BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah:
1. Kedudukan ASEAN dalam Hukum Internasional adalah sebagai sebuah
organisasi internasional yang didirikan melalui Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 oleh lima negara di Asia Tenggara, yaitu
Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura. Deklarasi Bangkok merupakan instrumen terpenting bagi ASEAN, karena dalam
Preamble Deklarasi menegaskan keinginan negara-negara anggota untuk mendirikan suatu federasi yang kokoh untuk tindakan bersama guna
memajukan kerja sama regional, memperkuat stabilitas ekonomi dan sosial dan untuk memelihara keamanan dari campur tangan pihak luar. Hal
tersebut membuat Deklarasi tersebut mengikat negara-negara anggotanya karena dianggap sebagai sebuah keputusan atau resolusi atau deklarasi.
Sebagai sebuah organisasi, ASEAN memiliki organ yang terdiri dari negara-negara permanen berdasarkan hukum internasional sehingga dapat
melaksanakan mekanisme organisasi, ASEAN juga mampu memisahkan kekuasaan dan kewenangan untuk menghindari terjadinya tumpang tindih
dalam pelaksanaannya sehingga organisasi ini dapat berjalan secara mandiri melakukan hubungan dengan organisasi lain.
Universitas Sumatera Utara
2. Hak dan kewajiban negara anggota ASEAN dalam bidang Ekonomi terkait
dengan ASEAN Economic Community 2015 secara konkret diatur dalam Deklarasi ASEAN Economic Community Blueprint 2015 yang dibuat di
Singapura, 20 November 2007, menugaskan Menteri-Menteri Ekonomi
ASEAN terkait, dibantu oleh sekretariat ASEAN, untuk
mengimplementasikan ASEAN Economic Community Blueprint dan
melaporkan kepada kami secara berkala, melalui Dewan Komunitas Ekonomi ASEAN, mengenai kemajuan implementasi tersebut.
ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan salah satu produk kesepakatan negara-negara ASEAN secara langsung akan menimbulkan
hak dan kewajiban. Apabila tiap negara anggota mampu mengatasi permasalahan nasionalnya dan dapat menghimpun seluruh kompetensi
yang ada untuk melaksanakan dimanika perekonomian yang semakin maju dalam skala internasional, maka ASEAN Economic Community 2015
dapat menjadi kemudahan peningkatan akses pasar intra-ASEAN serta meningkatkan transparansi dan mempercepat penyesuaian peraturan-
peraturan dan standarisasi domestik 3.
Menghadapi ASEAN Economic Community 2015 pemerintah telah mengambil kebijakan dan ketentuan dengan membentuk regulasi-regulasi
antara lain Instruksi Presiden No. 5 tahun 2008 tentang Fokus Progam Ekonomi, Instruksi Presiden No. 11 tahun 2011 tentang Pelaksanaan
Komitmen Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN, Keputusan Presiden No. 23 tahun 2012 tentang Susunan Keanggotaan Sekretariat Nasional
Universitas Sumatera Utara
ASEAN, Program Logistik Nasional, Penyusunan Roadmap Daya Saing, serta pembuatan Policy Paper mengenai kesiapan Indonesia menghadapi
AEC 2015. Namun, masih adanya kekurangan terhadap kepastian hukum dikarenakan peraturan yang tumpang tindih dan inefisien birokrasi. Tidak
semua elemen pemerintahan ikut berperan aktif menjalankan kebijakan- kebijakan tersebut sehingga masih banyaknya masyarakat yang kurang
memahami pentingnya pelaksanaan ASEAN Economic Community 2015 ini.
B. Saran