perbandingan hasil nilai belajar siswa antara
indikator tercapai, dan hasil pembelajaran siklus I dapat dilihat sebagai berikut
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Keterangan
Indikator Ketercapaian
Hasil Tes Evaluasi
1. Nilai tertinggi
- 82
2. Nilai terendah
- 62
3. Rata-rata nilai tes
75 74,05
4. Persentase ketuntasan
klasikal 64,70
Sumber data: Perhitungan tes hasil Pretest pada siklus I
Pada siklus I, berdasarkan tabel tersebut nilai tertinggi yaitu 82 dan nilai terendah yaitu 62. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 74,05
dengan ketuntasan belajar klasikal adalah 64,70 siswa yang tuntas sebanyak 22 orang. Dapat disimpulkan bahwa hasil Pretest pada siklus I
masuk dalam kategori cukup atau minimal dan perbaikan akan dilakukan pada siklus II.
d. Refleksi
Siklus I merupakan awal pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dimana proses pembelajaran belum maksimal. Ada
beberapa hal yang masih perlu diperbaiki dari hasil belajar siswa, perbaikan akan dilakukan pada siklus II.
e. Pembahasan siklus I
Kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I dipaparkan sebagai berikut:
1. Kelebihan a Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru.
b Kerjasama dalam kelompok terlaksana dengan sangat baik. c Siswa mendengarkan dengan seksama apa yang telah disampaikan guru.
d Guru sudah dapat mengkondisikan kelas walaupun pada waktu pembentukan kelompok terjadi keramaian.
2. Kekurangan a Beberapa siswa belum dapat mengerjakan sendiri soal tes yang di berikan
guru, masih bertanya dengan teman duduknya. b Keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat belum tampak secara
menyeluruh, hanya siswa yang pandai pada kelompoknya yang berani bertanya kepada guru sedangkan yang lain cenderung diam.
c Guru belum dapat mengkondisikan kelas karena pada waktu pembentukan kelompok terjadi keramaian.
d Penggunan media masih kurang maksimal sehingga beberapa siswa kurang tertarik
Berdasarkan kekurangan pada siklus I, maka akan dilakukan perbaikan pada silklus II. Adapun perbaikannya adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan media power point dilengkapi dengan video pada pembelajaran agar siswa lebih tertarik dan memahami materi yang
disampaikan. 2. Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih berani menyampaikan
pendapat dan bertanya apabila ada yang belum dimengerti. Berdasarkan data diatas pembelajaran kooperatif tipe STAD terlihat
ada kenaikan pada siklus I namun belum mencapai indikator yang telah ditentukan sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II.
4.1.2 Penelitian tahap II Siklus II
Siklus II dengan model pembelajaran koopetatif tipe STAD dilaksanakan selama dua jam pelajaran terdiri dari 2x45 menit. Pelaksanaan siklus II dibagi
menjadi beberapa tahap yaitu
a. Perencanaan
Perencanaan disusun berdasarkan refleksi pada permasalahan yang terdapat pada siklus I. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut: 1 Membuat perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk pedoman
dalam proses pembelajaran dengan menambah media pembelajaran. 2 Menyediakan media dan sumber belajar yang lebih menarik.
3 Guru menyimpulkan materi diakhir pembelajaran.
b. Tindakan
Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Agustus 2013 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Pada siklus II guru membuka pelajaran
dengan memberikan salam, dan presensi siswa, semua siswa hadir dalam pertemuan ini, kemudian guru memberikan pengantar bahwa pada pertemuan
ini mendalami materi yang dianggap belum dikuasai siswa, kemudian guru menjelaskan materi sesuai dengan indikator yang sudah direncanakan pada
Rencana Pelaksanaan pembelajaran RPP dan menjelaskan bagaimana cara kerja model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang akan diterapkan
selama proses pembelajaran. Pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan terdapat pertanyaan
dari siswa yaitu bagian-bagian kamera yang belum dipahami siswa kemudian dibahas oleh guru.
Pelajaran dilanjutkan sesuai dengan pokok bahasan pertemuan kali ini yaitu lanjutan materi teknik pengambilan gambar terhadap suatu objek dan
pergerakan kamera. Pembelajaran kemudian dilanjutkan sesuai model pembelajaran yang direncanakan, yaitu pertama guru menyampaikan materi
dengan media power point yang dilengkapi dengan video yang berkaitan dengan materi pelajaran. Pemaparan materi oleh guru kali ini dapat
menangkap perhatian dan antusis siswa lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Setelah selesai menjelaskan, guru memberikan kesempatan bagi
siswa yang ingin bertanya mengenai materi yang belum dipahami, dan terdapat beberapa siswa yang bertanya, yaitu mengenai perbedaan-perbedaan
teknik dalam pengambilan gambar. Setelah itu guru membentuk kelompok, yaitu dengan menggabungkan siswa 1 meja dengan siswa dimeja
belakangnya untuk meminimalisir kegaduhan dari suara menggeser kursi maupun kegaduhan dari siswa itu sendiri.
Pengelompokan siswa dibagi menjadi 8 kelompok yaitu 6 kelompok beranggota 4 siswa, dan 2 kelompok dengan 5 orang anggota. Soal lembar
kerja kelompok dibagikan untuk semua kelompok untuk kemudian dijawab dengan benar, soal tediri dari 5 butir soal. Tahap diskusi kali ini berjalan
lebih baik dari diskusi sebelumnya, tampak dari siswa yang berantusias mengeluarkan pendapatnya tentang jawaban yang benar terhadap persoalan
yang harus diselesaikan dalam lembar kerja. Rencana awal waktu yang
diberikan untuk mengerjakan lembar kerja kelompok adalah 25 menit, namun ternyata siswa meminta tambahan waktu sehingga guru memberi
toleransi tambahan waktu 5 menit untuk menyelesaikan. Tahap kerja kelompok kali ini mendapatkan perubahan dari siklus I
pada pertemuan pertama, jika pada siklus I mendapatkan 2 TIM SUPER, 3 TIM HEBAT, dan 3 TIM BAIK, maka pada siklus ini memperoleh 3 TIM
SUPER, 3 TIM HEBAT, dan 2 TIM BAIK. Meningkatnya perolehan siswa dengan mampu mencapai predikat TIM SUPER dikarenakan siswa mulai
lebih serius menyimak apa yang disampaikan oleh guru dengan penambahan video, dan siswa mulai mampu bekerjasama dalam kelompok dengan baik.
Pada kerja kelompok tahap kedua ini guru menjanjikan reward berupa bolpoin pada kelompok yang memperoleh predikat TIM SUPER masing-
masing mendapat bolpoin yang akan diberikan pada pertemuan selanjutnya. Tahap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan berkelompok ini
berlangsung dengan lancar, dimana siswa mampu bekerjasama dengan sangat baik dalam melaksanakan kerja kelompok
Selanjutnya guru memberikan soal posttest kepada siswa. Guru bersama peneliti mengawasi siswa yang sedang mengerjakan soal posttest,
pada siklus II ini siswa lebih bisa untuk mengerjakan sendiri soal yang diberikan tanpa bantuan teman dan suasana kelas lebih kondusif
dibandingkan dengan siklus I, tampak keadaan yang tenang dan tidak ada siswa yang terlihat menegok ke temannya untuk bertanya.
Akhir pembelajaran, guru menutup pelajaran dan menyimpulkan materi pada akhir pembelajaran pertemuan ini. Guru menutup pelajaran
dengan memimpin do’a bersama dan memberikan salam.
c. Pengamatan