Alat Pembuat Alur Tanam, Guludan dan Saluran Drainase

18

B. Alat Pembuat Alur Tanam, Guludan dan Saluran Drainase

Menurut Pramuhadi 2005 dalam penelitiannya tentang pengolahan tanah pada budidaya tebu lahan kering, tindakan budidaya tebu optimum diawali dengan kegiatan pengolahan tanah optimum sehingga dihasilkan kondisi fisik tanah optimum. Alat-alat pengolahan tanah yang biasa digunakan untuk penyiapan lahan di areal kebun tebu lahan kering adalah bajak subsoiler, bajak piring, bajak singkal, garu piring dan kair Fauconnier, 1993. Salah satu proses persiapan lahan tanam tebu adalah proses pengkairan. Pengkairan bertujuan membuat alur tanam guludan dengan menggunakan alat kair yang digandengkan pada traktor roda empat. Selain pembuatan guludan dan alur tanam, diperlukan juga pembuatan suatu got sejajar dan got melintang yang nantinya akan berfungsi sebagai saluran drainase. Proses pembuatan saluran drainase ini dikenal dengan nama ditching dengan alat berupa ditcher yang juga digandengkan pada traktor roda empat. Pembuatan saluran drainase ini ditentukan oleh topografi, ukuran petakan dan jenis tanah. Fauconnier 1993 mengatakan bahwa tanaman tebu membutuhkan drainase perakaran yang baik. Bagi daerah-daerah yang bertanah poros dan mempunyai muka air tanah dalam ≥ 1 m, biasanya tidak dijumpai masalah drainase. Muka air tanah yang yang disarankan adalah ± 40 cm dan idealnya 60 cm. Masalah ini biasanya timbul terutama di daerah tanah berat dengan muka air tanah yang dangkal dan daerah yang datar dimana pembuangan air selalu jadi masalah. Karena fungsinya yang penting tersebut maka sangat perlu dibuat sebuah saluran drainase yang baik. Pembuatan saluran drainase ini biasanya dilakukan setelah pengkairan sedangkan pembuatan kairan dilakukan setelah pembajakan kedua atau setelah penggaruan tergantung dari kondisi tanah. Alat-alat yang berhubungan dengan pembuatan alur, guludan maupun saluran drainase yang umum digunakan pada budidaya tanaman tebu di Indonesia, yaitu furrower, rotary ditcher dan ridger. Koga 1988 dalam Pramuhadi 2005 menyebutkan bahwa suatu furrower mempunyai dua buah sayap menyerupai singkal yang berfungsi untuk membuka 19 dan melempar tanah yang terpotong oleh ujung pisau furrower ke sisi sebelah kanan dan kiri. Hasil akhir pekerjaan ini berupa alur tanah dengan gundukan tanah di sisi kanan dan kiri sepanjang alur yang dibentuk oleh furrower. Kelebihan furrower antara lain : a dapat digunakan untuk satu atau lebih alur baris b dapat menggunakan hewan maupun traktor sebagai tenaga penarik c dapat dikombinasikan dengan implemen yang lain d dapat digunakan sebagai alat penyiang. Rotary ditcher merupakan implemen pengeruk tanah yang menggunakan sudu yang diputar oleh tenaga PTO traktor dan ditarik oleh traktor roda empat. Rotary ditcher ini mempunyai beberapa kelebihan, yaitu : - mampu dioperasikan pada lahan yang lebih beragam - saluran yang dihasilkan lebih tepat dan rapi - tidak terjadi penumpukan tanah di kedua sisi saluran - draft traktor lebih kecil - saluran yang dibentuk dapat di tengah maupun di sebelah kiri atau kanan traktor. Disamping itu, rotary ditcher ini juga mempunyai beberapa kekurangan, yaitu : - pemanfaatan PTO memberatkan kerja traktor - perawatan harus lebih intensif karena merupakan bagian yang bergerak - harga relatif lebih mahal - diperlukan maintanance yang lebih intensif sehingga kurang disukai. a b Gambar 2. a Furrower, b Rotary ditcher 20 Ridger mempunyai fungsi untuk membuka alur Smith, 1976. Ada beberapa macam ridger yaitu disk opener, hoe opener, runner opener, lister opener. Smith 1976 mengatakan bahwa alat pembuat alur pada prinsipnya adalah alat perata tanah dan pencetak yang dapat membentuk permukaan tanah dengan tanah yang rata. Prinsip kerja alat pembuat alur adalah mengeruk tanah dan membuangnya ke sisi kanan dan kiri sepanjang alur yang dibuat sehingga akan terbentuk bedengan atau guludan dengan profil yang seragam diseluruh lahan. Alat pembuat alur ini biasa disebut dengan furrower atau ridger.

C. Studi Kelayakan Proyek