42
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pola Persukuan Gangguan Berbahasa Gagap pada Anak Usia Dua Belas sampai Delapan Belas Tahun di Kecamatan Medan Helvetia
4.1.1 Suku kata
Setiap kata yang diucapkan pada umumnya dibangun oleh bunyi-bunyi bahasa baik berupa bunyi vokal maupun bunyi konsonan. Kata yang dibangun
dapat terdiri atas satu segmen atau lebih. Dalam kajian fonologi segmen itu disebut suku kata. Setiap suku kata paling tidak terdiri atas sebuah bunyi atau
merupakan gabungan antara bunyi vokal dan konsonan. Bunyi vokal di dalam suku kata merupakan puncak penyaringan
sedangkan bunyi konsonan bertindak sebagai lembah suku. Dalam sebuah suku kata hanya ada sebuah puncak suku dan puncak ini ditandai dengan bunyi vokal.
Lembah suku yang ditandai dengan bunyi konsonan yang berada di depan bunyi belakang bunyi konsonan Muslich, 2008: 73.
Jumlah suku kata dalam sebuah kata dapat dihitung dengan melihat jumlah bunyi vokal yang ada dalam kata itu. Dengan demikian jika ada kata yang berisi
tiga buah bunyi vokal maka dapat ditentukan bahwa kata itu terdiri atas tiga suku kata saja Muslich, 2008: 74.
Universitas Sumatera Utara
43
4.1.2. Pola suku kata
Kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas satu suku kata atau lebih, misalnya ban, bantu, membantu, memperbantukan. Panjangnya suku kata, wujud
suku yang membentuknya mempunyai struktur dan kaidah pembentukan yang sederhana. Muslich, 2008: 74, membagi struktur dan kaidah pembentukan suku
kata yang sederhana. Jenis-jenis pola persukuan itu, antara lain: 1.Suku kata berpola V, suku kata ini dibangun oleh sebuah bunyi vokal.
Contoh: a. a+ mal b. a + ku
2. Suku kata berpola KV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi yang diawali konsonan lalu vokal.
Contoh : a. pa + sar b. si + ku
3. Suku kata berpola VK, suku ini dibangun oleh bunyi yang diawalivokal lalu konsonan.
Contoh : a. ar + ti b. em + ber
4. Suku kata yang berpola KVK, suku ini dibangun oleh satu konsonan, satu vokal, dan satu konsonan.
Contoh : a. pak + sa b. tam+ pak
5. Suku kata yang berpola KKV, suku ini dibangun oleh dua konsonan, satu vokal.
Universitas Sumatera Utara
44 Contoh :a. dra + ma
b. slo + gan 6. Suku kata yang berpola KKVK, suku ini dibangun oleh dua konsonan satu
vokal, dan satu konsonan. Contoh : a. trak + tor
b. prak + tis 7. Suku kata yang berpola KKVKK, suku ini dibangun oleh dua konsonan, satu
vokal, dan dua konsonan. Contoh : a. kom + pleks
8. Suku kata yang berpola KVKK, suku ini dibangun oleh satu konsonan, satu vokal, dan dua konsonan.
Contoh : a. teks + til 9. Suku kata yang berpola KKKV, suku ini dibangun oleh tiga konsonan, dan satu
vokal. Contoh : a. stra + te + gi
b. stra + ta 10. Suku kata yang berpola KKKVK, suku ini dibangun oleh tiga konsonan, satu
vokal, dan satu konsonan. Contoh : a. struk + tur
11. Suku kata yang berpola KVKKK, suku ini dibangun oleh satu konsonan, satu vokal, dan tiga konsonan.
Contoh : a. korps = KVKKK
Universitas Sumatera Utara
45 Tetapi pola persukuan yang dimiliki oleh penderita gagap berbeda dengan
yang dipaparkan oleh Muslich, 2008: 74. Jenis-jenis pola persukuan itu, antara lain:
1. Nama : Sigit Prabowo SP
Usia : 14 Tahun
Pekerjaan : Siswa Menderita gagap sudah 9 Tahun.
1. Selamat siang mbak Kata selamat menjadi se-lamat
Suku kata pada data 1 kata berpola KV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan dan sebuah bunyi vokal.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KV juga ada tetapi dibentuk secara normal se-lamat, dalam hal ini perbedaan data 1 di atas menjadi
selamat dibentuk karena adanya selaan pemberhentian sejenak karena lupa apa yang akan disebutkan, setelah beberapa detik mengingat baru disebutkan.
2. Nama aku sigit Kata sigit menjadi si-git
Suku kata pada data 2 berpola KV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan dan sebuah bunyi vokal.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KV juga ada tetapi dibentuk secara normal si-git, dalam hal ini perbedaan data 2 di atas dibentuk
Universitas Sumatera Utara
46 karena adanya selaan pemberhentian sejenak karena lupa apa yang akan
disebutkan, setelah beberapa detik mengingat baru disebutkan.
3. Sigit septiawan Kata septiawan menjadi sep-tiawan
Suku kata pada data 3 berpola KVK, suku ini dibangun oleh satu bunyi konsonan, satu bunyi vokal, dan satu bunyi konsonan.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KVK juga ada tetapi dibentuk secara normal sep-tiawan, dalam hal ini perbedaan data 3 di atas
menjadi septiawan dibentuk karena adanya selaan pemberhentian sejenak karena lupa apa yang akan disebutkan, setelah beberapa detik mengingat baru
disebutkan.
4. Di medan Kata medan menjadi me-dan
Suku kata pada data 4 berpola KV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan dan sebuah bunyi vokal.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KV juga ada tetapi dibentuk secara normal me-dan, dalam hal ini perbedaan data 4 di atas menjadi
medan dibentuk karena adanya selaan pemberhentian sejenak karena lupa apa yang akan disebutkan, setelah beberapa detik mengingat baru disebutkan.
Universitas Sumatera Utara
47 5. Tanggal tiga belas
Kata tanggal menjadi tang-gal Suku kata pada data 5 berpola KVKK, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan dua bunyi konsonan. Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KVKK juga ada sama
seperti yang digunakan SP yang dibentuk kata tang-gal tetapi perbedaan SP dengan orang normal dilihat dari cara intonasi yang diucapkan, SP dalam
mengucapkan kata tersebut tidak lancar melainkan berhenti sejenak terlihat pada data 5.
6. Bullan satu dua rubu satu Kata bullan menjadi bul-lan
Suku kata pada data 6 berpola KVK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan sebuah bunyi konsonan.
Secara normal pembentukan kata bulan dalam bahasa Indonesia berpola KV-KVK. Karena itu dibentuk dari satu konsonan dan satu vokal yang diikuti
satu konsonan, satu vokal, dan satu konsonan. Penderita gagap SP membentuk kata itu menjadi bul-lan yaitu KVK-KVK pembentukan kata itu benar-benar
berbeda dengan penutur normal bahasa Indonesia, sehingga penulis dapat mengatakan bahwa SP membentuk pola persukan sendiri dari KV- KVKmenjadi
KVK-KVK.
