Hambatan- Hambatan yang Terjadi Dalam Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Partisipatif

kemungkinan yang sangat kecil untuk menghasilkan perubahan dalam masyarakat.

5.4. Hambatan- Hambatan yang Terjadi Dalam Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Partisipatif

Usaha untuk menggalakkan pembangunan desa yang dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup serta kondisi sosial masyarakat desa yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat Indonesia, melibatkan peran sinergis antara pemerintah, dan warga desa. Dalam prakteknya masih juga terdapat hambatan- hambatan. Hal ini juga terjadi di Desa Pakkat Hauagong, walaupun masyarakatnya telah mengerti dan sadar akan perencanaan partisipatif, di lapangan masih terdapat hambatan- hambatan dalam pelaksanaannya, misalnya sebagian besar usulan- usulan mereka tidak serta merta dapat terealisasi dalam bentuk program khususnya pembangunan fisik, karena adanya keterbatasan anggaran dari pemerintah daerah, sehingga tidak cukup untuk memfasilitasi semua kebutuhan masyarakat. Sesungguhnya penyusunan kebijakan publik sejak awal harus melibatkan masyarakat secara bersama sama menentukan arah kebijakan model buttom-up, sehingga melahirkan suatu kebijakan yang adil dan demokratis. Pembuat kebijakan yang demokratis menawarkan dan menjunjung tinggi pentingnya keterbukaan dan keterlibatan masyarakat dalam menentukan arah kebijakan pembangunan. Melalui cara partisipatif seperti itu akan melahirkan suatu kebutuhan yang sama yang adil dari pemerintah untuk rakyatnya, sehingga akan mendorong munculnya kepercayaan publik terhadap pemerintahan yang sedang Universitas Sumatera Utara berjalan. Keputusan pemerintah yang mencerminkan keputusan rakyat akan mendorong terjadinya suatu sinergi antara masyrakat dan pemerintah. Model bottom-up ini memiliki kelemahan yakni prosesnya sering kali lamban dan tidak didukung oleh dana yang memadai dan seringkali rencana dibuat jauh melebihi kemampuan anggaran dana yang dimiliki, sehingga kegiatan pembangunan tidak dapat direalisasikan. Ketidaksesuaian antara rencana dan anggaran yang dimiliki daerah disebabkan karena rencana- rencana dibuat berdasarkan kebutuhan yang dirasakan felt need dan bukan kebutuhan nyata real need. Masyarakat Desa Pakkat Hauagong cukup bersabar, jika program pembangunan yang mereka usulkan tak kunjung terimplementasi dari pemerintah mereka akan terus menunggu dan mengusulkan program yang sama pada perencanaan berikutnya sampai usulan tersebut dapat terealisasi dalam bentuk program pembangunan.

5.5. Kesesuaian Implementasi Pembangunan Desa Dengan Kebutuhan masyarakat Setempat