Sumber Daya Hutan TINJAUAN PUSTAKA

12 Berbagai wilayah memungkinkan menjadi jalur aliran air dari dalam tanah menuju ke permukaan tanah yang memunculkan mata air. Salah satu wilayah yang mempunyai potensi mata air besar adalah wilayah lereng gunung api, dan di antara wilayah gunung api. Gunung Merbabu merupakan gunung api yang tidak aktif dan berdekatan sisi selatan pertemuan lerengnya dengan Gunung Merapi yang termasuk gunung api yang masih aktif. Munculnya mata air selain dipengaruhi oleh jenis batuan dan geomorfologi yang membentuk kemiringan lereng dan rekahan, juga tergantung dari luasan area penahan hujan hutan yang mampu meresapkan air hujan Santosa. LW, 2006. Maka kondisi ketersediaan mata air sangat tergantung pada kondisi wilayah, ekosistem hutan daerah tangkapan air hujan. Dengan keterpaduan ekosistem hidrologi di wilayah tangkapan air perlu dilakukan konservasi sumber daya air. Dalam Undang-Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air menjelaskan konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar selalu tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mahkluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang. Konservasi air tidak bisa lepas dari konservasi tanah, sehingga keduanya sering disebut bersamaan menjadi konservasi tanah dan air. Hal ini mengandung makna, bahwa kegiatan konservasi tanah akan berpengaruh tidak hanya pada perbaikan kondisi lahan tetapi juga pada perbaikan kondisi sumber daya airnya, demikian juga sebaliknya. Konservasi air mempunyai efek berganda; diantaranya mengurangi biaya kerugian akibat banjir, mengurangi biaya pengolahaan air, mengurangi ukuran jaringan pipa dan lain sebagainya. Kodoatie RJ, 2005.

2.2 Sumber Daya Hutan

Sumber daya alam yang erat kaitannya dengan sumber daya air adalah hutan. Hutan merupakan sebagai asosiasi masyarakat tumbuh-tumbuhan dan 13 hewan yang didominasi oleh pohon-pohonan dengan luasan tertentu sehingga dapat membentuk iklim mikro dan kondisi ekologi tertentu Suparmoko, 1997. Kondisi hutan terutama di Indonesia Hutan hujan tropis memiliki vegetasi utama pohon-pohonan berkayu yang mampu menjadikan kondisi lapisan tanah menjadi lebih kuat dalam mempertahankan air yang masuk ke dalam tanah. Fungsi lahan hutan yang bervegetasi hampir sama fungsinya seperti busa raksasa yang mampu menahan air hujan sehingga meresap perlahan-lahan dan bertahan lama di dalam tanah. Pada kondisi geografis dan geologis tertentu, lahan hutan yang bervegetasi pepohonan yang menyimpan air dapat memunculkan mata air ke permukaan tanah, maupun ke sela-sela bebatuan di dalam tanah menuju ke aliran yang lebih rendah. Hutan mampu memberikan sumber daya energi dan bahan makanan bagi kehidupan lainnya. Hasil hutan tidak hanya berupa kayu dan hewan saja. Hutan yang mencakup kehidupan tumbuhan dan hewan mampu memberikan produktifitas biologis tumbuhan berupa energi, karbohidrat, biomasa, air, tanah dan sebagainya membentuk struktur biologis dan fungsi kehidupan. Hutan juga mampu menjadi bagian dari regenerasi kehidupan secara alami yang akan mengalami permudaan baik alami maupun ada campur tangan manusia. Hutan dengan berbagai komponen biotik dan abiotiknya membentuk sebuah proses biologis dan kimia yang mampu memberikan manfaat yang luas bagi kehidupan lainnya. Beberapa fungsi hutan adalah hutan mampu mengatur tata air, mencegah dan membatasi banjir, erosi, serta memelihara kesuburan tanah; hutan dapat memberikan hasil hutan berupa kayu dan bukan kayu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan kehidupan lainnya. Manfaat hasil hutan dapat digunakan sebagai bahan baku pembangunan dan industri pada kehidupan manusia. Hutan dalam skala besar, akan mampu mempengaruhi iklim dan mengendalikan perubahan iklim akibat dari dampak kerusakan lingkungan di luar hutan. Selain itu hutan juga mampu memberikan keindahan dan keunikan, sehingga dapat memberikan manfaat lingkungan 14 hutan sebagai obyek wisata, obyek penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai sumber plasma nutfah keanekaragaman hayati.

2.3 Kawasan Hutan Sebagai Fungsi Hidrologis Konservasi Air