Universitas Sumatera Utara
48 7. Jalan setia luhur
Kata jalan menjadi ja-lan Suku kata pada data 7 kata berpola KV, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan dan sebuah bunyi vokal. Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KV juga ada tetapi
dibentuk secara normal ja-lan, dalam hal ini perbedaan data 7 di atas menjadi jalan dibentuk karena adanya selaan pemberhentian sejenak karena lupa apa
yang akan disebutkan, setelah beberapa detik mengingat baru disebutkan.
8. Nomor satu jutuh empat Kata nomor menjadi no-mor
Suku kata pada data 8 berpola KV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan dan sebuah bunyi vokal.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KV juga ada tetapi dibentuk secara normal no-mor, dalam hal ini perbedaan data 8 di atas menjadi
nomor dibentuk karena adanya selaan pemberhentian sejenak karena lupa apa yang akan disebutkan, setelah beberapa detik mengingat baru disebutkan.
9. Tinggal sama nenek Kata tinggal menjadi ting-gal
Suku kata pada data 9 berpola KVKK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan dua bunyi konsonan.
Universitas Sumatera Utara
49 Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KVKK juga ada
tetapi dibentuk secara normal ting-gal, dalam hal ini perbedaan data 9 di atas menjadi tinggal dibentuk karena adanya selaan pemberhentian sejenak
karena lupa apa yang akan disebutkan, setelah beberapa detik mengingat baru disebutkan.
10. Dua bersaudara Kata bersaudara menjadi ber-saudara
Suku kata pada data 10 berpola KVK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan sebuah bunyi konsonan.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KVK juga ada tetapi dibentuk secara normal ber-saudara, dalam hal ini perbedaan data 10 di atas
menjadi bersaudara dibentuk karena adanya selaan pemberhentian sejenak karena lupa apa yang akan disebutkan, setelah beberapa detik mengingat baru
disebutkan.
11. Sekolah ammaluhur Kata ammaluhur menjadi am-maluhur
Suku kata pada data 11 berpola VK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi vokal dan sebuah bunyi konsonan.
Secara normal pembentukan kata ama-luhur dalam bahasa Indonesia berpola VKV-KVKVK, dibentuk dari satu vokal, satu konsonan, dan satu vokal
yang diikuti satu konsonan, satu vokal, satu konsonan, satu vokal, dan satu
Universitas Sumatera Utara
50 konsonan. Penderita gagap SP membentuk kata itu menjadi am-maluhur yaitu
VK-KVKVKVK pembentukan kata itu benar-benar berbeda dengan penutur normal bahasa Indonesia, sehingga penulis dapat mengatakan bahwa SP
membentuk pola persukan sendiri dari VKV-KVKVR menjadi VK-KVLVKVK.
12. Kelas tujuh SMP Kata tujuh menjadi tu-juh
Suku kata pada data 12 berpola KV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan dan sebuah bunyi vokal.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KV juga ada tetapi dibentuk secara normal tu-juh, dalam hal ini perbedaan data 12 di atas menjadi
tujuh dibentuk karena adanya selaan pemberhentian sejenak karena lupa apa yang akan disebutkan, setelah beberapa detik mengingat baru disebutkan.
13. Iya ngerasa gagap Kata ngerasa menjadi nge-rasa
Suku kata pada data 13 berpola KKV, suku ini dibangun oleh dua bunyi konsonan dan sebuah bunyi vokal.
Pada pertuturan biasa bahasa yang digunakan adalah merasa tetapi penderita gagap tersebut menggunakan kata ngerasa, tetapi juga diperhatikan kata
ngerasa pada pertuturan bahasa Indonesia adalah nge-rasa tetapi pertuturan yang digunakan penderita gagap pada data 13 adalah ngerasa, pertuturan antara
orang normal dan gagap sama, tetapi bedanya penderita gagap dalam
Universitas Sumatera Utara
51 pengucapannya terdapat selaan atau berhenti sampai mengingat apa yang ingin
diungkapkan oleh SP.
14. Sejak dulu sudah lama Kata sejak menjadi se-jak
Suku kata pada data 14 berpola KV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan dan sebuah bunyi vokal.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KV juga ada tetapi dibentuk secara normal se-jak, dalam hal ini perbedaan data 14 di atas menjadi
sejak dibentuk karena adanya selaan pemberhentian sejenak karena lupa apa yang akan disebutkan, setelah beberapa detik mengingat baru disebutkan.
15. Mungkin pelupa Kata mungkin menjadi mung-kin
Suku kata pada data 15 berpola KVKK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan dua bunyi konsonan.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KVKK juga ada tetapi dibentuk secara normal mung-kin, dalam hal ini perbedaan data 15 di atas
menjadi mungkin dibentuk karena adanya selaan pemberhentian sejenak karena lupa apa yang akan disebutkan, setelah beberapa detik mengingat baru
disebutkan.
Universitas Sumatera Utara
52 16. Hobi sigit berennang
Kata berennang menjadi beren-nang Suku kata pada data 16 berpola KVKVK, suku ini dibangun oleh
sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal dan sebuah bunyi vokal.
Secara normal pembentukan kata berenang dalam bahasa Indonesia berpola KV-KVKVKK. Karena itu dibentuk dari satu konsonan, satu vokal, satu
konsonan, satu vokal, satu konsonan, satu vokal, dan dua. Penderita gagap SP membentuk kata itu menjadi berennang
yaitu KV-KVKKVKVKKK pembentukan kata itu benar-benar berbeda dengan penutur normal bahasa
Indonesia, sehingga penulis dapat mengatakan bahwa SP membentuk pola persukan sendiri dari KV-KVKVKK menjadi KV-KVKKVKVKKK.
17. Tinggal nenek kandung dan tante Kata nenek menjadi ne-nek
Suku kata pada data 17 berpola KV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan dan sebuah bunyi vokal.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KVKK juga ada tetapi dibentuk secara normal ne-nek, dalam hal ini perbedaan data 17 di atas
menjadi nenek dibentuk karena adanya selaan pemberhentian sejenak karena lupa apa yang akan disebutkan, setelah beberapa detik mengingat baru disebutkan.
Universitas Sumatera Utara
53 18. Iya pengngen punya pacar
Kata pengngen menjadi peng-ngen Suku kata pada data 18 berpola KVKK, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan dua bunyi konsonan. Secara normal pembentukan kata pengen dalam bahasa Indonesia berpola
KV-KKVK. Karena itu dibentuk dari satu konsonan, satu vokal, dua konsonan, satu vokal, satu konsonan. Penderita gagap SP membentuk kata itu menjadi
peng-ngen yaitu KVKK-KKVK pembentukan kata itu benar-benar berbeda
dengan penutur normal bahasa Indonesia, sehingga penulis dapat mengatakan bahwa SP membentuk pola persukan sendiri dari KV-KKVK menjadi KVKK-
KKVK.
