Analisa Korelasi Faktor Perhitungan Efisiensi Tiap DMU

63 4.2 Pengolahan Data Data-data yang telah dikumpulkan, kemudian diolah secara manual dan juga menggunakan bantuan software SPSS 11.00 dan LINDO 6.1. Adapun tahap- tahap pengolahan data tersebut antara lain: Analisa faktor, Perhitungan Efisiensi relatif tiap-tiap DMU, Penentuan DMU yang Efisien dan Inefisien, Perankingan DMU, Penentuan Peer Group, Perhitungan Target input dan output, serta Strategi Perbaikan DMU untuk meningkatkan produktivitas.

4.2.1 Analisa Korelasi Faktor

Analisa korelasi dengan menggunakan uji korelasi variabel dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel, dimana suatu variabel tersebut dapat memiliki nilai yang tergantung dari variabel yang lain sehingga variabel tersebut dapat diwakilkan. Analisa korelasi dilakukan dengan menggunakan software SPSS 11.00 yaitu Correlate Bivariate dimana parameter yang digunakan adalah niali dari Pearson Correlation. Jika nilai Pearson Correlation mendekati 1 maka dapat dikatakan bahwa variabel yang diteliti memiliki hubungan yang kuat dengan variabel pembanding. Hasil perhitungan korelasi input dan output dapat dilihat pada lampiran II. Hasil dari analisa korelasi menunjukkan ada variabel yang memiliki hubungan yang kuat, maka langkah selanjutnya adalah melakukan reduksi pada salah satu variabel tersebut. Pada penelitian ini hubungan antara total pendapatan dan jumlah customer memiliki nilai Pearson Correlation sebesar 0,997 mendekati 1, ini menunjukkan bahwa kedua tersebut memiliki hubungan yang 64 kuat, sehingga salah satunya dapat diwakilkan. Variabel yang diwakilkan atau tidak diolah dalam analisa selanjutnya dalah Jumlah Customer. Tetapi Jumlah Customer tersebut akan tetap berpengaruh sesuai dengan variabel pembandingnya. Tabel 4.4 Variabel input dan output yang dianalisa lebih lanjut No. INPUT No. OUTPUT 1. Redo Job 1. Total Pendapatan 2. Jumlah Man Hours Rating 2. Total Quality 3. Biaya Operasional 3. Total Pekerjaan 4. Jumlah Mekanik 4. Kelengkapan Suku Cadang

4.2.2 Penggunaan Model DEA

Model matematis yang digunakan dalam penelitian Data Envelopment Analysis DEA, dimana semua model DEA yang digunakan berorientasi pada input. Berikut ini adalah model-model matematis dari DEA yang digunakan dalam pengolahan data:

4.2.2.1 Model Matematis DEA CCR CRS Primal

Model matematis Data Envelopment Analysis Charnes, Cooper and Rhodes Constant Return To Scale DEA CCR CRS terdiri dari : 1. Formulasi Model Matematis DEA CCR CRS Primal Model Matematis DEA CRS Primal diambil berdasarkan persamaan yang terdapat pada bab 2 persamaan 2.5 dan 2.6 yaitu sebagai berikut : ∑ = = s 1 r rk r k Y U h Maximize 65 1 X V to Subject m 1 i ik i = ∑ = : X V Y U m 1 i ij i s 1 r rj r ≤ − ∑ ∑ = = ε ≥ i r V U , Dimana : h k = Efisiensi relatif DMU yang dicari U r V i = Bobot untuk output r dan input i ε Y rj = Nilai dari output ke-r dari DMU ke-j X i j = Nilai dari intput ke-i dari DMU ke-j ε = Angka positif yang kecil 10 -6 2. Formulasi Model Matematis DEA CCR CRS Dual Model Matematis DEA CRS Dual diambil berdasarkan persamaan yang terdapat pada bab 2 persamaan 2.7 dan 2.8 yaitu sebagai berikut :       + − = ∑ ∑ = = − + s 1 r m 1 i i r k k S S Z Minimize ε θ S Y Y - : to Subject r n 1 j j rj rk = − + + = ∑ λ X S X n 1 j j ij i ij k = − − ∑ = − λ θ S S i r j ≥ − + , , λ dibatasi tidak k = θ 66 Dimana: + − i i S S , = Slack dari input i, Slack dari output r ≥0 θ k = Nilai Efisiensi relatif h k DMU λ j = Bobot DMU j

