26
BAB II SEJARAH AWAL PERKEMBANGAN PERIKLANAN DI JAWA
A. Lahirnya Periklanan di Jawa
Sejarah awal pemanfaatan iklan di Hindia Belanda tidak terlepas dari penggunaan teknologi percetakan. Teknologi percetakan mulai dikenal sejak
kedatangan bangsa Belanda ke Nusantara. Kesadaran akan betapa pentingnya pers mendorong kongsi dagang Belanda yaitu Vereenigde Oost-Indische Compagnie
VOC dan juga para misionaris mendatangkan percetakan ke Hindia Belanda. VOC menggunakannya untuk mencetak peraturan-peraturan, sedangkan para
misionaris untuk menerbitkan literatur agama dalam bahasa daerah. Namun sementara percetakan cukup aktif mencetak dokumen dan buku-buku, tidak
terlihat upaya untuk menerbitkan surat kabar.
1
Pada tahun 1615 atas perintah Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen diterbitkan semacam surat kabar di Batavia, yang berupa lembaran dengan tulisan
tangan yang diberi nama Memories de Nouvelles. Tulisan tangan dalam lembaran ini dibuat indah, karena memang sejak abad ke-16, Belanda merupakan pusat
Silografi Penulisan tangan Indah di Eropa.
2
Tulisan tangan ini pula yang digunakan oleh Jan Pieterzoon Coen, untuk mengirimkan berita ke pemerintah
1
Kehadiran teknologi percetakan dan pemanfaatannya oleh VOC dan para misionaris dibahas dalam Ahmat Adam, Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan
Kesadaran Keindonesiaan , Jakarta: Hasta Mitra, Pustaka Utan Kayu dan KITLV,
2003, hlm. 11
2
Lucien Febre dan Henri-Jean Martin, The Coming of the Book: The Impact of Printing 1450-1800.
London: Verso, 1997, hlm. 53.
setempat di Ambon dalam Memories de Nouvelles. Tulisan tangan Coen yang indah ternyata itu merupakan refleksi dari naluri bersaing pemerintah Belanda
dengan Portugis. Kedua negara tersebut terlibat dalam perebutan hasil rempah- rempah di kepulauan Ambon, dan Coen “menulis” iklan untuk melawan aktivitas
perdagangan Portugis. Jan Pieterzoon Coen kemudian dianggap sebagai perintis penggunaan iklan di Hindia Belanda.
3
Memories de Nouvelles berisikan kutipan surat-surat, salinan surat kabar yang terbit di Eropa, peraturan-peraturan penting, dan sebagainya. Berita dari
Eropa dan factorijen Pos-pos perdagangan Belanda di kepulauan Nusantara disortir terlebih dahulu di Batavia. Berita itu disalin dan dikirimkan ke berbagai
pulau agar pegawai VOC yang terpencar di kepulauan Nusantara dapat mengetahui peristiwa-peristiwa penting baik seputar perdagangan maupun
kejadian-kejadian penting. Penyusunannya dipercayakan kepada staf sekretaris VOC di bawah pengawasan Klerk
4
kepala. Berita itu sudah dikirimkan dari Eropa sejak 1615, dan pada 1644 pemerintah Ambon di Indonesia timur secara teratur
menerima berita tentang Hindia dan Negeri Belanda dari Batavia.
5
3
Baty Subakti, dkk. Reka Reklame: Sejarah Periklanan Indonesia 1744- 1984
. Yogyakarta: Galang Press, 2007, hlm. 3.
4
Dalam perubahan sosial dan politik di hindia Belanda yang pembagian kerjanya menurut garis rasial, maka salah satu jenis kerja rasial yang bisa
dikerjakan pribumi adalah menjadi klerk. Kata Klerk melalui bahasa Belanda masuk ke Indonesia dalam arti pegawai rendahan dalam jajaran birokrasi Belanda,
yaitu juru tulis. Lihat Daniel Dhakidae, Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negera Orde Baru
. Jakarta: Gramedia, 2003, hlm 33.
5
Von Faber, G. H, A Short History of Journalism in the Dutch Indies, Surabaya: G. Kollf Co, 1930, hlm. 13.