19. Maen-maen aja Kata maen menjadi ma-en
Suku kata pada data 19 berpola KV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan dan sebuah bunyi vokal.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KV juga ada tetapi dibentuk secara normal ma-en, dalam hal ini perbedaan data 19 di atas menjadi
maen dibentuk karena adanya selaan pemberhentian sejenak karena lupa apa yang akan disebutkan, setelah beberapa detik mengingat baru disebutkan.
20. Zodiakku aquarius Kata aquarius menjadi aqu-arius
Universitas Sumatera Utara
54 Suku kata pada data 20 berpola KVK, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan sebuah bunyi konsonan. Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KVK juga ada tetapi
dibentuk secara normal aqu-arius, dalam hal ini perbedaan data 20 di atas menjadi aquarius dibentuk karena adanya selaan pemberhentian sejenak
karena lupa apa yang akan disebutkan, setelah beberapa detik mengingat baru disebutkan.
21. Naik sikil Kata naik menjadi na-ik
Suku kata pada data 21 berpola KV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan dan sebuah bunyi vokal.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KV juga ada tetapi dibentuk secara normal na-ik, dalam hal ini perbedaan data 21 di atas menjadi
naik dibentuk karena adanya selaan pemberhentian sejenak karena lupa apa yang akan disebutkan, setelah beberapa detik mengingat baru disebutkan.
22. Rengking tiga lima Kata rengking menjadi reng-king
Suku kata pada data 22 berpola KVKK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan dua bunyi konsonan.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KVKK juga ada tetapi dibentuk secara normal reng-king, dalam hal ini perbedaan data 22 di atas
Universitas Sumatera Utara
55 menjadi rengking dibentuk karena adanya selaan pemberhentian sejenak
karena lupa apa yang akan disebutkan, setelah beberapa detik mengingat baru disebutkan.
23 Pengngen keliling dunia sama nenek Kata penngen menjadi peng-ngen
Suku kata pada data 23 berpola KVKK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan dua bunyi konsonan.
Secara normal pembentukan kata pengen dalam bahasa Indonesia berpola KV-KKVK. Karena itu dibentuk dari satu konsonan, satu vokal, dua konsonan,
satu vokal, satu konsonan. Penderita gagap SP membentuk kata itu menjadi peng-ngen
yaitu KVKK-KKVK pembentukan kata itu benar-benar berbeda dengan penutur normal bahasa Indonesia, sehingga penulis dapat mengatakan
bahwa SP membentuk pola persukan sendiri dari KV-KKVK menjadi KVKK- KKVK.
24 Ingin jadi dokter Kata dokter menjadi dok-ter
Suku kata pada data 22 berpola KVK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan sebuah bunyi konsonan.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KVK juga ada tetapi dibentuk secara normal dok-ter, dalam hal ini perbedaan data 24 di atas menjadi
Universitas Sumatera Utara
56 dokter dibentuk karena adanya selaan pemberhentian sejenak karena lupa
apa yang akan disebutkan, setelah beberapa detik mengingat baru disebutkan. 25. Membantu nenek menyapu rumah
Kata membantu menjadi mem-bantu Suku kata pada data 25 berpola KVK, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan sebuah bunyi konsonan. Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk KVK juga ada tetapi
dibentuk secara normal mem-bantu, dalam hal ini perbedaan data 25 di atas menjadi membantu dibentuk karena adanya selaan pemberhentian sejenak
karena lupa apa yang akan disebutkan, setelah beberapa detik mengingat baru disebutkan.
2. Nama : Citra Cahyani CC
Usia : 18 Tahun
Pekerjaan : Siswa Menderita gagap sudah 15 Tahun.
1 Sososore juga mbak
Kata sosore menjadi soso-sore Suku kata pada data 1 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi vokal.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya berpola KV-KV pada kata so-re
, dalam hal ini perbedaan pola persukuan pada umumnya dalam bahasa
Universitas Sumatera Utara
57 Indonesia dan pola persukuan yang digunakan oleh penderita CC sangat berbeda
karena pola persukuan yang dipakai oleh CC pada data 1 berpola KVKV- KVKV pada kata soso-sore hal tersebut terjadi karena CC merupakan gagap
yang mengulang-ulang kata, sehingga penulis dapat mengatakan bahwa CC membentuk pola persukuan sendiri dari KV-KV menjadi KVKV-KVKV.
2 Iya bibibisa kok
Kata bibibisa menjadi bibi-bisa Suku kata pada data 2 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi vokal.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya berpola KV-KV pada kata so-re
, dalam hal ini perbedaan pola persukuan pada umumnya dalam bahasa Indonesia dan pola persukuan yang digunakan oleh penderita CC sangat berbeda
karena pola persukuan yang dipakai oleh CC pada data 2 berpola KVKV- KVKV pada kata soso-sore hal tersebut terjadi karena CC merupakan gagap
yang mengulang-ulang kata, sehingga penulis dapat mengatakan bahwa CC membentuk pola persukuan sendiri dari KV-KV menjadi KVKV-KVKV.
3 Jajajalan bakti luhur
Kata jajajalan menjadi jaja-jalan
Universitas Sumatera Utara
58 Suku kata pada data 3 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi vokal.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya berpola KV-KVK pada kata jalan
, dalam hal ini perbedaan pola persukuan pada umumnya dalam bahasa Indonesia dan pola persukuan yang digunakan oleh penderita CC sangat berbeda
karena pola persukuan yang dipakai oleh CC pada data 3 berpola KVKV- KVKVK pada kata jaja-jalan hal tersebut terjadi karena CC merupakan gagap
yang mengulang-ulang kata, sehingga penulis dapat mengatakan bahwa CC membentuk pola persukuan sendiri dari KV-KVK menjadi KVKV-KVKVK.
4 Lalalahir di bandung
Kata lalalahir menjadi lala-lahir Suku kata pada data 4 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi vokal.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya berpola KV-KVK pada kata ja-lan
, dalam hal ini perbedaan pola persukuan pada umumnya dalam bahasa Indonesia dan pola persukuan yang digunakan oleh penderita CC sangat berbeda
karena pola persukuan yang dipakai oleh CC pada data 4 berpola KVKV-KVKVK pada kata jaja-jalan hal tersebut terjadi karena CC merupakan
gagap yang mengulang-ulang kata, sehingga penulis dapat mengatakan bahwa SP membentuk pola persukuan sendiri dari KV-KVK menjadi KVKV-KVKVK.
Universitas Sumatera Utara
59 5
Tatatanggal tiga belas Kata tatatanggal menjadi tata-tanggal
Suku kata pada data 5 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi
vokal. Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya berpola KVKK-KVK pada
kata tang-gal, dalam hal ini perbedaan pola persukuan pada umumnya dalam bahasa Indonesia dan pola persukuan yang digunakan oleh penderita CC sangat
berbeda karena pola persukuan yang dipakai oleh CC pada data 5 berpola KVKV-KVKKVK pada kata tata-tanggal hal tersebut terjadi karena CC
merupakan gagap yang mengulang-ulang kata, sehingga penulis dapat mengatakan bahwa CC membentuk pola persukuan sendiri dari KVKK-KVK
menjadi KVKV-KVKKVK.
