Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa

Metode perencanaan yang digunakan untuk perencanaan desa adalah suatu metode yang mudah dimengerti dan digunakan oleh masyarakat. Metode perencanaan ini berangkat dari permasalahan nyata yang dirasakan oleh masyarakat dan dilaksanakan secara bertahap langkah demi langkah 3. Menggunakan alat peraga Alat bantu diskusi untuk meakukan perencanaan dengan pendekatan kelompok adalah yang memeragakan semua hasil diskusi pada papan tancap dan kartu-kartu berwarna. Semua pernyataan peserta diskusi dituliskan pada kartu-kartu berwarna dan ditancapkan di papan. Diskusi dalam proses perencanaan pembangunan desa dipimpin oleh seorang moderator. Moderator harus dapat berperan sebagai katalisator untuk merangsang terjadinya proses diskusi yang partisipatif, menghimpun dan menghargai pendapat peserta, sebagai juru penengah serta mampu mempertimbangkan berbagai pendapat untuk dapat merumuskannya dalam suatu kesimpulan.

1.5.7. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa

Musyawarah rencana pembangunan desakelurahan adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan stakeholder desakelurahan pihak yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desakelurahan dan pihak yang terkena dampak hasil musyawarah untuk menyepakati rencana kegiatan di desa untuk 5 lima dan 1 satu tahun kedepan. Peserta forum musrenbang terdiri atas: Universitas Sumatera Utara a. Lembaga pemberdayaan Masyarakat Desa LPM-Desa membantu pemerintah Desa dalam Menyusun RPJM-desa dan RKP-desa. b. Tokoh masyarakat dan tokoh agama sebagai narasumber. c. Rukun Warga Rukun Tetangga, Kepala Dusun, Kepala Kampung, dan lain-lain sebagai anggota dan. d. Warga masyarakat sebagai peserta. Tujuan penyelenggaraan Musrenbang Desa antara lain sebagai berikut: a. Menampung dan menetapkan kegiatan prioritas sesuai kebutuhan masyarakat yang diperoleh dari musyawarah perencanaan pada tingkat dibawahnya musyawarah dusun atau kelompok. b. Menetapkan kegiatan prioritas desa yang akan dibiayaai melalui alokasi dana desa yang berasal dari APBD kabupatenkota maupun sumber pendanaan lainnya. c. Menetapkan kegiatan prioritas yang akan diajukan untuk dibahas pada forum musrenbang kecamatan untuk dibiayai melalui APBD Kabupatenkota atau APBD Provinsi Penyelenggaraan musrenbang meliputi tahap persiapan, diskusi dan perumusan prioritas programkegiatan, formulasi kesepakatan musyawarah dan kegiatan pasca musrenbang. Musrenbang merupakan wahana utama konsultasi publik yang digunakan pemerintah dalam penyusunan rencana pembangunan nasional dan daerah di Indonesia. Musrenbang tahunan merupakan forum konsultasi para pemangku kepentingan untuk perencanaan pembangunan tahunan, yang dilakukan secara berjenjang melalui mekanisme “bottom-up planning”, Universitas Sumatera Utara dimulai dari musrenbang desakelurahan, musrenbang kecamatan, forum SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah dan musrenbang kabupatenkota, dan untuk jenjang berikutnya hasil musrenbang kabupaten kota juga digunakan sebagai masukan untuk musrenbang provinsi, Rakorpus Rapat Koordinasi Pusat dan musrenbang nasional. Proses musrenbang pada dasarnya mendata aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang dirumuskan melalui pembahasan di tingkat desakelurahan, dilanjutkan di tingkat kecamatan, dikumpulkan berdasarkan urusan wajib dan pilihan pemerintahan daerah, dan selanjutnya diolah dan dilakukan prioritisasi programkegiatan di tingkat kabupatenkota oleh Bappeda bersama para pemangku kepentingan disesuaikan dengan kemampuan pendanaan dan kewenangan daerah. Pada tingkat desakelurahan, fungsi musrenbang adalah menyepakati isu prioritas wilayah desakelurahan, program dan kegiatan yang dapat dibiayai dari Alokasi Dana Desa ADD, diusulkan ke APBD, maupun yang akan dilaksanakan melalui swadaya masyarakat dan APBDesa, serta menetapkan wakildelegasi yang akan mengikuti musrenbang kecamatan.

1.6. Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1999:37. Sehingga dengan konsep maka peneliti bisa memahami unsur-unsur yang ada dalam penelitian baik variabel, indikator, prameter maupun skala pengukuran yang dikehendaki dalam penelitian. Universitas Sumatera Utara