4.2.2.2 Model Matematis DEA BCC VRS Dual

≥0 terhadap DMU yang dievaluasi Model matematis Data Envelopment Analysis Charnes, Banker, Cooper, and Charness Variable Return to Scale DEA BCC VRS yaitu : Formulasi Model Matematis DEA VRS Dual Model Matematis DEA VRS Dual diambil berdasarkan persamaan yang terdapat pada bab 2 persamaan 2.15 dan 2.16 yaitu sebagai berikut :       + − = ∑ ∑ = − = + m 1 i i s 1 r r k k S S Z Minimize ε θ S Y Y - : to Subject r n 1 j j rj rk = − + + = ∑ λ X S X n 1 j j ij i ij k = − − ∑ = − λ θ 1 n j j = ∑ λ S S i r j ≥ − + , , λ dibatasi tidak k = θ Dimana : + − i i S S , = Slack dari input i, Slack dari output r ≥0 θ k = Nilai Efisiensi relatif h k DMU 67 λ j = Bobot DMU j

4.2.2.3 Model Matematis Penentuan Target Most Productive Scale Size

MPSS ≥0 terhadap DMU yang dievaluasi Model matematis Most Productive Scale Size MPSS yaitu: Penentuan Target untuk DMU yang Inefisien Model Matematis MPSS untuk penentuan target diambil berdasarkan persamaan penentuan target yang terdapat pada bab 2 persamaan 2.20 dan 2.21 yaitu sebagai berikut : a. Input : ij n 1 j j j x h x             = ∑ = λ b. Output: ij n 1 j j r y h y             = ∑ = λ Atau dengan menggunakan rumus : n , .......... 1,2,3..... i . ˆ = − = − i ik ik S X X θ , dimana x merupakan input n ........., 1,2,3..... r ˆ = + = + r rk rk S Y Y , dimana y merupakan output

4.2.2.4 Model Matematis Perangkingan Cook and Kress CK

Model matematis Cook and Kress CK yaitu : Perangkingan Decision Making Unit DMU 68 Model Matematis CK untuk perangkingan DMU diambil berdasarkan persamaan perangkingan DMU yang terdapat pada bab 2 persamaan 2.29 dan 2.30 yaitu sebagai berikut : ε Maximize 1 v w : to Subject k 1 j qj ij ∑ = ≤ ε ≥ ε

4.2.3 Perhitungan Efisiensi Tiap DMU

Perhitungan efisiensi tiap DMU dilakukan dengan menggunakan Model Matematis DEA CRS Primal. Pemodelan matematis ini dilakukan untuk memperoleh nilai efisiensi pada masing- masing DMU dengan data vriabel- variabel yang telah ditetukan sebelumnya. Perhitungan efisiensi dilakukan dengan bantuan software LINDO 6.1 dan hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran III. Nilai efisiensi relatif Technical Efficiency masing masing DMU dapat dilihat pada tabel 4.5. Table 4.5 Nilai Efisiensi Relatif Technical Efficiency DMU DMU Technical Efficiency DMU 1 0,8909106 DMU 2 1,000000 DMU 3 1,000000 DMU 4 1,000000 DMU 5 1,000000 69 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa DMU 2, DMU 3, DMU 4, dan DMU 5 memiliki nilai efisiensi relatif yang sama yaitu 1,000000 sedangkan untuk DMU 1 efisiensi relatifnya 0,8909106.

4.2.4 Penentuan DMU Efisien dan Inefisien