Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

63 pre test ke tes hasil belajar sesudah perlakuan post test, selanjutnya selisih tersebut ditelaah untuk mengetahui tingkat signifikansi peningkatannya dengan menggunakan statistik non-parametrik yaitu sign test tes tanda, serta didukung hasil observasi penggunaan media dua dimensi papan magnetik dan tes hasil belajar akhir post test penguasaan kosakata dalam kategori baik danatau sangat baik.

E. Kerangka Berpikir

Media yang diujicobakan dalam penelitian ini adalah media dua dimensi papan magnetik untuk siswa tunanetra kelas V di SLB A Yaketunis Yogyakarta. Media dua dimensi papan magnetik didesain sesuai dengan tujuan dan karakteristik siswa tunanetra, tujuan dari penggunaan media tersebut adalah untuk membina penguasaan kosakata melalui keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis kosakata dalam pembelajaran bahasa Inggris, sedangkan desain media ini disesuaikan dengan karakteristik siswa tunanetra. Desain media dua dimensi papan magnetik terdiri dari dua bagian yaitu papan magnetik dan balok huruf braille. Desain papan magnetik terdiri dari kayu triplek, lapisan seng, magnet, dan stiker timbul, sedangkan desain balok huruf braille terdiri dari balok huruf plastik dengan tambahan huruf braille dan awas di permukaannya dan bagian belakang dilapisi magnet agar dapat menempel di papan. Alasan pemilihan media dua dimensi papan magnetik terhadap penguasaan kosakata adalah untuk mengatasi keterbatasan tunanetra 64 terhadap penguasaan kosakata bahasa Inggris dan mengatasi keterbatasan media pembelajaran kosakata bahasa Inggris di SLB A Yaketunis Yogyakarta. Media dua dimensi papan magnetik juga melibatkan aktivitas mental dan fisik, aktivitas mental ditunjukkan dengan siswa mengikuti pembelajaran bahasa Inggris dan aktivitas fisik ditunjukkan dengan siswa menggunakan indra perabaan dan indra pendengaran pada pembelajaran bahasa Inggris sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan media dua dimensi papan magnetik. Selain itu, media dua dimensi papan magnetik belum pernah digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas V SLB A Yaketunis Yogyakarta. Oleh karena itu peneliti ingin mengujicobakan media dua dimensi papan magnetik terhadap penguasaan kosakata dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk siswa tunanetra kelas V di SLB A Yaketunis Yogyakarta. Adapun penggunaan media dua dimensi papan magnetik dalam pembelajaran bahasa Inggris meliputi kegiatan persiapan, eksplorasi media, cara memanfaatkan media, proses kegiatan belajar mengajar, dan penyimpanan media. Dan suasana dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi siswa tunanetra yaitu siswa menyusun balok huruf braille pada papan magnetik, siswa mengeja setiap huruf pada balok huruf braille yang tersusun pada papan magnetik, siswa mengucapkan kosakata yang telah disusunnya, dan siswa mendengarkan pada saat guru dan siswa mengucapkan kosakata bahasa Inggris dengan benar. 65 Media dua dimensi papan magnetik dapat dikatakan efektif jika dengan penggunaan media dua dimensi papan magnetik siswa tunanetra mampu merespon instruksi sederhana secara tepat mendengarkan, siswa mampu memahami kata secara tepat membaca, siswa mampu mengucapkan kata secara jelas dan benar berbicara, serta siswa mampu menyalin dan menulis kata benda dengan ejaan yang benar menulis. Hal tersebut ditunjukkan dengan data kemampuan penguasaan kosakata bahasa Inggris pada siswa tunanetra yang diambil melalui tes hasil belajar. Tes hasil belajar menunjukkan selisih positif, artinya adanya peningkatan dari nilai pre test ke nilai post test, selanjutnya selisih tersebut ditelaah untuk mengetahui tingkat signifikansi peningkatannya dengan menggunakan statistik non-parametrik yaitu sign test tes tanda, serta didukung hasil skor observasi dan capaian nilai post test siswa dalam kategori baik danatau sangat baik. 66 Uraian kerangka pikir peneliti dapat digambarkan pada bagan berikut: Gambar 2. Alur Kerangka Berpikir

F. Hipotesis Penelitian