Sumber Data Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode dan Teknik Analisis Data

36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi adalah letak atau tempat Malo, dkk 2003:680. Ada banyak lokasi penelitian yang akan diteliti yaitu disekitar lokasi Kecamatan Medan Helvetia, sekitar Jalan Gatot Subroto, berjumlah satu orang dan Jalan Seikambing yakni yang berjumah dua orang.

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu yang penulis pergunakan dalam melakukan penelitian ini direncanakan selama satu bulan setelah proposal disetujui. Sebagai data awal penelitian sudah melakukan observasi terlebih dahulu terhadap penderita gagap tersebut.

3.2 Sumber Data

Sumber data adalah sumber atau tempat dan awal data itu didapat. Sumber data dalam penelitian adalah tuturan penderita gagap yang berjumlah tiga orang. Latar belakang sosial penderita antara lain: 1. Nama : Sigit Prabowo SP Usia : 14 Tahun Universitas Sumatera Utara 37 Pekerjaan : Siswa Menderita gagap sudah 9 Tahun. 2. Nama : Ayu Puspitasari Usia : 13 Tahun Pekerjaan : Siswa Menderita gagap sudah 9 Tahun. 3. Nama : Citra Cahyani CS Usia : 18 Tahun Pekerjaan : Siswa Menderita gagap sudah 15 Tahun.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode adalah cara kerja yang teratur dengan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud, dapat juga dikatakan bahwa metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna menghasilkan tujuan yang sempurna. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data lisan. Dalam tahap pengumpulan data, metode yang digunakan yaitu metode simak. Metode simak adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara menyimak penggunaan bahasa. Dalam hal ini, penggunaan bahasa yang disimak adalah penggunaan bahasa yang diucapkan oleh penderita gagap tersebut, selanjutnya, untuk melengkapi penggunaan metode tersebut, peneliti menerapkan Universitas Sumatera Utara 38 teknik libat cakap yang merupakan lanjutan dari metode simak Sudaryanto, 1993: 133. Peneliti juga menggunakan teknik rekam untuk sebagai hasil menyimpanan percakapan dalam libat cakap tersebut. Terakhir peneliti menggunakan teknik catat, untuk mencatat data-data yang terkumpul untuk selanjutnya diklasifikasikan sesuai dengan jenis-jenis kosakata dan pola persukuan. Dalam hal ini, peneliti mendengar, membaca, mempelajari, dan memeriksa data-data yang diperlukan, lalu mencatat bagian-bagian penting yang diperoleh dan dimasukkan ke dalam buku catatan penelitian.

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data digunakan metode padan. Metode padan dalam hal ini padan artikulatoris adalah metode bahasa yang alat penentunya adalah artikulasi dari penderita gagap tersebut berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Teknik dasar untuk mengkaji data tersebut adalah teknik pilah unsur penentu yang memiliki daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh peneliti, teknik lanjut hubungan banding membedakan pola persukuan yang umumnya digunakan masyarakat Indonesia dengan penutur penderita gagap serta membedakan ujaran penutur gagap dengan penutur orang normal. Sudaryanto, 1993: 21. Berikut contoh proses menganalisis masalah nomor 1. 1 Nama aku sigit Kata sigit menjadi si-git Universitas Sumatera Utara 39 Suku kata pada data 1 berpola KV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan dan sebuah bunyi konsonan. Berdasarkan data 1 jenis gagapyang dialami SP adalah jenis selaan yaitu SP terbukti ketika ditanyadan tertera pada data 1 “Siapa Nama Kamu?” dan SP menjawab “nama aku sigit”. Bila dihubungkan dengan Psikolinguistik Chomsky bahwa SP ingin mengungkapkan namun terlupa bahkan hilang sejenakapa yang ingin disampaikannya sehingga dia berhenti sebelum dapat menjumpai kembali apa yang ingin disampaikan. Setelah beberapa detik kemudian barulah dia mengungkapkan kata tersebut dengan lengkap. Sebenarnya SP tersebut memahami atau berkompetensi baik, dilihat dari pertanyaan yang diajukan SP memahaminya tetapi performance tidak berjalan selaras terbukti jawaban SP benar, hanya saja karena gagap hal ini terlihat dari performance dijawab dengan sigit dan hal tersebut membuktikan bahwa kompetensi dan performance SP tidak berjalan dengan selaras. 2 Yang gak ku suka matmatmatematika Kata matmatmatematika menjadi matmat-matmatematika Suku kata data 2 berpola KVKKVK, suku ini dibangun oleh satu bunyi konsonan, satu bunyi vokal, dua bunyi bunyi konsonan, satu bunyi vokal, dan sebuah bunyi konsonan. Berdasarkan data 2 jenis gagap yang dialami AP adalah jenis pengulangan dan hal tersebut membuat pola suku yang digunakan oleh AP berbeda dengan pola suku yang digunakan oleh orang normal dan bentuk ini tidak Universitas Sumatera Utara 40 berpola umum seperti yang dikemukakan oleh Muslich, 2008: 74. Gagap berjenis pengulangan ini terbukti ketika AP ditanya pada data 2 “mata pelajaran apa yang tidak kamu suka?” dan dijawab yang gak ku suka matmatmatematika , kata yang seharusnya disebutkan [matematika] menjadi [matmatmatika]. Bila dihubungkan dengan Psikolinguistik Chomsky bahwa AP ingin mengungkapkan namun susah untuk mengucapkan karena terhalang oleh pemikirannya yang sulit untuk mengingat apa yang akan diucapkannya sehingga dia mengulang kata-kata yang ingin disampaikannya, sebenarnya AP berkompetensi baik tetapi performance tidak berjalan dengan selaras, terlihat ketika ditanya dia mengerti apa yang ditanya “mata pelajaran apa yang tidak kamu sukai?” , tetapi karena gagap ketika ingin menjawab Yang gak ku suka matmatmatematika, AP mengalami kesulitan atau performancenya tidak baik sehingga dikatakan tidak sempurna. 3 Jaaaalan gatot subroto gang budi Kata jaaaalan menjadi jaaaa-lan Suku kata data 3 berpola KVVVV, suku ini dibangun oleh sebuah bunyi konsonan dan empat bunyi vokal. Berdasarkan data 3 jenis gagap yang dialami CC adalah jenis pemanjangan vokal terbukti ketika ditanya pada data 3 rumah kamu dimana? Dijawab Jaaaalan gatot subroto gang budi, terjadinya pemanjangan vokal yang diucapkan oleh CC yang seharusnya disebutkan [jalan] menjadi [jaaaalan]. Bila dilihat dari sudut ilmu psikolinguistik pada umumnya produksi bunyi vokal lebih mudah dibandingkan dengan produksi ujaran Universitas Sumatera Utara 41 konsonan, sama halnya yang terjadi pada CC terjadi karena gangguan akibat gagap yang diderita CC adalah pemanjangan bunyi vokal [a] pada kata [mooobil]. Bila dihubungkan dengan Psikolinguistik Chomsky bahwa CC mengalami gangguan berfikir serta gangguan ingatan akan kata apa yang ingin diucapkan. CC tidak dapat menyampaikan dengan sempurna kata yang ingin diucapkannya sehingga CC memanjangkan kata-kata tersebut. Mengungkapkan kata dengan benar tapi susah untuk mengucapkan kata tersebut. CC berkompetensi baik tetapi performance tidak berjalan selaras dengan kompetensinya.

3.5 Metode dan Teknik Penyajian Data