6 Kekekelas 2 SMA
Kata kekekelas menjadi keke-kelas Suku kata pada data 6 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi vokal.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya berpola KV-KVK pada kata ke-las
, dalam hal ini perbedaan pola persukuan pada umumnya dalam bahasa Indonesia dan pola persukuan yang digunakan oleh penderita CC sangat berbeda
karena pola persukuan yang dipakai oleh CC pada data 6 berpola KVKV-
Universitas Sumatera Utara
60 KVKVK pada kata keke-kelas hal tersebut terjadi karena CC merupakan gagap
yang mengulang-ulang kata, sehingga penulis dapat mengatakan bahwa CC membentuk pola persukuan sendiri dari KV-KVK menjadi KVKV-KVKVK.
7. Sesesekolah di darrusalam Kata sesesekolah menjadi sese-sekolah
Suku kata pada data 7 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi
vokal. Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya berpola KV-KV-KVK pada
kata se-ko-lah, dalam hal ini perbedaan pola persukuan pada umumnya dalam bahasa Indonesia dan pola persukuan yang digunakan oleh penderita CC sangat
berbeda karena pola persukuan yang dipakai oleh CC pada data 7 berpola KVKV-KVKVKVK pada kata sese-sekolah hal tersebut terjadi karena CC
merupakan gagap yang mengulang-ulang kata, sehingga penulis dapat mengatakan bahwa SP membentuk pola persukuan sendiri dari KV-KV-KVK
menjadi KVKV-KVKVKVK.
8. Tititinggal sama orangtua Kata tititinggal menjadi titi-tinggal
Suku kata pada data 8 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi
vokal.
Universitas Sumatera Utara
61 Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya berpola KVKK-KVK pada kata
ting-gal , dalam hal ini perbedaan pola persukuan pada umumnya dalam bahasa
Indonesia dan pola persukuan yang digunakan oleh penderita CC sangat berbeda karena pola persukuan yang dipakai oleh CC pada data 8 berpola KVKV-
KVKKVK pada kata titi-tinggal hal tersebut terjadi karena CC merupakan gagap yang mengulang-ulang kata, sehingga penulis dapat mengatakan bahwa
CC membentuk pola persukuan sendiri dari KVKK-KVK menjadi KVKV- KVKKVK.
9. Dua berbersaudara, adek satu Kata berbersaudara menjadi ber-bersaudara
Suku kata pada data 9 berpola KVK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan sebuah bunyi konsonan.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya berpola KVK-KVVKVKV pada kata ber-saudara, dalam hal ini perbedaan pola persukuan pada umumnya
dalam bahasa Indonesia dan pola persukuan yang digunakan oleh penderita CC sama, tetapi ada juga perbedaan dari persukuan tersebut karena pola persukuan
yang dipakai oleh CC pada data 9 berpola KVK-KVKKVVKVKV pada kata ber-bersaudara
hal tersebut terjadi karena CC merupakan gagap yang mengulang-ulang kata, sehingga penulis dapat mengatakan bahwa CC
membentuk pola persukuan sendiri dari KVKK-KVK menjadi KVKV-KVKKVK.
Universitas Sumatera Utara
62 10. Suka mamamaen bola
Kata mamamaen menjadi mama-maen Suku kata pada data 10 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi vokal.
Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya berpola KV-KV pada kata ma-in
, dalam hal ini perbedaan pola persukuan pada umumnya dalam bahasa Indonesia dan pola persukuan yang digunakan oleh penderita CC sangat berbeda
karena pola persukuan yang dipakai oleh CC pada data 10 berpola KVKV- KVKVK pada kata mama-maen hal tersebut terjadi karena CC merupakan
gagap yang mengulang-ulang kata, sehingga penulis dapat mengatakan bahwa CC membentuk pola persukuan sendiri dari KV-KV menjadi KVKV-KVVK.
11. Iya rararajin mengajilah Kata rararajin menjadi rara-rajin
Suku kata pada data 11 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi
vokal. Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya berpola KV-KVK pada kata
ra-jin , dalam hal ini perbedaan pola persukuan pada umumnya dalam bahasa
Indonesia dan pola persukuan yang digunakan oleh penderita CC sangat berbeda karena pola persukuan yang dipakai oleh CC pada data 5 berpola KVKV-
KVKVK pada kata rara-rajin hal tersebut terjadi karena CC merupakan gagap
Universitas Sumatera Utara
63 yang mengulang-ulang kata, sehingga penulis dapat mengatakan bahwa CC
membentuk pola persukuan sendiri dari KV-KVK menjadi KVKV-KVKVK.
12. Tim yangyang ku suka brazil Kata yangyang menjadi yang-yang
Suku kata pada data 12 berpola KVK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi
vokal. Dalam tuturan bahasa Indonesia umumnya, bentuk yang berpola KVK,
tetapi pada data 12 ini menjadi yangyang di temukan pola KVKKVK , sehingga pola yang seharusnya KVK saja harus terbentuk berulang dengan penambahan
pola suku kata yang baru KVKKVK. Pola persukuan yang dibentuk penderita gagap ini benar-benar berbeda dengan penutur bahasa Indonesia yang normal.
13. Ya sususuka ajalah karna bagus Kata sususuka menjadi susu-suka
Suku kata pada data 13 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi
vokal. Bentuk
kata su-ka
sebagai bentuk baku bahasa Indonesia terdiri atas KV- KV yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu vokal, tetapi pada data 13
penderita gagap telah membentuk kata susu-suka yang berpola KVKV-KVKV sebagai unsur pembentuk katanya, sehingga bila dianalisis data 13 menjadi
Universitas Sumatera Utara
64 KVKV-KVKV penderita itu telah membentuk pola persukuan yang sangat
berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia.
14. Iya pernah lililihat punya teman Kata lililihat menjadi lili-lihat
Suku kata pada data 14 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh satu bunyi konsonan, satu bunyi vokal, satu bunyi konsonan, dan satu bunyi vokal.
Bentuk kata
li-hat sebagai bentuk baku bahasa Indonesia terdiri atas KV-
KVK yang dibentuk dari satu bunyi konsonan, dan satu vokal tetapi pada data 14 penderita gagap CC telah membentuk kata lili-lihat yang berpola KVKV
sebagai unsur pembentuk katanya, sehingga bila dianalisis data 14 menjadi KVKV-KVKVK penderita itu telah membentuk pola persukuan yang sangat
berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia.
15. Tapi gak pepepernah ngopek Kata pepepernah menjadi pepe-pernah
Suku kata pada data 15 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, satu bunyi konsonan, dan sebuah bunyi
vokal. Bentuk
kata per-nah
sebagai bentuk baku bahasa Indonesia terdiri atas KVK-KVK yang dibentuk dari satu bunyi konsonan, satu vokal, dan satu bunyi
konsonan tetapi pada data 15 penderita gagap CC telah membentuk kata pepe- per-nah
yang berpola KVKV sebagai unsur pembentuk katanya, sehingga bila
Universitas Sumatera Utara
65 dianalisis data 15 menjadi KVKV-KVKKVK penderita itu telah membentuk
pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia.
