Pembangunan Desa Kerangka Teori

1.5.5. Pembangunan Desa

Menurut UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagaimana dengan berlakunya UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2005 Tentang Desa, maka Desa punya kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan asal-usul Desa, kewenangan yang diserahkan Kabupaten dan tugas pembantuan dari Pemerintah Provinsi, Pemerintah serta urusan Pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang- undangan diserahkan kepada Desa. UU No.32 Tahun 2004 menyatakan bahwa di dalam desa terdapat tiga kategori kelembagaan desa yang memiliki peranan dalam tata kelola desa, yaitu pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan. Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan di tingkat desa penyelenggaraan desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan. Pemerintahan desa ini dijalankan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat.yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan di negeri ini. Pemerintah desa atau yang disebut dengan nama ain adalah kepala desa dan perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Universitas Sumatera Utara Agar pembangunan di desa dapat menyentuh lapisan masyarakat maka harus diterapkan prinsip-prinsip pembangunan, sasaran pembangunan dan ruang lingkup pengembangannya. Berikut penjelasannya mengenai ketiga unsur tersebut menurut Adisasmita 2006:18-20 1. Pembangunan Pedesaan seharusnya menerapkan prinsip keterbukaan transparansi, partisipatif, dapat dinikmati masyarakat, dapat dipertanggungjawakan akuntabilitas, dan berkelanjutan sustainable. 2. Sasaran pembangunan pedesaan, yaitu untuk terciptanya peningkkatan produksi dan produktivitas, percepatan pertumbuhan desa, peningkatan ketrampilan dalam berproduksi dan pengembangan lapangan kerja dan lapangan usaha produktif, peningkatan prakarsa dan partisipasi masyarakat dan perkuatan kelembagaan. 3. Pengembaangan pedesaan yang mempunyai ruang lingkup pembngunan sarana dan prasarana pedesaan meliputi pengairan, jaringan jalan, lingkungan pemukiman dan lainnya, pemberdayaan masyarakat, pengelolaan sumber daya alam SDA dan sumber daya manusia SDM, penciptaan lapangan kerja, kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan khusunya terhadap kawasan-kawasan miskin dan penataan keterkaitan antar kawasan pedesaan dengan perkotaan inter rural-urban relationship. Namun dalam melakukan pembangunan desa ini, banyak sekali hambatan yang dapat ditemui. Hambatan-hambatan itu, menurut Butterfield dalam Ndraha, 1982:91 adalah: Universitas Sumatera Utara a. Perbedaan persepsi. Perencanaan pembangunan sering tidak tepat dalam menanggapi apa yang benar-benar dibutuhkn masyarakat pedesaan. Sehingga terjadi permasalahan dalam pembangunan desa, karena masyarakat desa memiliki persepsi yang buruk terhadap pembangunan yang ada di desanya. b. Kesukaran memilih model pembangunan yang tepat. Mungkin kesulitan ini muncul karena masyarakat pedesaan itu pada umumnya tertutup dan masih bingung dalam menerima hal-hal baru, sehingga pemerintah pun menjadi bingung pula dalam menentukan model pembangunan apa yang sebaiknya diterapkan c. Batasan waktu. Dimana program pembangunan pedesaan lambat sekali kelihatan hasilnya, sehingga pemerintah sering merasa kurang sabar dalam menangani usaha pembangunan desa. d. Persoalan praktis. Hambatan ini muncul bila hal-hal dalam tahap pelaksanaannya membuat pembangunan desa terhambat, misalnya saja kurangnya teknologi, kurangnya pengelola yang terlatih dan sebagainya. Memperhatikan kekurangan dan kegagalan perencanaan pembangunan di desa pada masa lalu, maka perlu dilakukan penyempurnaan terhadap pendekatan pembangunan desa atau pedesaan yang sesuai dengan kompleksitas pembangunan serta aspirasi masyarakat.

1.5.6. Perencanaan Pembangunan Desa