Periklanan dan Modernisasi Transportasi di Jawa

swasta yang melayani kesehatan masyarakat secara komersial. Pada praktiknya karena politik diskriminasi rasial yang begitu kuatnya, maka dokter-dokter bangsa Eropa hanya melayani kepentingan kesehatan bagi golongan Eropa saja. Sementara itu untuk kegiatan vaksinasi atau penyuntikan wabah penyakit menular berbahaya seperti cacar, kolera atau malaria yang banyak diderita oleh masyarakat pribumi, diserahkan pelayanannya kepada dokter Jawa dan mantri-mantri kesehatan dari kalangan penduduk pribumi pula. Modernisasi dalam bidang kesehatan terlihat dengan banyaknya dokter- dokter spesialis yang menggunakan laboratorium medis yang menggunakan peralatan laboratorium medis modern, baik dari lembaga pemerintah kolonial maupun swasta yang membuka praktek secara komersial untuk masyarakat umum. Di kota-kota besar seperti Surabaya, Batavia dan Semarang, beberapa dokter mengiklankan tempat praktek mereka dengan keterangan jam konsultasi dan alamat. 39 Pada masa itu juga sudah terjadi proses modernisasi dalam bidang indutri obat-obatan sehingga di pasaran umum telah dapat dibeli secara bebas obat-obatan modern untuk penyakit malaria, reumatik, penyakit kulit dan lainnya. 40 Meskipun pengobatan modern sudah banyak berkembang di Jawa, tetapi jasa pengobatan tradisional seperti tabib dan sinshe masih banyak dibutuhkan 39 Lihat iklan pada surat kabar Sin Tit Po edisi 4 April 1931. 40 Lihat iklan pada surat kabar Sin Tit Po edisi 4 April 1931, Sin Tit Po 6 April 1931, 26 Agustus 1931, harian de Locomotief edisi 2 Mei 1932, majalah Keng Po edisi 21 Januari 1933, Sin Po 15 April 1936, majalah d’ Orient 27 April 1940 dan Sin Po 23 Januari 1942. masyarakat terutama pribumi golongan menengah kebawah. Obat-obat tradisional-pun masih mudah didapatkan di pasaran, obat-obat ini kebanyakan merupakan ramuan tradisional Tiongkok yang dikemas dalam kemasan modern. 41 Namun demikian usaha-usaha modernisasi dalam dunia kedokteran dan dunia kesehatan ini masih relatif profit oriented berorientasi pada keuntungan semata dan diskriminatif, sehingga hanya golongan yang mampu membayar yaitu orang-orang kulit putih Eropa dan priyayi, serta golongan pengusaha Tionghoa dan Arab yang mendapatkan pelayanan secara optimal.

F. Periklanan dan Modernisasi Lapangan Pekerjaan

Dalam bidang lapangan pekerjaan, modernisasi terwujud dengan bergesernya pola magang dalam sistem tradisional Jawa menuju pada sistem seleksi berdasarkan tingkat pendidikan dan kemampuan profesi bidang keahliannya. Hubungan kerja diikat dalam sistem kontrak yang saling disepakati secara rasional, yang tidak lagi berdasarkan hubungan kekerabatan atau azas keturunan erfelijkheids-beginsel. Walaupun dalam pengangkatan pegawai pada birokrasi pemerintahan kolonial atau birokrasi keraton pola-pola seleksi lama berdasarkan hubungan kekerabatan kepriyayian masih berlaku, akan tetapi dalam dunia industri atau dunia perdagangan komersial sistem tradisional itu mulai ditinggalkan. Perolehan pendapatan atau sistem penggajian diukur dari produktivitas kerja yang dihasilkan sehingga pekerja bagi para pengusaha menjadi salah satu faktor produksi atau modal. Modernisasi dalam lapangan pekerjaan terlihat pada iklan-iklan surat kabar tentang lowongan pekerjaan seperti 41 Lihat iklan pada surat kabar Sin Po edisi 4 April 1931 dan 23 Agustus 1931.