Konservasi Sumber Daya Air dan Mata Air

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konservasi Sumber Daya Air dan Mata Air

Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya. Air adalah semua air yang terdapat pada di atas maupun di bawah permukaan tanah termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang berada di darat. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah Undang- Undang RI Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Penyebaran air laut dan air tawar di dunia yaitu: air asin laut 97,3; danau air asin 0,01; air tawar 3 terdiri dari es 2,14; akifer 0,61, kelembaban tanah 0,005; atmosfer 0,001; danau 0,009; sungai 0,0001 total 100 Lee, 1990. Salah satu sumber daya air yang merupakan mekanisme penyimpanan air dan siklus air di Bumi adalah munculnya yang disebut mata air. Mata air Spring adalah pemusatan keluarnya air tanah yang muncul di permukaan tanah sebagai arus dari aliran air tanah Tolman,1937 dalam Santosa LW, 2006. Menurut Bryan 1919 dalam Santosa LW 2006, berdasarkan sebab terjadinya mata air diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: mata air yang dihasilkan oleh tenaga non gravitasi non gravitational spring dan mata air yang dihasilkan oleh tenaga gravitasi gravitational spring. Mata air yang dihasilkan oleh tenaga non gravitasi meliputi: mata air vulkanik, mata air celah, mata air hangat, dan mata air panas. Mata air gravitasi dikalsifikasikan menjadi beberapa tipe, yaitu mata air depresi depression spring yang terbentuk bila permukaan air tanah terpotong oleh topografi; mata air kontak contact spring terjadi bila lapisan yang lulus air terletak di atas lapisan kedap air; mata air artesis artesian spring yang keluar dari akuifer tertekan; dan mata air turbuler turbulence spring yang terdapat pada saluran-saluran alami pada formasi kulit bumi, seperti goa lava atau joint. 11 12 Berbagai wilayah memungkinkan menjadi jalur aliran air dari dalam tanah menuju ke permukaan tanah yang memunculkan mata air. Salah satu wilayah yang mempunyai potensi mata air besar adalah wilayah lereng gunung api, dan di antara wilayah gunung api. Gunung Merbabu merupakan gunung api yang tidak aktif dan berdekatan sisi selatan pertemuan lerengnya dengan Gunung Merapi yang termasuk gunung api yang masih aktif. Munculnya mata air selain dipengaruhi oleh jenis batuan dan geomorfologi yang membentuk kemiringan lereng dan rekahan, juga tergantung dari luasan area penahan hujan hutan yang mampu meresapkan air hujan Santosa. LW, 2006. Maka kondisi ketersediaan mata air sangat tergantung pada kondisi wilayah, ekosistem hutan daerah tangkapan air hujan. Dengan keterpaduan ekosistem hidrologi di wilayah tangkapan air perlu dilakukan konservasi sumber daya air. Dalam Undang-Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air menjelaskan konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar selalu tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mahkluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang. Konservasi air tidak bisa lepas dari konservasi tanah, sehingga keduanya sering disebut bersamaan menjadi konservasi tanah dan air. Hal ini mengandung makna, bahwa kegiatan konservasi tanah akan berpengaruh tidak hanya pada perbaikan kondisi lahan tetapi juga pada perbaikan kondisi sumber daya airnya, demikian juga sebaliknya. Konservasi air mempunyai efek berganda; diantaranya mengurangi biaya kerugian akibat banjir, mengurangi biaya pengolahaan air, mengurangi ukuran jaringan pipa dan lain sebagainya. Kodoatie RJ, 2005.

2.2 Sumber Daya Hutan