16. Pepelajaran sejarah Kata pepepelajaran menjadi pepe-pelajaran
Suku kata pada data 16 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi
vokal. Bentuk
kata pe-la-jaran
sebagai bentuk baku bahasa Indonesia terdiri atas KV-KV-KVKVK yang dibentuk dari satu bunyi konsonan, dan satu vokal
tetapi pada data 16 penderita gagap CC telah membentuk kata pepe-pelajaran yang berpola KVKV sebagai unsur pembentuk katanya, sehingga bila dianalisis
data 16 menjadi KVKV-KVKVK penderita itu telah membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia.
17. Yang gak ku suka matmatmatematika Kata matmatmatematika menjadi matmat-matematika
Suku kata pada data 17 berpola KVKKVK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dua bunyi konsonan sebuah bunyi
vokal, dan sebuah bunyi konsonan. Bentuk kata mate-matika sebagai bentuk baku bahasa Indonesia terdiri
atas KVKV-KVKVKV yang dibentuk dari satu bunyi konsonan, satu bunyi vokal,
Universitas Sumatera Utara
66 satu bunyi konsonan dan satu vokal tetapi pada data 17 penderita gagap CC
telah membentuk kata mama-matematika yang berpola KVKV sebagai unsur pembentuk katanya, sehingga bila dianalisis data 17 menjadi KVKV-
KVKVKVKVKV penderita itu telah membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia.
18. Karna susah berberhitung Kata berberhitung menjadi ber-berhitung
Suku kata pada data 18 berpola KVK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan sebuah bunyi konsonan.
Pola umum bentuk kata ber-hitung sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri atas KVK-KVKVK yang dibentuk dari satu bunyi konsonan, satu vokal,
dan satu konsonan tetapi pada data 18 penderita gagap CC telah membentuk kata ber-berhitung yang berpola KVK sebagai unsur pembentuk katanya,
sehingga bila dianalisis data CC menjadi KVK-KVKKVKVK penderita itu telah membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur
normal bahasa Indonesia walaupun unsur pembentuknya sama ketika dianalisis data 18 terdapat juga perbedaannya yakni KVK-KVKVK menjadi KVK-
KVKKVKVK.
19. Pengen jadi pepepenyanyi Kata pepepenyanyi menjadi pepe-penyanyi
Universitas Sumatera Utara
67 Suku kata pada data 19 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, dan sebuah bunyi vokal. Pola umum bentuk kata pe-nyanyi sebagai bentuk bahasa Indonesia
terdiri atas KV-KVKV yang dibentuk dari satu bunyi konsonan, satu vokal, dan satu konsonan tetapi pada data 19 penderita gagap CC telah membentuk kata
pepe-penyanyi yang berpola KVKK sebagai unsur pembentuk katanya, sehingga
bila dianalisis data 19 menjadi KVKK-KVKVKV penderita itu telah membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal
bahasa Indonesia.
20. Kakakarna mendidik bisa dibilianglah Kata kakakarna menjadi kaka-karna
Suku kata pada data 20 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi
vokal. Bentuk
kata kar-na
sebagai bentuk baku bahasa Indonesia terdiri atas KVK-KV yang dibentuk dari satu bunyi konsonan, satu bunyi vokal, dan satu
bunyi konsonan tetapi pada data 20 penderita gagap CC telah membentuk kata kaka-karna
yang berpola KVKV sebagai unsur pembentuk katanya, sehingga bila dianalisis data di atas menjadi KVKV-KVKKV penderita itu telah membentuk
pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
68 21. Rererengking empat
Kata rererengking menjadi rere-rengking Suku kata pada data 21 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi vokal.
Bentuk kata
reng-king sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri atas KVK-
KVK yang dibentuk dari satu bunyi konsonan, satu bunyi vokal, dan satu bunyi konsonan tetapi pada data 21 penderita gagap CC telah membentuk kata rere-
rengking yang berpola KVKV sebagai unsur pembentuk katanya, sehingga bila
dianalisis data 21 menjadi KVKV-KVKKVK penderita itu telah membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal
bahasa Indonesia.
22. Kekekemana pun jadilah, asal hati senang Kata kekemana menjadi ke-kemana
Suku kata pada data 22 berpola KV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi vokal.
Bentuk kata
ke-mana sebagai bentuk baku bahasa Indonesia terdiri atas
KV-KVKV yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu vokal tetapi pada data 22 penderita gagap CC telah membentuk kata keke-kemana yang berpola
KVKV sebagai unsur pembentuk katanya, sehingga bila dianalisis data 22 menjadi KVKV-KVKVKV penderita itu telah membentuk pola persukuan yang
sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
69 23 Sususuka juga baca buku
Kata sususuka menjadi susu-suka Suku kata pada data 23 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, dan sebuah bunyi vokal. Bentuk
kata su-ka
sebagai bentuk baku bahasa Indonesia terdiri atas KV- KV yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu vokal, tetapi pada data 13
penderita gagap telah membentuk kata susu-suka yang berpola KVKV-KVKV sebagai unsur pembentuk katanya, sehingga bila dianalisis data 23 menjadi
KVKV-KVKV penderita itu telah membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia.
24 Kakakalau di videokan jadi lucu
Kata kakakalau menjadi kaka-kalau Suku kata pada data 24 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi vokal.
Bentuk kata
ka-lau sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri atas KV-
KVV yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi vokal, tetapi pada data 24 penderita gagap CC telah membentuk kata kaka-kalau yang berpola
KVKV sebagai unsur pembentuk katanya, sehingga bila dianalisis data di 24 menjadi KVKV-KVKVV penderita itu telah membentuk pola persukuan yang
sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
70 25 Pepepengen bahagiain mama
Kata pepepengen menjadi pepe-pengen Suku kata pada data 25 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi vokal.
Bentuk kata
pe-ngen sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri atas KV-
KVK yang dibentuk dari satu bunyi konsonan, satu bunyi vokal, dan satu bunyi konsonan tetapi pada data 25 penderita gagap CC telah membentuk kata pepe-
pengen yang berpola KVKV sebagai unsur pembentuk katanya, sehingga bila
dianalisis data 25 menjadi KVKV-KVKVK penderita itu telah membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa
Indonesia.
3. Nama : Ayu Puspitasari HV
Usia : 18 Tahun
Pekerjaan : Siswa Menderita gagap sudah 4 Tahun.
1 . Ssssore juga mbak
Kata ssssore menjadi sssso-re Suku kata pada data 1 berpola KKKV, suku ini dibangun oleh tiga
bunyi konsonan. Bentuk
kata so-re
sebagai bentuk baku bahasa Indonesia terdiri atas KV- KV yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi vokal tetapi pada data
Universitas Sumatera Utara
71 1 penderita gagap HV telah membentuk kata sssso-re yang berpola KKKK
sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang digunakan orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang digunakan orang normal
sehingga bila dianalisis data di atas menjadi KKKKV-KV penderita gagap HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat berbeda
dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia yakni KV-KV menjadi KKKKV-KV .
