102 dalam pembelajaran bagi siswa tunanetra dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh media dua dimensi papan magnetik terhadap penguasaan kosakata dalam pembelajaran bahasa Inggris, sehingga penelitian dilaksanakan pada
saat pembelajaran bahasa Inggris.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa tunanetra kelas V SDLB di SLB A Yaketunis Yogyakarta yang berjumlah lima siswa. Identitas masing-masing
siswa ditampilkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 11. Identitas Subjek Penelitian
No. Subjek
Inisial Jenis
Kelamin Usia
tahun Kategori
Tunanetra
1. Siswa A
Perempuan 13
Kurang lihat Low Vision 2.
Siswa S Perempuan
20 Buta Blind
3. Siswa W
Laki-laki 12
Buta Blind 4.
Siswa N Laki-laki
20 Kurang lihat Low Vision
5. Siswa R
Laki-laki 17
Kurang lihat Low Vision Deskripsi karakteristik masing-masing siswa dijelaskan sebagai berikut:
1. Siswa ke-1
Siswa ke-1 berinisial A dan berjenis kelamin perempuan. Siswa berusia 13 tahun dan bertempat tinggal di asrama putri. Secara fisik, siswa
terlihat normal seperti anak seusianya, siswa mengalami hambatan penglihatan kategori kurang lihat low vision sejak lahir. Dalam
pembelajaran di kelas, siswa mengandalkan fungsi indra lain yang masih berfungsi seperti indra pendengaran dan indra perabaan, serta
menggunakan tulisan braille dalam kegiatan membaca dan menulis. Siswa mampu membaca dan menulis tulisan braille dengan lancar, siswa
103 merupakan salah satu siswa tunanetra yang rajin dan pintar, serta mampu
memahami instruksi dari guru dengan baik. Siswa juga mempunyai keberanian dan rasa percaya diri yang baik yang ditunjukkan dengan
sering aktif bertanya dan memberikan tanggapan pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Siswa memiliki sifat yang ramah
kepada teman-temannya, siswa mudah berinteraksi dengan teman di luar kelas dan berinteraksi dengan orang baru.
2. Siswa ke-2
Siswa ke-2 berusia 20 tahun, yaitu berinisial S dan berjenis kelamin perempuan. Siswa bertempat tinggal di asrama putri. Secara fisik,
siswa tidak mempunyai hambatan, siswa mengalami hambatan penglihatan kategori buta blind sejak lahir. Dalam pembelajaran di
kelas, siswa mengandalkan fungsi indra lain yang masih berfungsi seperti indra pendengaran dan indra perabaan, serta menggunakan tulisan braille
dalam kegiatan membaca dan menulis. Siswa mampu membaca dan menulis tulisan braille dengan lancar, siswa merupakan salah satu siswa
tunanetra yang pintar, serta mampu memahami instruksi dari guru dengan baik. Siswa mempunyai kepribadian yang pendiam. Siswa memiliki sifat
yang ramah kepada teman-temannya, siswa mudah berinteraksi dengan teman di luar kelas dan berinteraksi dengan orang baru. Siswa juga
mempunyai kebiasaan blindism yaitu menggerak-gerakan kedua tangannya kearah kiri dan kanan.
104 3.
Siswa ke-3 Siswa ke-3 berjenis kelamin laki-laki dan berinisial W. Siswa
berusia 12 tahun dan bertempat tinggal di Sleman. Dalam pembelajaran di kelas, siswa mengandalkan fungsi indra lain yang masih berfungsi seperti
indra pendengaran dan indra perabaan, serta menggunakan tulisan braille dalam kegiatan membaca dan menulis. Siswa mampu membaca dan
menulis tulisan braille dengan lancar, siswa merupakan salah satu siswa tunanetra yang rajin dan pintar, serta mampu memahami instruksi dari
guru dengan baik. Siswa juga mempunyai keberanian dan rasa percaya diri yang baik yang ditunjukkan dengan sering aktif bertanya dan
memberikan tanggapan, tetapi siswa juga sering mengajak teman kelasnya mengobrol pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa memiliki sifat
yang ramah kepada teman-temannya, siswa mudah berinteraksi dengan teman di luar kelas dan berinteraksi dengan orang baru. Siswa mempunyai
fisik normal layaknya anak seusianya, siswa mengalami hambatan penglihatan kategori buta blind sejak lahir. Siswa juga mempunyai
kebiasaan blindism yaitu menekan bola mata dengan menggunakan jari tangan.
4. Siswa ke-4
Siswa ke-4 berusia 20 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, yaitu berinisial N dan bertempat tinggal di Bantul. Dalam pembelajaran di
kelas, siswa mengandalkan fungsi indra lain yang masih berfungsi seperti indra pendengaran dan indra perabaan, serta menggunakan tulisan braille
105 dalam kegiatan membaca dan menulis. Siswa mampu membaca dan
menulis tulisan braille dengan lancar, siswa merupakan salah satu siswa tunanetra yang pintar, serta mampu memahami instruksi dari guru dengan
baik. Siswa kurang mempunyai keberanian dan rasa percaya diri yang baik pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa memiliki sifat yang
ramah kepada teman-temannya, siswa mudah berinteraksi dengan teman di luar kelas. Secara fisik, siswa terlihat normal seperti anak seusianya,
siswa mengalami hambatan penglihatan kategori kurang lihat low vision sejak lahir.
5. Siswa ke-5
Siswa ke-5 berinisial R dan berjenis kelamin laki-laki. Siswa berusia 17 tahun dan bertempat tinggal di asrama putra. Siswa
mempunyai fisik normal layaknya anak seusianya, siswa mengalami hambatan penglihatan kategori kurang lihat low vision sejak lahir.
Dalam pembelajaran di kelas, siswa mengandalkan fungsi indra lain yang masih berfungsi seperti indra pendengaran dan indra perabaan, serta
menggunakan tulisan braille dalam kegiatan membaca dan menulis. Siswa mampu membaca dan menulis tulisan braille dengan lancar, siswa
merupakan salah satu siswa tunanetra yang cerdas, serta mampu memahami instruksi dari guru dengan baik. Siswa juga mempunyai
keberanian dan rasa percaya diri yang baik yang ditunjukkan dengan memberikan tanggapan, tetapi siswa juga sering mengajak teman kelasnya
106 mengobrol pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa mudah
berinteraksi dengan teman di luar kelas.
C. Deskripsi Data Penelitian