Menurut Arcesilaus 315 – 241 dan Carneades 214 – 129
bahwa tidak ada pernyataan yang pasti mengenai apa yang sedang terjadi selain apa yang secara langsung dialami.
Jadi menurut aliran ini mereka tidak akan mempercayai kebenaran yang sudah ada, sebelum mereka mengalami sesuatu tersebut yang bisa
mereka anggap bahwa sesuatu tersebut mengandung kebenaran. meskipun sebagian besar orang telah mempercayai sesuatu tersebut sebagai hal yang
mengandung kebenaran. Contoh : pada umumnya, sebagian besar menganggap bahwa
bakso solo merupakan makanan yang lezat. Aliran ini akan mempercayainya jika mereka sudah mencoba mencicipi bakso tersebut.
Kemudian mereka akan dapat mengambil kesimpulan dari hasil pengalamannya mencicipi bakso tersebut.
Menurut Pyrro dari Elis 360 – 270 dan Sextus Empiricus
sekitar tahun 250 M bahwa pengetahuan mengenai apa yang tidak secara langsung dialami dan mengenai apa yang tidak langsung jelas
denagan sendirinya, itu tidak mungkin. Namun menurut mereka bahwa diperlukannya menangguhkan penilaian dan keputusan setiap individu
terhadap ajaran tentang hakikat kenyataan. Selain itu, menurut mereka bahwa manusia lebih baik hidup menurut apa yang tampak saja dan
berusaha memelihara ketenangan pikiran.
B. Metode Skeptisisme
Pengetahuan tentang kebenaran pada teori aliran skeptisisme terbagi menjadi beberapa metode yang dikembangkan oleh Descrates, diantaranya :
Meragukan segala sesuatu yang selama ini diterima sebagai suatu
kebenaran
Mengklasifikasikan persoalan dari hal yang sederhana kepada hal yang rumit
Melakukan pemecahan masalah dari hal yang rumit kepada hal yang
paling rumit
Memeriksa kembali secara menyeluruh agar terhindar dari kekeliruan atau terdapat hal – hal yang masih tersisa
Jadi dalam metode yang diterapkan oleh Descrates, kebenaran diperoleh dengan sikap ragu. Semakin seseorang meragukan pernyataan atau pengetahuan yang
mengandung kebenaran tidak serta-merta diterima namun diperlukan pengklasifikasian persoalan dari hal yang sederhana hingga batas maksimal paling rumit , dari persoalan
yang telah di dapat akan dilakukan pemecahan permasalahannya. Setelah didapat pemecahannya maka permasalahan tersebut diperiksa kembali hingga tidak ada celah
kekeliruan sedikit pun. o Contoh Menerapkan Metode Skeptis dalam Kajian Ilmu Dakwah atau
Filsafat Dakwah o
Pernyataan : Filsafat dakwah adalah pemikiran mendalam dan konsepsional yang menggunakan metode kefilsafatan yang relevan untuk memahami
usaha merealisasikan ajaran islam dalam daratan kehidupan manusia melalui strategi, metode, dan system yang relevan dengan mempertimbangkan aspek religio, politik,
cultural, sosio, psikologis individu atau masyarakat. Oleh karena itu, filsafat dakwah dapat dipergunakan sebagai tambahan mata kuliah di fakultas dakwah.
o o
Pemecahan Masalah : kita dalam menyikapi pernyataan tersebut diawali dengan sikap ragu. Kita tidak boleh mempercayainya karena masih diperlukannya sebuah
referensi dan bukti ‘’ apakah filsafat dakwah merupakan usaha merealisasikan agama islam dan masihkah kita membutuhkan pengetahuan tentang filsafat dakwah untuk
ajarkan di Fakultas Dakwah’’. Namun kenyataannya ilmu tersebut sedikit memberikan peranan penting untuk merealisasikan ajaran agama islam. Terbukti masih ditemukannya
maha siswa Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya khususnya, di Fakultas Dakwah yang berbuat mendekati zina pacaran . Padahal ilmu tersebut telah diajarkan
bahkan sudah melekat di pikiran setiap maha siswa, bahwa di dalam filsafat dakwah sudah diajarkan untuk menjadi manusia seutuhnya dengan meneladani sebuah metode
sikap dalam filsafat dakwah epistemology tersebut. Meskipun demikian, kita masih tetap mengklasifikasi permasalahan tersebut. Untuk dapat mengetahui faktor penyebab
permasalahan itu dapat terjadi, ‘’ apakah ilmu, penyampaian, maha siswanya yang salah dalam mengimplementasikan kepada kehidupan sehari – hari. Setelah itu, akan didapat
sebuah kesimpulan dan ternyata bukan llmu tersebut yang patut disalahkan namun pengimplementasi dari para maha siswa yang mengalami suatu kekeliruan.
C. Macam – Macam Skeptisisme