49
1. Arus Tunai Cash flow
Arus tunai cash flow pada perusahaan pembuat DILA ini dimulai pada tahun ke-nol yaitu pada saat perusahaan mulai melakukan investasi berupa alat-
alat produksi, sarana transportasi, dan lain-lain. Arus tunai pada tahun ke-nol seluruhnya adalah arus keluar outflow, karena pada tahun ke-0 tersebut
perusahaan belum mulai berproduksi. Dalam perhitungan arus tunai ini diasumsikan bahwa semua manfaat
inflow maupun biaya outflow selama umur proyek adalah tetap. Sedangkan umur proyek ditetapkan 10 tahun, karena mengikuti umur ekonomis alat dan
mesin produksi yang merupakan komponen terpenting dalam proses produksi DILA. Alat dan mesin produksi sendiri sebenarnya memiliki umur ekonomis
beragam antara 3-5 tahun. Namun, jika umur proyek hanya 5 tahun, belum terlihat arus kas masuk dan keluar yang stabil. Oleh karena itu, diambil umur proyek 10
tahun, yaitu dengan asumsi perusahaan melakukan sekali reinvestasi pada sarana produksi pentingnya , yaitu pada tahun keenam.
Arus tunai ini terdiri dari arus masuk atau manfaat inflow dan arus keluar atau biaya outflow. Cash flow perusahaan pembuat DILA ini dapat dilihat
pada Lampiran 3.
a. Arus Manfaat Arus Masuk Inflow
Pada perusahaan pembuat DILA ini, arus manfaat seluruhnya didapatkan dari hasil penjualan. Beberapa tambahan untuk arus manfaat ini antara lain berasal
dari pinjaman bank dan akumulasi nilai sisa di akhir proyek. Manfaat yang berupa hasil penjualan didapatkan dengan mengalikan
jumlah DILA yang terjual dengan harga jual. Satu unit DILA pembuat saluran drainase pada budidaya tebu lahan kering ini dijual dengan harga Rp15 253 909
dan dengan jumlah produksi yang tetap sejumlah 12 unit per tahun, maka diperoleh nilai manfaat sebesar Rp 183 046 906 per tahun. Nilai manfaat ini
diasumsikan sama dalam setiap tahunnya selama umur proyek 10 tahun.
50 Selain dari hasil penjualan, arus manfaat bisa berasal dari pinjaman bank.
Karena asumsi bahwa perusahaan ini didirikan dengan modal sendiri, maka tidak ada arus manfaat yang berasal dari pinjaman bank.
Tambahan pada arus manfaat ini juga bisa didapatkan dari akumulasi nilai sisa pada akhir umur proyek. Nilai sisa merupakan nilai asset perusahaan yang
tidak habis selama umur proyek dan masih memiliki nilai ekonomis. Pada perusahaan pembuat DILA ini, seluruh asset yang mengalami
penyusutan saat umur ekonomisnya habis, diasumsikan mempunyai nilai sisa 10 dari harga awal pembeliannya. Alat dan mesin produksi, serta sarana transportasi
memiliki umur ekonomis 10 tahun dan asumsi nilai sisanya sama dengan 10 dari harga awal pembeliannya. Perhitungan nilai sisa asset pada perusahaan DILA
ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Penyusutan dan nilai sisa asset tiap tahun hingga akhir proyek
Keterangan Nilai Beli Rp
Umur tahun
Penyusutan Per tahun Rp
Nilai Sisa Rp
Alat dan mesin produksi 4 525 000
5 905 000
452 500 Handtools
1 135 000 3
378 333 113 500
Perlengkapan Kantor 5 400 000
5 1 080 000
540 000 Kendaraan
52 000 000 10
5 200 000 5 200 000
Reinvestasi Alat dan Mesin Produksi
4 525 000 5
905 000 452 500
Handtools 1 135 000
3 378 333
113 500 Perlengkapan Kantor
5 400 000 5
1 080 000 540 000
Reinvestasi handstools
1 135 000 3
378 333 113 500
Reinvestasi Handtools
1 135 000 3
378 333 113 500
Total Nilai Sisa=
7 639 000
51
b. Arus Biaya Arus Keluar Outflow