2 . Iiiiya boleh saja bos
Kata iiiiya menjadi iiii-ya Suku kata pada data 2 berpola KKK, suku ini dibangun oleh tiga bunyi
konsonan. Pola umum bentuk kata i-ya sebagai bentuk baku bahasa Indonesia terdiri
atas V-KV yang dibentuk dari satu bunyi vokal tetapi pada data 2 penderita gagap HV telah membentuk kata iiii-ya yang berpola VVVV sebagai unsur
pembentuk katanya, pola persukuan yang digunakan orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang digunakan orang normal sehingga bila
dianalisis data 2 menjadi VVVV-KV penderita gagap HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola
persukuan penutur normal bahasa Indonesia yakni V-KV menjadi VVVV-VK.
3 . Jaaaalan gatot subroto gang budi
Kata jaaaalan menjadi jaaaa-lan
Universitas Sumatera Utara
72 Suku kata pada data 3 berpola KVVVV, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, dan empat bunyi vokal. Pola umum bentuk kata ja-lan sebagai bentuk baku bahasa Indonesia
terdiri atas KV-KVK yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi vokal tetapi pada data 3 penderita gagap HV telah membentuk kata jaaaa-lan
yang berpola KVVVV sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang digunakan orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang
digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 3 menjadi KVVVV-KVK penderita gagap HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola
persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia yakni KV-KVK menjadi KVVVV-KVK.
4. Lahir di meeeedan Kata meeedan menjadi meee-dan
Suku kata pada data 4 berpola KVVVV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, dan empat bunyi vokal.
Pola umum bentuk kata me-dan sebagai bentuk baku bahasa Indonesia terdiri atas KV-KVK yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi
vokal tetapi pada data 4 penderita gagap HV telah membentuk kata meeee-dan yang berpola KVVVV sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang
digunakan orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 4 menjadi KVVVV-KVK
penderita gagap HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola
Universitas Sumatera Utara
73 persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa
Indonesia yakni KV-KVK menjadi KVVVV-KVK.
5. Tiga beeeelas tahun Kata beeelas menjadi beee-las
Suku kata pada data 5 berpola KVVVV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, dan empat bunyi vokal.
Pola umum bentuk kata be-las sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri atas KV-KVK yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi vokal tetapi
pada data 5 penderita gagap HV telah membentuk kata beeee-las yang berpola KVVV sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang digunakan orang
gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 5 menjadi KVVVV-KVK penderita gagap HV
memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia yakni KV-KVK menjadi
KVVVV-KVK.
6. Lahir buuuulan oktober Kata buuuulan menjadi buuuu-lan
Suku kata pada data 6 berpola KVVVV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, dan empat bunyi vokal.
Pola umum bentuk kata bu-lan sebagai bentuk baku bahasa Indonesia terdiri atas KV-KVK yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi
Universitas Sumatera Utara
74 vokal tetapi pada data 6 penderita gagap HV telah membentuk kata buuuu-lan
yang berpola KVVVV sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang digunakan orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang
digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 6 menjadi KVVVV-KVK penderita gagap HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola
persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia yakni KV-KVK menjadi K VVVV-KVK.
7. Ssssama orangtua Kata ssssama menjadi ssssa-ma
Suku kata pada data 7 berpola KKKK, suku ini dibangun oleh empat bunyi konsonan.
Pola umum bentuk kata sa-ma sebagai bentuk baku bahasa Indonesia terdiri atas KV-KV yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi vokal
tetapi pada data 7 penderita gagap HV telah membentuk kata ssssa-ma yang berpola KKKKV sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang
digunakan orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 7 menjadi KKKKV-KV
penderita gagap HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa
Indonesia yakni KV-KV menjadi KKKKV-KV.
Universitas Sumatera Utara
75 8. Keeeelas dua SMP
Kata keeeelas menjadi keeee-las Suku kata pada data 8 berpola KVVV, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, dan empat bunyi vokal. Pola umum bentuk kata ke-las sebagai bentuk baku bahasa Indonesia
terdiri atas KV-KVK yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi vokal tetapi pada data 8 penderita gagap HV telah membentuk kata keeee-las
yang berpola KVVVV sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang digunakan orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang
digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 8 menjadi KVVVV-KVK penderita gagap HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola
persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia yakni KV-KVK menjadi KVVVV-KVK.
9. Ilmu tennnntang sosial Kata tennnntang menjadi tennnn-tang
Suku kata pada data 9 berpola KVKKKK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, satu bunyi vokal, dan empat bunyi konsonan.
Pola umum bentuk kata ten-tang sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri atas KVK-KVK yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi vokal
tetapi pada data 9 penderita gagap HV telah membentuk kata tennnn-tang yang berpola KVKKKK sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang
digunakan orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang
Universitas Sumatera Utara
76 digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 9 menjadi KVKKKK-
KVK penderita gagap HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa
Indonesia yakni KVK-KVK menjadi KVKKKK-KVK.
10. Meeeemang suka itu kok Kata meeeemang menjadi meeee-mang
Suku kata pada data 10 berpola KVVVV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, dan empat bunyi vokal.
Pola umum bentuk kata me-mang sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri atas KV-KVK yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi vokal tetapi
pada data 10 penderita gagap HV telah membentuk kata meeee-mang yang berpola KVVV sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang
digunakan orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 10 menjadi KVVVV-KVK
penderita gagap HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa
Indonesia yakni KV-KVK menjadi KVVVV-KVK.
11. Kkkkarna belajar sejarah sosial Kata kkkkarna menjadi kkkkar-na
Suku kata pada data 11 berpola KKKKVK, suku ini dibangun oleh empat bunyi konsonan, satu bunyi vokal, dan satu bunyi konsonan.
Universitas Sumatera Utara
77 Pola umum bentuk kata kar-na sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri
atas KVK-KV yang dibentuk dari satu bunyi konsonan, satu bunyi vokal, dan satu bunyi konsonan tetapi pada data 11 penderita gagap HV telah membentuk kata
kkkkar-na yang berpola KKKKVK sebagai unsur pembentuk katanya, pola
persukuan yang digunakan orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 11
menjadi KKKKVK-KV penderita gagap HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur
normal bahasa Indonesia yakni KVK-KV menjadi KKKVK-KV.
12. Gak suuuuka matematika Kata
suuuuka menjadi suuu-ka
Suku kata pada data 12 berpola KVVV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, empat bunyi vokal.
Pola umum bentuk kata su-ka sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri atas KV-KV yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi vokal tetapi
pada data 12 penderita gagap HV telah membentuk kata suuuu-ka yang berpola KVVVV sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang
digunakan orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 12 menjadi KVVVV-KV
penderita gagap HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa
Indonesia yakni KV-KV menjadi KVVVV-KV.
