Hak dan Kewajiban Negara Anggota ASEAN dalam Bidang Ekonomi

D. Hak dan Kewajiban Negara Anggota ASEAN dalam Bidang Ekonomi

Terkait dengan ASEAN Economic Community 2015 ASEAN sebagai sebuah organisasi internasional yang berstatus hukum tentu memiliki hak dan kewajiban yang diterima untuk menjalankan kehidupan berorganisasinya sesuai dengan kesepakatan atau aturan yang telah disusun. Hak dan kewajiban tersebut dianggap penting agar keharmonisan antar organisasi internasional tetap terjaga sehingga tidak terjadi perselisihan. Berdasarkan prinsip-prinsip utama ASEAN, ASEAN berkewajiban untuk menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas nasional setiap negara dan berhak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan, subversif atau koersi pihak luar. 117 Piagam ASEAN Pasal 5 menyatakan bahwa: 1 Negara-negara anggota memiliki hak dan kewajiban yang setara berdasarkan Piagam ini, 2 Negara- negara anggota wajib mengambil langkah-langkah yang diperlukan, termasuk pembuatan legislasi dalam negeri yang sesuai, guna melaksanakan ketentuan- ketentuan dalam Piagam ini secara efektif dan mematuhi kewajiban-kewajiban keanggotaan. 118 Berkaitan dengan pembuatan legislasi dalam negeri sangat erat kaitannya dengan ratifikasi. Pada prinsipnya, setiap negara baik yang menganut civil law system maupun common law system menjalankan kewajiban internasionalnya dalam dua lingkup hukum yang bekerja secara simultan, yaitu dalam tataran 117 http:wiedwiputri.wordpress.com20130130organisasi-internasional diakses pada tanggal 3 Juli 2014 118 Piagam ASEAN, Pasal 5 Universitas Sumatera Utara hukum internasional dan hukum nasional. Negara sebagai aktor utama dalam masyarakat internasional harus menjalankan kewajiban-kewajiban yang diembannya yang lahir dari perjanjian-perjanjian internasional atau hukum-hukum kebisaaan yang ada. Sementara pada saat yang bersamaan dalam tataran hukum nasional, negara harus melaksanakan kewajiban internasionalnya sekalipun tata cara pelaksanaan kewajiban tersebut berbeda-beda, tergantung pada hirarki dan susunan kaidah yang digunakan dalam sistem hukum masing-masing negara. Contohnya, diratifikasinya Piagam ASEAN oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2008 akan menimbulkan akibat hukum bagi hukum nasional Indonesia, berupa pengakuan dari Pemerintah Indonesia kepada ASEAN sebagai suatu organisasi internasional yang mempunyai kapasitas hukum dalam kaidah hukum nasional Republik Indonesia. 119 Komitmen pemerintah Republik Indonesia untuk melaksanakan ASEAN Economic Community AEC dan yang lebih populer dengan sebutan Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015 yang termasuk dalam Piagam ASEAN, maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan cetak biru AEC 2015 merupakan konsekuensi yuridis dari sebuah Negara yang terlibat dalam perjanjian Internasional. Sebuah Negara yang terlibat dalam perjanjian Internasional akan memiliki hak-hak dan juga kewajiban-kewajiban tentunya dari adanya sebuah perjanjian Internasional To take- To give . Berdasarkan hal tersebut, maka hak-hak yang harus diterima oleh bangsa Indonesia dari adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN yaitu diperolehnya sebuah dampak dari adanya dinamika perdagangan internasional 119 http:bungarampaiilmuhukum.wordpress.com20130828akibat-hukum-ratifikasi- piagam-asean-terhadap-hukum-nasional-indonesia diakses pada 3 Juli 2014 Universitas Sumatera Utara yang menguntungkan bagi terciptanya dan juga terwujudnya masyarakat Indonesia yang makmur dalam keadilan pun adil dalam kemakmuran, 120 Perekonomian ASEAN dinilai masih belum mampu mendorong pertumbuhan ekonomi global secara signifikan. Hal tersebut dinilai karena adanya instabilitas nasional masing-masing negara anggota. Instabilitas kawasan ASEAN memiliki berbagai bentuk seperti tantangan politik, tantangan ekonomi bahkan hingga tantangan keamanan. Dampak dari bencana alam hebat yang menghantam Filipina pada tahun 2013, pencabutan berbagai skema subsidi serta penerapan berbagai kebijakan jaminan sosial di negara-negara kawasan, transisi politik yang sedang dialami oleh Indonesia, krisis politik yang terjadi di Thailand, penerapan hukum syariah di Brunei Darussalam, konflik militer terbuka antara Vietnam dan Tiongkok, sengketa kepulauan di kawasan Laut China Selatan