Perhitungan Nilai Sisa Residual Value Analisis Nilai Pengganti Switching Value Analysis Asumsi-Asumsi Dasar

28 - Jika BC ≥ 1, maka proyek layak untuk dilaksanakan - Jika BC 1, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan.

d. Pay-back Period periode pengembalian

Pay-back period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal suatu investasi, dihitung dari aliran kas bersih net. Aliran kas bersih adalah selisih pendapatan revenue terhadap pengeluaran expenses per tahun. Pay-back period biasanya dinyatakan dalam jangka waktu per tahun. Pay-back period ini dapat dihitung dengan rumus : I V P  ......................................................4 dimana : P = waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi V = jumlah modal investasi I = Manfaat bersih rata-rata per tahun per periode Semakin cepat modal investasi dikembalikan, maka semakin baik usaha proyek tersebut.

2. Perhitungan Nilai Sisa Residual Value

Menurut Gittinger 1986 dalam suatu kegiatan investasi, tidak semua biaya modal habis digunakan selama periode rencana investasi, sehingga tersisa satu nilai yang disebut nilai sisa residual value. Nilai sisa dihitung pada saat proyek berakhir berdasarakan perhitungan penyusutan depresiasi asset per tahun sesuai dengan perkiraan umur ekonomisnya. Soeharto 1998 mendefinisikan nilai sisa sebagai harga penjualan asset pada akhir umur penyusutan depresiasi. Umumnya, untuk memudahkan perhitungan, nilai sisa dianggap sama dengan nol. Metode penyusutan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode garis lurus straight line depreciation. Metode garis lurus ini adalah 29 metode yang mengasumsikan bahwa penyusutan merata sepanjang periode asset masih berfungsi Soeharto, 1998.

3. Analisis Nilai Pengganti Switching Value Analysis

Analisis sensitivitas dapat dilakukan dengan mengubah satu unsur atau mengkombinasikan perubahan beberapa unsur dan menentukan pengaruh perubahan tersebut pada hasil semula. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis nilai pengganti switching value yang merupakan bagian dari analisis sensitivitas yaitu dengan melakukan perubahan pada beberapa parameter penting, antara lain kenaikan harga bahan baku pembuatan DILA yang tentunya akan menaikkan biaya operasional dan penurunan harga jual produk yang juga akan mempengaruhi pemasukan perusahaan. Dari hasil yang didapatkan nantinya akan diketahui sejauh mana ketahanan proyek dapat berjalan seiring dengan perubahan- perubahan yang terjadi. Dengan melakukan analisis nilai pengganti ini akan didapatkan nilai keuntungan normal, yaitu saat NPV bernilai nol, IRR sama dengan discount rate yang digunakan, dan BC ratio sama dengan satu.

4. Asumsi-Asumsi Dasar

Berikut adalah asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam perhitungan analisis finansial: 1. Biaya investasi, yaitu biaya pembelian mesin dan alat produksi, alat- alat kantor dan lain-lain dikeluarkan pada tahun ke-nol. 2. Seluruh data fisik yang digunakan dalam analisis ini adalah data yang berlaku pada saat penelitian berlangsung yaitu dari bulan Maret hingga Mei 2006. 3. Umur proyek mengikuti dua kali umur ekonomis mesin dan alat produksi yaitu 10 tahun dengan catatan mesin produksi utama mengalami reinvestasi pada tahun keenam, karena alat dan mesin produksi ini merupakan komponen yang penting dalam produksi DILA. 30 4. Diasumsikan pada tahun pertama, perusahaan sudah berproduksi dan mulai menjual produk untuk waktu penuh. 5. Nilai manfaat dan biaya selama umur proyek diasumsikan tetap. Perubahan yang terjadi akan diperhitungkan dalam analisis nilai pengganti switching value. 6. Discount rate bunga bank yang digunakan sebesar 16. Nilai ini didapatkan berdasarkan pada tingkat suku bunga rata-rata peminjamankredit dari bank umum di Indonesia tahun 2006, yaitu sebesar 16. 7. Sumber modal seluruhnya adalah milik sendiri. 8. Besarnya pajak penghasilan ditentukan berdasarkan kriteria pajak dalam pasal 17 UU RI tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga Atas UU no. 7 tahun 1983. Penghasilan bersih 50 juta rupiah per tahun dikenakan pajak sebesar 10, penghasilan bersih antara 50 – 100 juta rupiah per tahun dikenakan pajak 15 , dan penghasilan bersih 100 juta rupiah per tahun dikenakan pajak 30. Sedangkan Pajak Pertambahan Nilai PPN adalah 10 karena DILA ini bukan termasuk barang mewah. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. ASPEK PASAR, TEKNIS DAN MANAJEMEN

Penelitian yang dilakukan ini cukup luas, mencakup hampir semua aspek penting yang harus dimiliki dan diketahui sebelum memulai sebuah usaha. Proyek pendirian perusahaan pembuat DILA ini direncanakan karena prospek penjualannya yang meyakinkan mengingat alat ini merupakan sebuah produk baru yang sangat bermanfaat dan membantu proses budidaya tanaman tebu. Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah menyusun suatu studi kelayakan usaha produksi DILA dilihat dari berbagai aspek, yang nantinya akan menunjukkan apakah usaha ini layak atau tidak layak. Selain perencanaan pendirian perusahaan pembuat DILA yang baru kasus pertama, juga hendak dianalisis kemungkinan pengembangan DILA ini sebagai produk tambahan pada perusahaan alat dan mesin pertanian yang telah berproduksi sebelumnya kasus kedua. Pada kasus yang pertama pendirian perusahaan pembuat DILA yang baru ada begitu banyak hal yang harus dianalisis mengingat bahwa ini adalah suatu usaha yang menginvestasikan dana yang cukup besar. Hal-hal yang dianalisis mencakup beberapa aspek. Aspek pertama adalah aspek pasar yang merupakan aspek terpenting dalam memulai suatu usaha. Keadaan pasar yang baik tentunya akan menguntungkan dalam memulai suatu usaha. Beberapa hal yang dianalisis dalam aspek pasar ini adalah tentang permintaan dan penawaran produk, serta tentang program pemasaran produk, termasuk didalamnya kapasitas pemasaran jumlah produksi, sasaran pemasaraan konsumen serta standar harga yang berlaku dan pola distribusi produk. Aspek berikutnya adalah aspek teknis yang juga tak kalah pentingnya dari aspek pasar, karena dalam analisis aspek teknis ini tercakup hal-hal yang berkaitan dengan berjalanannya operasioanl perusahaan. Beberapa hal yang dianalisis dalam aspek teknis adalah penilaian lokasi usaha, komponen dan sarana fisik perusahaan seperti bangunan, kendaraan, fasilitas listrik dan lain-lain. Selain