bebas dalam model regresi ini tidak signifikan secara statistik, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas Situmorang dan Lufti, 2012: 116.
3.10.3.3 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Dalam
model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Uji Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance
inflation factor VIF dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada 5 maka
dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas Situmorang dan Lufti, 2012:139.
3.10.4 Pengujian Hipotesis
Sebuah perhitungan statistik disebut signifikan apabila uji statistiknya berada didalam daerah kritis atau daerah di mana h
ditolak. Sebaliknya, uji tersebut dinilai tidak signifikan apabila uji statistiknya berada di dalam daerah di
mana h diterima. Dalam analisis regresi berganda terdapat tiga jenis kriteria
ketetapan, yaitu: 3.10.4.1 Uji Simultan Uji F
Untuk menguji kebenaran hipotesis pertama digunakan uji F yaitu untuk menguji keberartiansignifikansi regresi secara keseluruhan dengan rumus
hipotesis sebagai berikut: H : b
1
= b
2
= b
3
= 0
Universitas Sumatera Utara
Artinya variasi dari model regresi berhasil menerangkan variasi variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas
variabel terikat. H
a
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ 0 Artinya variasi dari model regresi tidak
berhasil menerangkan variasi variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana
pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas variabel terikat.
Pengujian dengan uji F variansnya adalah dengan membandingkan F
hitung
F
h
dengan F
tabel
F
t
pada α = 0,05 apabila hasil perhitungannya
menunjukkan: 1. F
h
F
t
, maka H ditolak dan H
a
diterima
Artinya variasi dari model regresi berhasil menerangkan variasi variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas
variabel terikat.
2. F
h
F
t
, maka H diterima dan H
a
ditolak
Artinya variasi dari model regresi tidak berhasil menerangkan variasi variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel
tidak bebas variabel terikat.
3.10.4.2 Uji secara Parsial Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Tujuan dari
uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual. Untuk menguji kebenaran hipotesis kedua langkah pertama yang dilakukan
adalah pengujian secara parsial melalui uji t. Adapun rumusan hipotesis dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan Uji t adalah sebagai berikut: H : b
1
= b
2
= b
3
= 0 Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat dan terdapat pengaruh diantara
kedua variabel yang diuji.
H
a
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ 0 Artinya variasi variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikat dan terdapat pengaruh antara dua variabel yang diuji.
Pengujian dilakukan melalui uji t dengan membandingkan t
hitung
t
h
dengan t
tabel
t
t
pada α 0,05. Apabila hasil perhitungan menunjukkan:
1. t
h
≥ t
t
maka H ditolak dan H
a
diterima
Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan variabel tidak bebas
variabel terikat dan terdapat pengaruh diantara kedua variabel yang diuji.
2. t
h
t
t
maka H diterima dan H
a
ditolak
Artinya variasi variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel tidak bebas variabel terikat dan terdapat pengaruh antara dua variabel yang diuji.
Untuk membuktikan hipotesis pertama, yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh secara keseluruhan dihitung koefisien determinasi multiple-nya R
2
. Jika R
2
yang diperoleh dari hasil perhitungan mendekati 1 satu, maka semakin kuat model tersebut dapat menerangkan variabel tergantungnya. Kemudian
dilakukan pengujian variansnya dengan uji F. Hipotesis diterima apabila t
hitung
lebih besar dari t
tabel
t
h
t
t
atau diperoleh harga p 0,05. Untuk membuktikan hipotesis kedua, masing-masing koefisien regresinya
diuji dengan uji t. Hasil uji t bermakna apabila diperoleh t
hitung
lebih besar dari t
tabel
t
h
t
t
atau diperoleh harga probabilitas signifikannya 0,05 α. Untuk
pengaruh yang dominan ditentukan oleh koefisien regresi terbesar.
Universitas Sumatera Utara
3.10.4.3 Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel bebas atau predictor-nya Situmorang dan Lutfi,
2012:154. Batas nilai dari R
2
adalah 0 sampai dengan 1, dimana 0 ≤ R
2
≤ 1. Semakin mendekati nol atau sama dengan nol berarti model dinyatakan tidak baik
atau variasi model dalam menjelaskan sangat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik.
Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas. Semakin banyak variabel bebas ditambahkan ke
dalam model maka R
2
akan meningkat walaupun variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan ke dalam model. Fungsi dari Adjusted R Square
adalah mengurangi keraguan tersebut. Oleh karena itu banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R Square untuk mengevaluasi
model. AdjR
2
= 1 − �1 − R
2
� N
− 1 N
− P − 1��
Dimana N adalah jumlah observasi dan P adalah jumlah parameter dari koefisien determinasi. Selain itu model Godness of fit-nya belum tentu lolos
dalam uji asumsi klasik, karena itu kriteria pemilihan model tidak bisa didasarkan pada nilai R
2
saja. Seringkali dalam hasil peneltian dijumpai bahwa nilai Adjusted R Square
bernilai negatif.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Bank SUMUT
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 November 1961 dengan Akta Notaris Rusli No. 22 dalam bentuk Perseroan
Terbatas PT dengan sebutan BPDSU. Pada tahun 1962 berdasarkan UU No. 13 tahun 1962 tentang ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah dan sesuai
dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 5 Tahun 1965 bentuk usaha dirubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah BUMD. Modal dasar pada
saat itu sebesar Rp. 100 juta dan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II se-Sumatera Utara.
Sejalan dengan Program Rekapitalisasi, bentuk hukum BPDSU tersebut harus dirubah dari Perusahaan Daerah PD menjadi Perseroan Terbatas PT agar
saham Pemerintah Pusat dapat masuk untuk pengembangan dan dikemudian hari saham pihak ketiga dimungkinkan dapat masuk atas persetujuan DPRD Tingkat I
Sumatera Utara, sehingga berdasarkan hal tersebut maka pada tahun 1999, bentuk hukum BPDSU dirubah kembali menjadi Perseroan Terbatas dengan Nama PT.
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau disingkat PT. Bank SUMUT yang berkedudukan dan berkantor Pusat di Medan, Jl. Iman Bonjol No.18, yang
didirikan berdasarkan Akta No 38 tanggal 16 April 1999 yang telah mendapat pengesahan dari Departemen Kehakiman Republik Indonesia Nomor C-8224
Universitas Sumatera Utara