antara Tiongkok dengan lebih kurang enam negara anggota ASEAN serta masih belum cepatnya pembangunan infrastruktur adalah beberapa contoh diantaranya. Beberapa contoh tantangan kawasan tersebut menunjukkan bahwa ketidakpastian akan menjadi tantangan laten pemerintah untuk menjaga momentum perekonomian yang ada. Stabilitas nasional menjadi hal yang esensial dalam menjaga daya pikat bagi investor global untuk mengembangkan sektor industri manufaktur. Menjaga stabilitas politik, ekonomi dan menjaga tingkat kepercayaan dari masyarakat begitu juga dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya. 120 http:ika-bismillah.blogspot.com2014_03_01_archive.html diakses pada tanggal 3 Juli 2014 Universitas Sumatera Utara dunia adalah “pekerjaan rumah” bagi pemerintah negara-negara ASEAN di tengah tantangan berbagai instabilitas nasional yang terus semakin tinggi intensitasnya. 121 Pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN akan memberikan peluang bagi negara-negara anggota ASEAN untuk memperluas cakupan skala ekonomi, mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi, meningkatkan daya tarik sebagai tujuan bagi investor dan wisatawan, mengurangi biaya transaksi perdagangan dan memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis. Disamping itu, pembentukan Komunitas Ekonomi Asean juga akan memberikan kemudahan dan peningkatan akses pasar intra-ASEAN serta meningkatkan transparansi dan mempercepat penyesuaian peraturan- peraturan dan standarisasi domestik. 122 Maka dari itu, menjaga daya saing di tengah tekanan global dan instabilitas domestik menjadi sangat penting demi kesiapan negara kawasan menuju AEC 2015. 123 Secara normatif, hak dan kewajiban negara ASEAN dalam menghadapi ASEAN Economic Community 2015 mendatang tercantum seluruhnya dalam Deklarasi ASEAN Economic Community Blueprint 2015 yang dibuat di Singapura, 20 November 2007, menugaskan Menteri-Menteri Ekonomi ASEAN terkait, dibantu oleh sekretariat ASEAN, untuk mengimplementasikan ASEAN Economic Community Blueprint dan melaporkan kepada kami secara berkala, melalui Dewan Komunitas Ekonomi ASEAN, mengenai kemajuan implementasi 121 http:www.macroeconomicdashboard.comindex.phpasean179-asean-tantangan- tekanan-ekonomi-global-dan-instabilitas-nasional-menuju-aec-2015 diakses pada tanggal 3 Juli 2014 122 http:saripedia.wordpress.comtagnegara-anggota-asean diakses pada tanggal 3 Juli 2014 123 http:www.macroeconomicdashboard.comindex.phpasean179-asean-tantangan- tekanan-ekonomi-global-dan-instabilitas-nasional-menuju-aec-2015, Ibid Universitas Sumatera Utara tersebut. 124 Pengimplementasian ASEAN Economic Community Blueprint wajib dilakukan dengan beberapa tindakan, yaitu: i High level task force HTLF harus memberikan masukan-masukan strategis kepada para mentri ekonomi ASEAN terkait isu-isu yang mempengaruhi implementasi cetak biru secara tepat waktu; ii Melaksanakan konsultasi berkala dengan berbagai badan sektoral untuk membahas dan mendapatkan masukan mengenai masalah-masalah implementasi cetak biru; iii Seketaris jendral ASEAN harus melaporkan kemajuan AEC 2015 pada pertemuan tingkat menteri terkait dan Konferensi Tingkat Tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka seluruh negara anggota ASEAN wajib mematuhi ketentuan yang ada pada ASEAN Economic Community Blueprint tersebut. 125 124 Declaration on The ASEAN Economic Community Blueprint : 1 ADOPT the AEC Blueprint which each ASEAN Member Country shall abide by and implement the AEC by 2015. The AEC Blueprint will transform ASEAN into a single market and production base, a highly competitive economic region, a region of equitable economic development, and a region fully integrated into the global economy. The AEC Blueprint including its strategic schedule is annexed to this Declaration. 2 TASK concerned Ministers, assisted by the ASEAN Secretariat, to implement the AEC Blueprint and to report to us regularly, through the Council of the ASEAN Economic Community, on the progress of its implementation. 