Penentuan DMU Efisien dan Inefisien Analisa Variabel DEA

69 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa DMU 2, DMU 3, DMU 4, dan DMU 5 memiliki nilai efisiensi relatif yang sama yaitu 1,000000 sedangkan untuk DMU 1 efisiensi relatifnya 0,8909106.

4.2.4 Penentuan DMU Efisien dan Inefisien

Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi relatif pada tabel 4.5 diatas dapat ditentukan DMU yang efisien dan yang tidak efisien inefisien antara lain: a. DMU 2, DMU 3, DMU 4, dan DMU 5 merupakan DMU yang efisien karena nilai efisiensi relatifnya sama dengan 1 TE = 1 b. DMU 1 merupakan DMU yang tidak efisien karena nilai efisiensi relatifnya lebih kecil dari 1 TE 1. Tabel 4.6 DMU yang Efisien dan Inefisien DMU Nilai Efisiensi Relatif Keterangan DMU 1 0,8909106 Inefisien DMU 2 1,000000 Efisien DMU 3 1,000000 Efisien DMU 4 1,000000 Efisien DMU 5 1,000000 Efisien Sumber : Perhitungan software LINDO 6.1 pada lampiran III Dari tabel diatas untuk DMU yang efisien seperti DMU 2, DMU 3, DMU 4, dan DMU 5 nilai efisiensi reltifnya sama dengan satu hal ini disebabkan karena DMU tersebut menghasilkan output dalam jumlah yang besar dan ditunjang dengan penggunaan input dalam jumlah yang kecil. Namun untuk DMU yang inefisien yaitu DMU 1 yang mana nilai efisiensi relaifnya kurang dari 1 yaitu 0,8909106, 70 hal ini disebabkan karena DMU 1 menghasilkan output dalam jumlah kecil dan menggunakan input dalam jumlah yang besar.

4.2.5 Analisa Variabel DEA

Analisa variabel DEA diperlukan untuk mengetahui nilai bobot yang diberikan model DEA CCR CRS Primal terhadap factor. Variabel yang mendapat nilai bobot yang kecil berarti memiliki pengaruh yang kecil pula terhadap produktifitas. Dari data input dan output pada tabel 4.3 kemudian dilakukan perhitungan analisa faktor DEA dengan bantuan software Lindo 6.1 dan hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran III. Informasi dari perhitungan analisa faktor tersebut adalah nilai performansi tiap DMU dan bobot untuk tiap faktor dalam menghasilkan nilai performansi dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.7. Nilai pada bagian kanan merupakan nilai rata-rata dari bobot untuk tiap variabel, sedangkan nilai pada baris paling bawah merupakan nilai efisiensi relatif TE dari tiap DMU. Variansi besar bobot yang diterima oleh tiap DMU menunjukkan bahwa setiap faktor atau variabel memberikan kontribusi yang berbeda pada setiap DMU artinya jika variabel mendapat bobot yang besar maka variabel tersebut lebih berpengaruh pada pengambilan keputusan pada suatu DMU. Tabel 4.7 Hasil Perhitungan DEA CRS Primal Data Faktor Decission Making Unit DMU Bobot Rata-rata DMU 1 DMU 2 DMU 3 DMU 4 DMU 5 INP UT Redo Job 0.000001 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.0000002 Jumlah Man Hours Rating 0.000470 0.003195 0.002123 0.000179 0.000591 0.0013116 Biaya Operasional 0.000001 0.000000 0.000000 0.000000 0.002362 0.0004726 Jumlah Mekanik 0.000000 0.000000 0.000000 0.295629 0.000000 0.0591258 O UT P UT Total Pendapatan 0.000261 0.000495 0.000329 0.000255 0.000000 0.000268 Total Quality 0.000001 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.0000002 Total Pekerjaan 0.000001 0.000000 0.000000 0.000000 0.009524 0.0019050 Kelengkapan Suku cadang 0.000000 0.014090 0.009364 0.013644 0.000000 0.0074196 Efisiensi 0,8909106 1.000000 1.000000 1.000000 1.000000 72 Dari tabel 4.7 dapat diketahui kontribusi masing-masing variabel terhadap peningkatan efisiensi relatif DMU. Variabel yang memiliki nilai bobot terbesar menunjukkan pengaruh yang besar terhadap peningkatan produktivitas, sedangkan variabel yang memiliki bobot nilai yang kecil menunjukkkan pengaruh yang kecil terhadap peningkatan produktivitas. Berdasarkan nilai bobot rata-rata pada tabel 4.7, dapat dibentuk perangkingan variabel-variabel yang mempengaruhi peningkatan efisiensi relatif DMU yaitu: 1. Variabel Redo Job dengan bobot sebesar 0,0000002 2. Variabel Man Hours Rating dengan bobot sebesar 0,0013116 3. Variabel Biaya Operasional dengan bobot sebesar 0,0004726 4. Variabel Jumlah Mekanik dengan bobot sebesar 0,0591258 5. Variabel Total Pendapatan dengan bobot sebesar 0,000268 6. Variabel Total Quality dengan bobot sebesar 0,0000002 7. Variabel Total Pekerjaan dengan bobot sebesar 0,0019050 8. Variabel Kelengkapan Suku Cadang dengan bobot sebesar 0,0074196 Nilai bobot terbesar terdapat pada variabel Jumlah Mekanik yaitu 0,0591258 berarti variabel ini memiliki pengaruh yang kuat terhadap efisiensi relatif DMU. Perubahan sedikit nilai pada Redo Job dan Total Quality akan menyebabkan perubahan pada tingkat efisiensi relatif. DMU 1 memiliki nilai efisiensi relatif sebesar 0,8909106, nilai tersebut berada dibawah angka efisien artinya DMU 1 belum mencapai kondisi efisien. Dalam tabel 4.8 dibawah ini dapat dilihat kontribusi masing-masing faktor dalam penbentukan batas efisiensi relatif DMU 1. 73 Tabel 4.8 Besar Bobot Faktor DMU 1 Faktor Bobot Redo Job 0,000001 Jumlah Man Hours Rating 0,000471 Biaya Operasional 0,000001 Jumlah Mekanik 0,000000 Total Pendapatan 0,000261 Total Quality 0,000001 Total Pekerjaan 0,000001 Kelengkapan Suku Cadang 0,000001 Sumber: dari hasil perhitungan tabel 4.7 Dari tabel diatas dapat diketahui perangkingan variabel yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi relatif DMU 1 yaitu : Pada DMU 1 variabel yang pertama adalah Jumlah Man Hours Rating dengan bobot sebesar 0,000471. Variabel yang kedua adalah Total Pendapatan dengan bobot sebesar 0,000261. Untuk variabel redo job, Biaya operasional,jumlah mekanik,total Pendapatan,Total Quality,Total Pekerjaan, dan Kelengkapan Suku cadang memiliki bobot yang kecil, dan bukan berarti faktor tersebut tidak memberikan kontribusi terhadap peningkatan efisiensi relatif DMU 1.

4.2.6 Penentuan Peer Group