saja tempat kesedihan. Sebagai dunia yang menjadi tanah airnya adalah surga. Manusia tidak dapat sampai ke tanah airnya surga dengan kemampuannya sendiri, sehinggaharus
di tolong. Karena manusia itu menurut sifat kodratnya mempunyai cela atau kelemahan yang di lakukan diwariskan oleh adam, mereka juga berkeyakina bahwa isa anak tuhan
berperan sebagai pembebas dan pemberi bahagia. Ia akan memberikan pengampunan sekaligus menolong. Maka, hanya dengan jalan pengampunan inilah manusia dapat
menolong agar dapat mencapai tanah airnya surga. Anggapan dan keyakinan inilah yang di jadikan dasar pemikiran filsafatnya.
Factor ilmu pengetahuan Pada saat itu telah banyak didirikan lembaga pengajaran yang diupyakan oleh
biara-biara, gereja, ataupun dari keluarga istana. Kepustakaannya di ambil dari para penulis Latin, Arabislam, dan yunani.
Masa Stolastik terbagi menjadi tiga periode, yaitu : 1.
Skolastik Awal, berlangsung dari tahun 800-1200; 2.
Skolastik Puncak, berlangsung dari tahun 1200-1300; 3.
Skolastik Akhir, berlangsung dari tahun 1300-1450;
1. Skolastik Awal
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 masehi, pemikiran filsafat pratistik mulai merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan 7 dikatakan abad kacau. Hal ini di sebabkan
pada saat itu terjadi serangan terhadap romawi sehingga kerajaan romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang telah di bangun selama berabad-abad.
Berikut pada abad ke-8 masehi, kekuasaan berada di bawah Karel Agung742-814 dapat memberikan ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan, dan
ilmu pengetahuan, termasuk kehidupan manusia serta pemikiran filsafat yang semuanya menampak-nampakkan mulai adanya kebangkitan. Kebangkitan inilah yang merupakan
kecemaerlangngan abad pertengahan, di mana arah pemikirannya berbeda sekali dengan sebelumnya.
Saat ini merupakan zaman baru bagi bangsa eropa. Hal ini di tandai dengan skolastik yang di dalamnya banyak di upayakan pengembangan ilmu
pengetahuan di sekolah-sekolah. Pada mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya dibiara italia selatan dan akhirnya sampai berpengaruh ke jerman dan belanda.
Kurikulum pengajarannya meliputi studi duniawi atau artes liberals, meliputi tata bahasa, retorika, dialektika seni berdiskusi, ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu
perbintangan dan music. Di antara tokoh-tokoh adalah Aquinas 735-805, Johannes Scotes
Eriugena 815-870, Peter Lombard 1100-1160, John Salis-bury 1115-1180, Peter Abaelardus 1079-1180.
Peter Abaelardus 1079-1180.
Ia dilahirkan di Le Pallet, Prancis. Ia mempunyai kepribadian yang keras dan pandangannya sangat tajam sehingga sering kali bertengkar dengan para ahli piker
dan penjabat gareja. Ia termasuk, orang konseptualisme dan serjana terkenal dalam sastra romantic, sekaligus sebagai rasionalistik, artinya peranan akal dapat menundukkan
kekuatan iman. Iman harus mau di dahulukan akal. Yang harus di percayakan adalah apa yang telah di setujui atau dapat di terima oleh akal.
Berbeda dengan Anselmus yang mengatakan bahwa berfikir harus sejalan dengan iman, abaelardus memberikan alas an bahwa berpikir itu berada di luar iman di
luar kepercayaan. Karena itu berpikir merupakan sesuatu yang berdiri sendiri. Hal ini sesuai dengan metode dialektika yang tanpa ragu-ragu di tunjukkan dalam teologi, yaitu
bahwa teologi harus memberikan tempat bagi semua bukti-bukti. Dengan demikian, dalam reologi itu iman hamper kehilangan tempat. Ia memcontohkan, seperti ajaran
trinitas juga berdasarkan pada bukti-bukti, termasuk bukti dalam wahyu tuhan.
2. Skolastik Puncak