Analisis Finansial Pembuatan DILA Sebagai Produk Tambahan

55 proyek berakhir, sehingga usaha pembuatan DILA ini tidak layak untuk dilaksanakan. Dari hasil analisis kriteria kelayakan investasi NPV, net BC ratio, dan payback period dapat disimpulkan bahwa perususahaan pembuat DILA ini tidak layak beroperasi karena akan menghasilkan kerugian.

3. Analisis Nilai Pengganti Switching Value Analysis

Analisis switching value atau nilai pengganti perlu dilakukan untuk melihat kembali kelayakan finansial usaha pembuatan DILA ini jika terjadi perubahan dalam komponen manfaat dan biaya. Namun, untuk kasus pembuatan perusahaan pembuat DILA ini, analisis nilai penggantinya tidak dapat dilakukan karena perusahaan ternyata tidak layak beroperasi berdasarkan perhitungan kriteria kelayakan investasi. Mengingat usaha pembuatan perusahaan pembuat DILA ini tidak layak, maka akan dilakukan suatu trial and error metode coba-coba yaitu dengan cara mengubah harga jual DILA menaikkan sehingga didapatkan batas harga jual minimum yang menjadikan perusahaan pembuat DILA ini menghasilkan keuntungan normal. Keuntungan normal adalah saat NPV bernilai nol, IRR sama dengan discount rate yang digunakan dan net BC ratio sama dengan satu. Dari hasil trial and error, didapatkan bahwa untuk mencapai keuntungan normal, perusahaan pembuat DILA ini harus menaikkan harga jual hingga 22.5 dari harga awal, yaitu menjadi Rp19 682 772 per unit. Tabel cash flow untuk operasional perusahaan dengan keuntungan normal dapat dilihat pada Lampiran 4.

D. Analisis Finansial Pembuatan DILA Sebagai Produk Tambahan

Terdapat dua alternatif yang akan dibahas pada penelitian ini berkaitan dengan pembuatan DILA sebagai produk tambahan. Alternatif yang pertama adalah apabila ada sebuah pabrik gula atau perkebunan tebu yang akan memproduksi DILA ini sendiri. Maka biaya yang dikeluarkan akan lebih rendah dibandingkan jika membeli dari perusahaan pembuat DILA. Biaya produksi DILA per unit dapat dilihat pada Lampiran 5. 56 Sedangkan alternatif yang kedua adalah apabila ada sebuah perusahaan alat dan mesin pertanian yang ingin memproduksi DILA ini sebagai produk tambahan. Hal ini berarti perusahaan tidak lagi mengeluarkan investasi berupa tanah, bangunan, dan lain-lain karena dianggap perusahaan ini telah memiliki semuanya. Perusahaan hanya mengeluarkan biaya untuk membeli alat dan mesin produksi sejumlah Rp 5 560 000. Selain itu, pada kasus kedua ini akan diperhitungkan nilai royalti. Royalti adalah sejumlah persenan yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak penemu alat atau pihak yang telah memiliki hak paten alat tersebut. Royalti ini nanti akan dibagi antara penemu alat, instansi pemilik alat dan tempat alat pertama kali dibuat. Tidak ada patokan khusus dalam penentuan besarnya nilai royalti yang harus diberikan. Oleh karena itu, dalam kasus ini diasumsikan nahwa perusahaan hanya akan memberikan 5 dari keuntungan manfaat bersih sebagai royalti. Cash flow untuk alternatif ini dapat dilihat pada Lampiran 6. Dari cash flow pada Lampiran 6, pada discount rate 16, harga jual Rp15 253 909 dan jumlah produk terjual tetap 12 unit per tahun didapatkan nilai NPV sebesar Rp 7 204 224 yang berarti proyek layak untuk dilaksanakan. Perhitungan nilai IRR menghasilkan angka 29 yang jauh lebih besar dari discount rate yang digunakan 16. Oleh karena itu, proyek dianggap layak beroperasi karena akan menghasilkan keuntungan. Sedangkan untuk nilai net BC ratio sendiri didapatkan nilai yang lebih besar dari 1 yaitu 1.011. Hal ini juga menunjukkan bahwa usaha pembuatan DILA sebagai produk tambahan. Untuk perhitungan payback period sendiri, didapatkan bahwa aliran kas pada tahun ketiga beroperasi sudah positif. Berarti pada tahun kedua menuju tahun ketiga, usaha sudah dapat mengembalikan modal investasi. Jika dibandingkan dengan analisis finansial perusahaan pembuat DILA kasus pertama, maka produksi DILA sebagai produk tambahan pada perusahaan alat dan mesin pertanian yang telah beroperasi kasus kedua ini jauh lebih menguntungkan. Oleh karena itu, dibandingkan membuat sebuah perusahaan pembuat DILA baru, lebih baik jika DILA ini dijadikan produk tambahan pada perusahaan lain yang telah berproduksi sebelumnya. 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada perusahaan pembuat DILA baik dari aspek finansial maupun non finansial, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Perusahaan pembuat DILA ini layak dilaksanakan berdasarkan penilaian aspek pasar, teknis dan manajemen. Hal ini ditunjukkan dengan tersedianya pasar yang luas mengingat DILA ini baru pertama kali diproduksi, manajemen pengelolaan perusahaannya juga sederhana, terciptanya lapangan kerja, serta kemudahan penggunaan teknologi dalam proses produksinya. 2. Perusahaan pembuat DILA ini tidak layak beroperasi karena hasil analisis finansial kriteria kelayakan investasi pada discount rate 16 menghasilkan NPV sebesar Rp – 262 645 881, Net BC ratio sebesar 0.771, dan Payback period lebih dari 10 tahun umur proyek. 3. Dengan kenaikkan harga jual minimal 22.5 dari harga awal akan membuat perusahaan pembuat DILA ini menjadi layak untuk beroperasi. 4. Alternatif pembuatan DILA dalam skala kecil sesuai kebutuhan akan mengeluarkan biaya yang lebih sedikit dibandingkan membeli DILA yang sudah jadi. 5. Alternatif menjadikan DILA sebagai produk tambahan pada perusahaan pembuat alat dan mesin pertanian yang telah beroperasi menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 7 204 224, IRR 29, BC ratio 1.001 dan payback period pada tahun ketiga dengan discount rate 16.