KESIMPULAN PERKEMBANGAN IKLAN MEDIA CETAK DAN PENGARUHNYA TERHADAP MODERNISASI DI JAWA (1930-1942).

setempat di Ambon dalam Memories de Nouvelles. Tulisan tangan Coen yang indah ternyata itu merupakan refleksi dari naluri bersaing pemerintah Belanda dengan Portugis. Kedua negara tersebut terlibat dalam perebutan hasil rempah- rempah di kepulauan Ambon, dan Coen “menulis” iklan untuk melawan aktivitas perdagangan Portugis. Jan Pieterzoon Coen kemudian dianggap sebagai perintis penggunaan iklan di Hindia Belanda. 3 Memories de Nouvelles berisikan kutipan surat-surat, salinan surat kabar yang terbit di Eropa, peraturan-peraturan penting, dan sebagainya. Berita dari Eropa dan factorijen Pos-pos perdagangan Belanda di kepulauan Nusantara disortir terlebih dahulu di Batavia. Berita itu disalin dan dikirimkan ke berbagai pulau agar pegawai VOC yang terpencar di kepulauan Nusantara dapat mengetahui peristiwa-peristiwa penting baik seputar perdagangan maupun kejadian-kejadian penting. Penyusunannya dipercayakan kepada staf sekretaris VOC di bawah pengawasan Klerk 4 kepala. Berita itu sudah dikirimkan dari Eropa sejak 1615, dan pada 1644 pemerintah Ambon di Indonesia timur secara teratur menerima berita tentang Hindia dan Negeri Belanda dari Batavia. 5 3 Baty Subakti, dkk. Reka Reklame: Sejarah Periklanan Indonesia 1744- 1984 . Yogyakarta: Galang Press, 2007, hlm. 3. 4 Dalam perubahan sosial dan politik di hindia Belanda yang pembagian kerjanya menurut garis rasial, maka salah satu jenis kerja rasial yang bisa dikerjakan pribumi adalah menjadi klerk. Kata Klerk melalui bahasa Belanda masuk ke Indonesia dalam arti pegawai rendahan dalam jajaran birokrasi Belanda, yaitu juru tulis. Lihat Daniel Dhakidae, Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negera Orde Baru . Jakarta: Gramedia, 2003, hlm 33. 5 Von Faber, G. H, A Short History of Journalism in the Dutch Indies, Surabaya: G. Kollf Co, 1930, hlm. 13. Pada tanggal 7 Agustus 1744, untuk pertama kalinya dilakukan uji coba penerbitan media komunikasi massal resmi milik pemerintah, surat kabar itu bernama Bataviasche Nouvelles. Gubernur Jenderal berkuasa, Gustav Willem Baron Van Imhoff yang berpandangan liberal, memberikan izin octrooi kepada seorang pedagang yang juga merangkap sekretaris di kantor Gubernur Jenderal, Jan Redman Jorden untuk menerbitkan surat kabar tersebut untuk tiga tahun. 6 Bataviasche Nouvelles bisa dikatakan sebagai lembaran iklan, karena sebagian besar berita yang termuat didalamnya berupa iklan perdagangan, pelelangan, dan pengumuman-pengumuman resmi pemerintah VOC. Dengan demikian, iklan yang dimuatnya merupakan iklan-iklan pertama di Hindia Belanda. Kenyataan ini menunjukkan bahwa surat kabar dan iklan lahir bersamaan di Hindia Belanda, sejak itu pula penerbitan pers mulai bermunculan, yang disertai dan disokong oleh iklan. Surat kabar Bataviasche Nouvelles hanya terdiri dari selembar kertas berukuran folio, yang masing-masing halamannya terdiri dari dua kolom, tetapi surat kabar yang berorientasi iklan tersebut tampaknya membuat khawatir dewan direktur VOC de Hiren Zevetien. 7 Mereka takut pesaing Eropa memanfaatkan informasi tentang kondisi perdagangan di Hindia Belanda. Pada penghujung 1746, mereka menulis surat kepada Gubernur Jenderal meminta pelarangan Bataviasche Nouvelles karena khawatir isinya dapat mengganggu monopoli VOC. Bataviasche 6 Soebagijo, I. N, Sejarah Pers Indonesia. Jakarta: Dewan Pers, 1977, hlm. 7. 7 Pucuk tertinggi pemerintahan VOC yang terdiri dari 17 orang, ketujuhbelas orang ini merupakan perwakilan dari tiap-tiap provinsi di Negeri Belanda