Universitas Sumatera Utara
78 13. Yah karrrrna payahlah
Kata karrrrna menjadi karrrr-na Suku kata pada data 13 berpola KVKKKK, suku ini dibangun oleh
sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan empat bunyi konsonan. Pola umum bentuk kata kar-na sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri
atas KVK-KV yang dibentuk dari satu bunyi konsonan, satu bunyi vokal, dan konsonan tetapi pada data 13 penderita gagap HV telah membentuk kata
karrrr-na yang berpola KVKKKK sebagai unsur pembentuk katanya, pola
persukuan yang digunakan orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 13
menjadi KVKKKK-KV penderita gagap HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur
normal bahasa Indonesia yakni KVK-KV menjadi KVKKKK-KV.
14. Guuuuru yang dibenci neni Kata guuuru menjadi guuuu-ru
Suku kata pada data 14 berpola KVVV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, empat bunyi vokal.
Pola umum bentuk kata gu-ru sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri atas KV-KV yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi vokal tetapi
pada data 14 penderita gagap HV telah membentuk kata Guuuu-ru yang berpola KVVVV sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang
digunakan orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang
Universitas Sumatera Utara
79 digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 14 menjadi KVVVV-KV
penderita gagap HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa
Indonesia yakni KV-KV menjadi KVVVV-KV.
15. Karna sukkkka menampar Kata sukkkka menjadi sukkk-ka
Suku kata pada data 15 berpola KVKKK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan tiga bunyi konsonan.
Pola umum bentuk kata su-ka sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri atas KV-KV yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi vokal tetapi
pada data 15 penderita gagap HV telah membentuk kata sukkk-ka yang berpola KVKKK sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang digunakan
orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 15 menjadi KVKKK-KV penderita gagap
HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia yakni KV-KV
menjadi KVKKK-KV.
16. Yang ku suuuuka pak rait Kata suuuuka menjadi suuuu-ka
Suku kata pada data 16 berpola KVVVV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, empat bunyi vokal.
Universitas Sumatera Utara
80 Pola umum bentuk kata su-ka sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri
atas KV-KV yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi vokal tetapi pada data 16 penderita gagap HV telah membentuk kata suuuu-ka yang
berpola KVVVV sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang digunakan orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang
digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 16 menjadi KVVVV-KV penderita gagap HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola
persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia yakni KV-KV menjadi KVVVV-KV. Data 15 dan 16 kata yang
digunakan sama yakni suka tetapi pola yang digunakan berbeda, pada data 15 gagap yang digunakan HV adalah gagap pemanjangan konsonan dan data 16
gagap pemanjangan vokal.
17. Karna baaaaik bapak tu Kata baaaaik menjadi baaaa-ik
Suku kata pada data 17 berpola KVVVV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, dan empat bunyi vokal.
Pola umum bentuk kata ba-ik sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri atas KV-VK yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi vokal tetapi
pada data 17 penderita gagap HV telah membentuk kata baaaa-ik yang berpola KVVVV sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang digunakan
orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 17 menjadi KVVVV-VK penderita gagap
Universitas Sumatera Utara
81 HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat
berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia yakni KV-VK menjadi KVVVV-VK.
18. Terrrrus orangnya tegas juga Kata terrrrus menjadi terrr-rus
Suku kata pada data 18 berpola KVKKK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan tiga bunyi konsonan.
Pola umum bentuk kata te-rus sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri atas KV-KVK yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi vokal tetapi
pada data 18 penderita gagap HV telah membentuk kata terrr-rus yang berpola KVKKK-KVK sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang digunakan
orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 18 menjadi KVKKK-KVK penderita gagap
HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia yakni KV-KVK
menjadi KVKKK-KVK.
19. Orgaaansasi pramuka Kata orgaaanisasi menjadi orgaaaan-sasi
Suku kata pada data 19 berpola VKKVVVK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi vokal, dua bunyi konsonan, tiga bunyi vokal, dan bunyi konsonan.
Universitas Sumatera Utara
82 Pola umum bentuk kata or-ganisasi sebagai bentuk bahasa Indonesia
terdiri atas VK-KVKVKVKV yang dibentuk dari satu bunyi vokal dan satu bunyi konsonan tetapi pada data 19 penderita gagap HV telah membentuk kata
orgaaan-sasi yang berpola VKKVVVK sebagai unsur pembentuk katanya, pola
persukuan yang digunakan orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 17
menjadi VKKVVVK-KVKV penderita gagap HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan
penutur normal bahasa Indonesia yakni VK-KVKVKVKV menjadi VKKVVVK- KVKV.
20. Hobi mennnnyanyi Kata mennnnyanyi menjadi mennn-nyanyi
Suku kata pada data 20 berpola KVKKK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan tiga bunyi konsonan.
Pola umum bentuk kata me-nyanyi sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri atas KV-KVKV yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi
vokal tetapi pada data 20 penderita gagap HV telah membentuk kata mennn- nyanyi
yang berpola KVKKK sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang digunakan orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang
digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 17 menjadi KVKKK- KVKV penderita gagap HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola
Universitas Sumatera Utara
83 persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa
Indonesia yakni KV-KVKV menjadi KVKKK-KVKV.
21. Arrrrtis utopia band Kata arrrrtis menjadi arrrr-tis
Suku kata pada data 21 berpola VKKKK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi vokal, empat bunyi konsonan.
Pola umum bentuk kata ar-tus sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri atas VK-KVK yang dibentuk dari satu bunyi vokal dan satu bunyi konsonan tetapi
pada data 21 penderita gagap HV telah membentuk kata arrrr-tis yang berpola V sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang digunakan orang gagap
HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 17 menjadi VKKKK-KVK penderita gagap HV
memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia yakni VK-KVK menjadi
VKKK-KVK.
22. Iya sssssama sama mbak Kata sssssama menjadi sssss-ama
Suku kata pada data 22 berpola KKKK, suku ini dibangun oleh, empat bunyi konsonan.
Pola umum bentuk kata sa-ma sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri atas KV-VK yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi vokal tetapi
Universitas Sumatera Utara
84 pada data 22 penderita gagap HV telah membentuk kata ssss-ama yang berpola
KKKK sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang digunakan orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang digunakan orang normal
sehingga bila dianalisis data 22 menjadi KKKK-VKV penderita gagap HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat berbeda
dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia yakni KV-KV menjadi KKKK-VKV.
23 Pengen banyak uuuuang Kata uuuuang menjadi uuuu-ang
Suku kata pada data 23 berpola VVVV, suku ini dibangun oleh, sebuah bunyi bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan tiga bunyi konsonan.
Pola umum bentuk kata u-ang sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri atas V-VK yang dibentuk dari satu bunyi vokal tetapi pada data 23 penderita
gagap HV telah membentuk kata uuuu-ang yang berpola VVVV sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang digunakan orang gagap HV sangat
berbeda dengan pola persukuan yang digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 23 menjadi VVVV-VK penderita gagap HV memanjangkan
kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia yakni V-VK menjadi VVVV-VK.