125 Declaration on ASEAN Economic Community Blueprint, Article 71 Pada arus bebas barang yang terkait dengan fasilitasi perdagangan, negara anggota berkewajiban untuk mengatur proses, prosedur, dan arus informasi yang terkait dengan kepabeanan dan perdagangan yang sederhana, terselaraskan, dan terstandardisasi yang diharapkan dapat mengurangi biaya transaksi antar negara ASEAN sehingga dapat meningkatkan daya saing ekspor dan mempermudah integrasi ASEAN menuju pasar tunggal dan basis produksi untuk barang, jasa, dan investasi. Universitas Sumatera Utara Aliran bebas sektor jasa merupakan salah elemen penting dalam mewujudkan Komuitas Ekonomi ASEAN, yang di dalamnya tidak ada hambatan bagi para pemasok jasa ASEAN dalam penyediaan jasanya secara lintas-negara di kawasan, sesuai dengan aturan domestic di setiap negara anggota. Liberalisasi sektor jasa dirundingkan dalam beberapa putaran negosiasi, khususnya melalui ASEAN Coordinating Committee on Service CCS. Negosiasi untuk sektor tertentu seperti jasa keuangan dan transportasi Negara dilaksanakan melalui kementerian terkait. Proses liberalisasi sektor jasa tidak diperkenankan untuk menarik kembali komitmen dan fleksibilitas yang disepakati oleh seluruh Negara anggota ASEAN. Adanya liberalisasi pada sektor jasa ini membuat negara anggota ASEAN berhak untuk menerima layanan jasa dari negara lain, juga wajib untuk mengirimkan tenaga kerja dan layanan jasanya untuk menciptakan suasana yang kompetitif. Hal yang paling penting untuk dilakukan adalah dengan mengurangi substansial seluruh hambatan dalam perdagangan jasa untuk lima sektor prioritas bidang jasa, yaitu transportasi udara, e-ASEAN, kesehatan, pariwisata, dan logistik. 126 Pada bidang arus bebas investasi dan modal dituntut semua pihak untuk melakukan transparansi terhadap kebijakan, regulasi dan prosedur untuk berinvestasi serta melakukan penanaman modal antar negara ASEAN. Selain itu perlu adanya perlindungan terhadap investor dan perlindungan yang memadai dalam menghadapi potensi ketidakstabilan ekonomi makro dan risiko sistematik 126 Declaration on ASEAN Economic Community Blueprint, Article 21 Universitas Sumatera Utara yang timbul sebagai akibat proses liberalisasi, termasuk hak untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna menjamin stabilisasi ekonomi makro dan memastikan manfaat liberalisasi dapat dinikmati oleh seluruh Negara anggota ASEAN. 127 127 Declaration on ASEAN Economic Community Blueprint, Article 27-32 Universitas Sumatera Utara BAB IV PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL INDONESIA DALAM RANGKA MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY AEC 2015 A. ASEAN Economic Community Blueprint sebagai Pedoman Pelaksanaan ASEAN Economic Community AEC 2015 Pada pertemuan ke-39 ASEAN Economic Ministers AEM tahun 2007, disepakati mengenai naskah ASEAN Economic Community AEC Blueprint Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 beserta Strategic Schedule-nya, yang mencakup inisiatif-inisiatif baru serta roadmap yang jelas untuk mencapai pembentukan ASEAN Economic Community tahun 2015. ASEAN Economic Community AEC Blueprint tersebut kemudian disahkan pada Rangkaian Pertemuan KTT ASEAN ke-13. AEC Blueprint bertujuan untuk menjadikan kawasan ASEAN lebih stabil, sejahtera, dan sangat kompetitif, memungkinkan bebasnya lalu lintas barang, jasa, investasi dan aliran modal. Selain itu, juga akan diupayakan kesetaraan pembangunan ekonomi dan pengurangan kemiskinan serta kesenjangan sosial ekonomi pada tahun 2015. AEC Blueprint merupakan suatu master plan bagi ASEAN untuk membentuk Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dengan mengidentifikasi langkah-langkah integrasi ekonomi yang akan ditempuh melalui Universitas Sumatera Utara implementasi berbagai komitmen yang rinci, dengan sasaran dan jangka waktu yang jelas. 128 Cetak Biru ini mengidentifikasi “17 unsur inti” dari AEC dan menggambarkan 176 tindakan prioritas yang harus dilakukan dalam jadwal strategis pelaksanaan empat periode 2008-2009, 2010-2011, 2012-2013, dan 2014-2015. Perlu dicatat bahwa beberapa gol dalam Cetak Biru tetap samar- samar ditetapkan dan tonggak masih hilang. Dengan demikian, implementasi yang efektif sangat penting untuk mewujudkan AEC. 129 Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa AEC Blueprint menghasilkan empat kerangka utama, yaitu Pertama, ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas. Hal tersebut dilakukan dengan penghapusan tarif dan non-tarif melalui pengintegrasian kepabeanan dan pembatasan standar dan teknis mengenai perdagangan, pembebasan akses pasar dan investasi