Aspek Ekonomi Analisis Hasil AHP

99 dan Sosial dengan nilai bobot 0,247; adalah upaya pelestarian mata air melalui kebudayaan yang mampu memperkuat keterikatan sosial, gotong- royong, kelembagaan atau kebersamaan, sehingga memperkuat budaya dan adat yang berguna memperkuat sosial masyarakat. Alternatif ketiga adalah Organisasi atau kelembagaan pengelolaan mata air mempunyai nilai bobot 0,125. Alternatif ini menjadi sebuah upaya untuk memperkuat pengelolaan dengan membentuk kelembagaan pengelolaan mata air. Diharapkan lembaga yang dibentuk “dari, oleh dan untuk” masyarakat mampu memperkuat pengelolaan mata air secara menyeluruh sehingga upaya pelestarian dapat tercapai. Alternatif terendah nilai bobotnya adalah Peraturan desa dengan nilai bobot 0,097 menunjukkan bahwa peraturan desa diharapkan ada namun, hingga saat ini pengelolaan mata air dapat berjalan dengan peraturan tidak tertulis, kesepakatan antar warga menjadi sebuah bukti fungsi sosial dan budaya lebih mendominasi pemanfaatan mata air oleh masyarakat. Disisi lain untuk pengelolaan ke depan, peraturan desa perlu dibuat sehingga kemungkinan benturan dan perselisihan dapat diminimalkan. Analisis pada aspek sosial budaya dengan 4 alternatif ini mempunyai nilai inconsistency ratio 0,08 ≤ 0,1, yang berarti analisis ini dapat diterima.

D. Aspek Ekonomi

Keluaran dari hasil AHP pada analisis dalam aspek ekonomi terhadap alternatif yang dipilih untuk mencapai strategi pelestarian pemanfaatan mata air Tuk Babon dan Tuk Pakis bersama masyarakat lokal sebagaimana dalam Gambar 4.24. 100 Gambar 4.24 Hasil keluaran AHP pada analisis Aspek Ekonomi Aspek ekonomi merupakan langkah untuk mencapai tujuan dari strategi pelestarian pemanfaatan mata air bersama masyarakat dalam hal penguatan ekonomi masyarakat baik langsung maupun tidak langsung. Kekuatan ekonomi diharapkan mampu mendukung terhadap upaya yang lain sehingga masyarakat dapat lebih mengutamakan sesuatu yang memang mempunyai nilai kepentingan yang lebih penting, aspek lingkungan dan sosial budaya akan mudah dilakukan jika didukung ekonomi yang kuat. Meski demikian ekonomi tidak menjadi aspek terpenting, dengan melihat kondisi kebutuhan akan mata air yang terbatas, maka ketersediaan dan kelestarian mata air perlu menjadi prioritas utama. Hal ini yang mendorong pemikiran bahwa aspek lingkungan dan sosial budaya lebih penting dari aspek ekonomi khususnya dalam pelestarian pemanfaatan mata air. Gambar 4.24 menunjukkan hasil analisis pada aspek ekonomi dengan 4 alternatif. Hasil menunjukkan alternatif terpenting adalah koperasi konservasi dengan nilai bobot 0,560, kemudian alternatif kedua Node: 30000 Compare the relative IMP ORTA NCE with respect to: E K ONOMI GOA L EKOMASY IJL DANA KOPKONS 4,4 4,1 3,5 EKOMASY 3,1 3,3 IJL 1,4 Row element is __ t imes mor e t han column element unless enclosed in Abbreviation Definition Goal S trategi P elestarian Mata A ir E K ONOMI P elestarian Mata A ir dalam A spek E konomi K OP K ONS K operasi dengan program mendukung ekonomi masy dan konservasi E K OMA S Y A lternatif pengembangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat IJL K onsep Imbal Jasa Lingkungan sbg mekanisme peningkatan ekonomi DA NA Dukungan P endanaan dalam pengelolaan MA bagi masyarakat K OP K ONS ,560 E K OMA S Y ,238 IJL ,107 DA NA ,095 Inconsistency Ratio =0,09 Strategi Pelestarian Mata Air 101 adalah ekonomi masyarakat dengan nilai bobot 0,238; alternatif ketiga adalah konsep Imbal Jasa Lingkungan IJL dengan nilai bobot 0,107 dan alternatif kemepat adalah Pendanaan dengan nilai bobot 0,095. Nilai inconsistency ratio adalah 0,09 yang berarti lebih kecil dari batas 0,1 sehingga analisis ini dapat diterima. Alternatif Koperasi Konservasi adalah dengan membentuk koperasi-koperasi yang tidak hanya mendukung kegiatan ekonomi semata, tetapi lebih kepada program-program koperasi yang mendukung kelestarian dan konservasi. Salah satu contohnya adalah pinjaman secara bergilir penanaman kopi bagi yang bersedia menggunakan konsep Silvoagropastura. Alternatif kedua adalah ekonomi masyarakat, merupakan langkah mencapai kesejahteraan ekonomi masyarakat guna mendukung program konservasi mata air dan ekosistemnya. Sebagaimana contohnya adalah program bantuan ternak dengan konsep pemanfaatan biogas serta mampu mengurangi konsumsi kayu bakar. Program ini dapat dilakukan oleh instansi pemerintah dengan konsep demikian maka upaya pelestarian secara tidak langsung akan dapat tercapai, minimal menumbuhkan kesadaran akan kelestarian alam. Alternatif ketiga adalah penerapan konsep IJL, yaitu Imbal Jasa Lingkungan, yang dilakukan oleh pihak ketiga, atau swasta yang memperoleh manfaat lingkungan terutama atas kelestarian hutan dalam kawasan dan kelestarian lahan masyarakat. Imbal jasa dapat diarahkan kepada program peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang mendukung upaya kelestarian.

E. Perbandingan Seluruh Alternatif