24 Ke USU aja, biiiiar sama kaya kakak Kata biiiiar menjadi biiii-ar
Universitas Sumatera Utara
85 Suku kata pada data 24 berpola KVVVV, suku ini dibangun oleh,
sebuah bunyi konsonan, dan empat bunyi vokal. Pola umum bentuk kata bi-ar sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri
atas KV-VK yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi vokal tetapi pada data 24 penderita gagap HV telah membentuk kata biiii-ar yang berpola
KVVVV sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang digunakan orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang digunakan orang
normal sehingga bila dianalisis data 24 menjadi KVVVV-VK penderita gagap HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat
berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia yakni KV-VK menjadi KVVVV-VK.
25 Iya kak, terimakasih juuuuga Kata juuuuga menjadi juuuuga
Suku kata pada data 25 berpola KVVVV, suku ini dibangun oleh, sebuah bunyi konsonan dan empat bunyi vokal.
Pola umum bentuk kata ju-ga sebagai bentuk bahasa Indonesia terdiri atas KV-KV yang dibentuk dari satu bunyi konsonan dan satu bunyi vokal tetapi
pada data 25 penderita gagap HV telah membentuk kata ju-ga yang berpola KVVVV sebagai unsur pembentuk katanya, pola persukuan yang digunakan
orang gagap HV sangat berbeda dengan pola persukuan yang digunakan orang normal sehingga bila dianalisis data 25 menjadi KVVVV-KV penderita gagap
HV memanjangkan kata hal itu HV membentuk pola persukuan yang sangat
Universitas Sumatera Utara
86 berbeda dengan pola persukuan penutur normal bahasa Indonesia yakni KV-KV
menjadi KVVVV-KV. Pola persukuan yang terjadi pada masyarakat atau anak normal di
Indonesia umumnya terdiri atas 11 pola persukuan seperti yang dijelaskan oleh Muslich, 2008: 74. Ditemukan adanya perbedaan pola persukuan dalam tuturan
penderita gagap pada penelitian ini seperti pada data 1-25 di atas, sehingga dari 25 data yang terkumpul, pola persukuan penderita gagap terbentuk menjadi 13
pola.
Universitas Sumatera Utara
87
4.2 Jenis-Jenis Gangguan Berbahasa Gagap pada Anak Usia Dua Belas Sampai Delapan Belas Tahun di Kecamatan Medan Helvetia dan
Hubungannya Terhadap Psikolinguistik Chomsky
Gagap merupakan gangguan bicara dengan indikasi tersendatnya pengucapan kata-kata atau rangkaian kalimat. Kelainan ini dapat berupa
kehilangan ide untuk mengeluarkan kata-kata, pengulangan beberapa suku kata, kesulitan mengeluarkan bunyi pada huruf-huruf tertentu sampai dengan
ketidakmampuan mengeluarkan kata-kata sama sekali. Pakar-pakar patologi bahasa Shames dan Wiig, dalam Rahim, 2004: 21,
membagikan penyakit gagap, antara lain:
Gagap penyakit ialah gagap patologi dan lebih bersifat kekal. Proses pemulihannya memerlukan rawatan pakar dan gagap ini tidak dapat hilang dengan
sendirinya. Adapun pendapat Wintage, dalam Rahim, 2002 “a a frequent disruptions in the fluency of verbal expression, b sometimes accompanied by
accessory struggle and tension in speech related and non speech related structures, c in the presence of emotional state and excitement both negative
GAGAP
Gagap Penyakit
Pengulangan Pemanjangan
Selaan Jeda
Universitas Sumatera Utara
88 and positive that may or may not relate to the act of talking”.
a. sebuah gangguan yang sering terjadi dalam kelancaran ekspresi verbal, b. kadang-kadang
disertai dengan perjuangan aksesori dan ketegangan dalam pembicaraan atau tidak berbicara yang terkait dengan struktur bahasa, c. dengan adanya kondisi
emosional dan kegembiraan baik negatif dan positif yang mungkin atau mungkin tidak berhubungan dengan tindakan berbicara. Adapun jenis-jenis
pertuturan penyakit gagap, antara lain seperti berikut:
4.2.1. Pengulangan
Pengulangan ialah pengucapan kata-kata yang diulang secara tidak sengaja dan tidak mengena dengan sistem bahasa. Dalam hal ini seseorang mengujarkan
sesuatu perkataan itu secara berulang-ulang, sekurang-kurangnya dua kali atau lebih. Pengulangan terdiri atas pengulangan sebagian kata, pengulangan seluruh
suku kata, dan pengulangan frasa.
a. Pengulangan sebagian kata Pengulangan sebagian kata terjadi pada perkataan yang melebihi satu suku
kata. Pengulangan ini melibatkan pengulangan satu suku kata dan pengulangan dua suku kata. Pengulangan ini tetap dianggap sebagai pengulangan sebagian kata
karena sifatnya yang mengulang sebagian dari kata itu saja. 1. Pengulangan satu suku kata
Pengulang satu suku kata selama penelitian tidak ada ditemukan pola tersebut.
Universitas Sumatera Utara
89 Pengulangan sebagian kata yang berbentuk pengulangan satu suku kata
merupakan salah satu ciri pengulangan yang terdapat di kalangan penderita gagap. Pengulangan sebagian kata ini terjadi pada kata yang terdiri atas satu suku kata.
2. Pengulangan dua suku kata Selain jenis pengulangan satu suku kata, terdapat juga pengulangan
sebagian kata yang berbentuk pengulangan dua suku kata. Contohnya adalah sebagai berikut :
7 Sososore juga mbak
Kata sosore menjadi soso-sore Suku kata pada data 1 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi vokal.
9. Dua berbersaudara, adek satu Kata berbersaudara menjadi ber-bersaudara
Suku kata pada data 9 berpola KVK, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan sebuah bunyi konsonan.
11. Iya rararajin mengajilah Kata rararajin menjadi rara-rajin
Suku kata pada data 11 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi
vokal. Tapi gak pepepernah ngopek
Universitas Sumatera Utara
90 15.
Kata pepepernah menjadi pepe-pernah Suku kata pada data 15 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, satu bunyi konsonan, dan sebuah bunyi vokal.
16. Pepelajaran sejarah Kata pepepelajaran menjadi pepe-pelajaran
Suku kata pada data 16 berpola KVKV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, sebuah bunyi konsonan, dan sebuah bunyi
vokal. 18. Karna susah berberhitung
Kata berberhitung menjadi ber-berhitung Suku kata pada data 18 berpola KVK, suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, sebuah bunyi vokal, dan sebuah bunyi konsonan.
3. Pengulangan seluruh kata Pengulangan seluruh kata sering berlaku pada suku kata yang berbentuk
suku kata asli dan juga suku kata yang hasil dari proses pelemahan kata ulang tersebut.
12. Tim yangyang ku suka brazil Kata yangyang menjadi yang-yang
Universitas Sumatera Utara
91 b. Pengulangan frasa
Analisis untuk pengulangan frasa ini tidak begitu sama jika dibandingkan dengan bentuk pengulangan yang lainnya. Dalam penelitian tidak ada ditemukan
pengulangan frasa.
4.2.2. Pemanjangan