nasional melalui pelayanan profesional pada MRAs dan pertukaran tenaga profesional. Pada bidang investasi, dilakukan pembebasan untuk seluruh industri jasa yang terkait bagi seluruh investor ASEAN secara transparan, menyederhanakan prosedur, menghindari pajak berganda demi kesetaraan bersama. Selanjutnya, melakukan langkah-langkah pengendalian investasi modal portofolio bagi antar negara anggota ASEAN dengan cara saling bertukar informasi, mempelajari dampak dan meningkatkan struktur pemotongan 128 http:xerma.blogspot.com201305asean-economic-community-aec-blueprint.html, diakses pada 15 Juli 2014 129 lib.ui.ac.idfile?file=digital131618-T2027561-Dampak20kemajuan-Analisis.pdf, Deepening Economic Integration: The Asean Economic Community And Beyond, hal. 28-29 diakses pada 17 Juli 2014 Universitas Sumatera Utara pajak. Kemudian pada bidang tenaga kerja terdidik, mengadakan penghapusan diskriminasi pada tenaga kerja dan menyelaraskan standar pendidikan dan pelatihan bagi sumber daya manusianya. Kedua, ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi, dengan elemen peraturan kompetisi meliputi perdagangan yang adil dan jaringan otoritas persaingan, perlindungan konsumen dengan pembentukan mekanisme perlindungan konsumen dan jaringan lembaga perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual melalui proses modernisasi; pengetahuan mengenai hak cipta, aliansi dan jaringan dari lembaga penegak hukumnya, kemudian mengenai pengembangan infrastruktur yang dapat dilaksanakan melalui transportasi, informasi, infrastruktur, sumber daya, dan keuangan. Selain itu jaringan mengenai perpajakan melalui perjanjian bilateral juga perlu dilakukan untuk menghindari pajak berganda dan e-commerce dengan kerangka kerja ASEAN untuk sarana dan prasarana hukum selaras untuk e-contract dan penyelesaian sengketa. Ketiga, ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah meliputi mempercepat laju pembangunan dan meningkatkan kontribusi usaha kecil dan menengah di ASEAN, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam sebagai program swadaya ASEAN. Keempat, ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global dengan elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan melalui pendekatan umum FTA regional dan bersinergi dengan FTA bilateral serta pendekatan umum secara internasional, dan Universitas Sumatera Utara meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi globa dengan pendapatan daerah yang lebih tinggi serta mengadopsi praktik produksi dan pemasaran yang terbaik. Indonesia secara intens melakukan tindakan-tindakan untuk mendukung peningkatan iklim investasi dan perdagangan serta meningkatkan daya saing nasional, termasuk upaya yang dilakukan baik secara internal Indonesia dengan diterbitkannya Inpres No. 11 tahun 2011 tentang Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN, maupun eksternal berkoordinasi dengan negara ASEAN.

B. Integrasi Perangkat Hukum ASEAN mengenai Sektor-Sektor

Dokumen yang terkait

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

4 105 139

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 10

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 2

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 21

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 1 21

Mutual Recognition Arrangements(Mras) Dalam Rangka Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community)Dalam Perspektif Hukum Internasional Danpengaruhnya Terhadap Hukum Nasional Indonesia

0 0 7

Mutual Recognition Arrangements(Mras) Dalam Rangka Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community)Dalam Perspektif Hukum Internasional Danpengaruhnya Terhadap Hukum Nasional Indonesia

0 0 1

Mutual Recognition Arrangements(Mras) Dalam Rangka Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community)Dalam Perspektif Hukum Internasional Danpengaruhnya Terhadap Hukum Nasional Indonesia

0 0 13

Mutual Recognition Arrangements(Mras) Dalam Rangka Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community)Dalam Perspektif Hukum Internasional Danpengaruhnya Terhadap Hukum Nasional Indonesia

0 0 54

Mutual Recognition Arrangements(Mras) Dalam Rangka Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community)Dalam Perspektif Hukum Internasional Danpengaruhnya Terhadap Hukum Nasional Indonesia

0 0 4