Nama : Sigit Prabowo SP Nama : Citra Cahyani CC

96 yang ingin diucapkan ataupun terdapat suatu sekatan di dalam fikiran penutur ataupun pada bagian tertentu pada artikulatoris sama seperti selaan. Jadi penutur yang berhenti jeda tanpa sebab yang boleh difahami, dianggap sebagai salah satu jenis kegagapan. Pada penelitian tidak ada ditemukan jeda.

1. Nama : Sigit Prabowo SP

Usia : 14 Tahun Pekerjaan : Siswa Menderita gagap sudah 7 Tahun. Berdasarkan data 1-25 di atas jenis gagap yang dialami SP adalah jenis selaan yaitu SP terbukti ketika ditanya dan tertera pada data 1 “Siapa Nama Kamu?” dan SP menjawab “nama aku sigit”. Pola persukuan yang digunakan oleh SP sama dengan pola persukuan yang dipaparkan oleh Muslich, 2008: 74 hal tersebut karena gagap yang terjadi pada SP adanya selaan atau dalam arti lain berhenti sejenak. Dari tuturan itu diketahui pola persukuan SP berjenis selaan, sepintas bila dilihat dari pola persukuan orang normal memamng sama yang berpola KV, tetapi dalam hal ini penutur normal tidak diikuti oleh selaan, sedangkan SP, berhenti sejenak karena lupa apa yang ingin dituturkan.. Bila dihubungkan dengan psikolinguistik Chomsky bahwa SP ingin mengungkapkan namun terlupa bahkan hilang sejenak apa yang ingin disampaikannya, sehingga dia berhenti sebelum dapat menjumpai kembali apa yang ingin disampaikan. Setelah beberapa detik kemudian barulah dia mengungkapkan kata tersebut dengan lengkap. Sebenarnya SP tersebut Universitas Sumatera Utara 97 memahami atau berkompetensi baik, bila dilihat dari pertanyaan yang diajukan peneliti SP memahaminya, tetapi performance tidak berjalan selaras. Bukti yang dapat ditunujukkan adalah jawaban SP benar, hanya saja karena gagap, terlihat performance SP dengan sigit dan hal tersebut membuktikan bahwa kompetensi dan performance SP tidak berjalan dengan selaras.

2. Nama : Citra Cahyani CC

Usia : 18 Tahun Pekerjaan : Siswa Menderita gagap sudah 15 Tahun. Berdasarkan data 1-25 di atas jenis gagap yang dialami CC adalah jenis pengulangan sebagian yakni pengulangan dua suku kata dan pengulangan keseluruhan tetapi pengulangan satu kata dan pengulangan frasa tidak digunakan CC. Dari pengulangan seluruh hal tersebut membuat pola suku yang digunakan oleh CC berbeda dengan pola suku yang digunakan oleh orang normal dan bentuk ini tidak berpola umum seperti yang dikemukakan oleh Muslich, 2008: 74. Gagap berjenis pengulangan dua suku kata yang berimbuhan ber-, ke, dan pe, terbukti ketika CC ditanya dan CC menjawab pada data: 9 Dua berbersaudara, adek satu 18 Karna susah berberhitung 19 Pengen jadi pepenyanyi 22 Kekemana pun jadilah, asal hati senang Pengulangan sebagian yang berimbuhan ber-, ke-, dan pe, hal tersebut membuat pola persukan yang digunakan oleh orang normal dan orang gagap sama. Universitas Sumatera Utara 98 Gagap pengulangan keseluruhan terbukti ketika ditanya dan AP menjawab pada data: 15 Tapi gakgakgak pernah ngopek Pengulangan kata gak merupakan pengulangan keseluruhan dan pola persukan yang digunakan orang normal berbeda dengan penderita gagap. Bila dihubungkan dengan psikolinguistik Chomsky bahwa CC ingin mengungkapkan namun susah untuk mengucapkan karena terhalang oleh pemikirannya yang sulit untuk mengingat apa yang akan diucapkannya sehingga dia mengulang kata-kata yang ingin disampaikannya, sebenarnya CC berkompetensi baik tetapi performance tidak berjalan dengan selaras, terlihat ketika ditanya pada data 9, 15, 18, 19, 22 dia mengerti apa yang ditanya, tetapi karena gagap ketika ingin menjawab, CC mengalami kesulitan untuk mengungkapkan yang ingin disampaikan atau performancenya tidak baik sehingga dikatakan tidak sempurna.

3. Nama : Ayu Puspitasari AP