48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Pertumbuhan S. Cerevisiae
Pengukuran Optical Density OD dilakukan dengan menggunakan Spectronic 20 pada panjang gelombang 600 nm. Alasan pengukuran sel dengan
menggunakan OD
600
dikarenakan metode ini memiliki beberapa keuntungan dibandingkan metode lain, yang berupa, tidak memerlukan banyak peralatan gelas,
dan tidak memerlukan waktu yang lama. Data yang diperoleh dapat disajikan dalam bentuk kurva pertumbuhan, yang
menunjukkan gambaran mengenai profil serta kecepatan pertumbuhan dari sel S. cerevisiae. Berdasarkan kurva pertumbuhan ini dapat diketahui kondisi sel S.
cerevisiae yang dihasilkan optimum, dimana asupan nutrisi bagi sel S. cerevisiae masih tersedia dan kultur dari sel telah berada pada kondisi aktif. Sehubungan
dengan kondisi tersebut, diharapkan ragi S. cerevisiae yang digunakan dalam penelitian dapat berfungsi sebagai biosorben yang baik.
Sebelum dilakukan pengukuran OD
600
, ragi S. cerevisiae yang terdapat dalam agar miring diinokulasi menggunakan kawat ose ke dalam media YPD cair
dengan inkubasi selama 48 jam. Pengukuran absorbansi terhadap kultur sel dilakukan pada jam ke 0, 2, 4, 6, 8, 16, 24 dan 48 jam dengan menggunakan
panjang gelombang 600 nm. Nilai yang dihasilkan dari pengukuran OD
600
sebanding dengan jumlah sel ragi S. cerevisiae. Untuk nilai OD
600
sebesar 1
49
0.155 0.175
0.208 0.323
0.587 0.638
0.521 0.495
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7
1 0 2 0
3 0 4 0
5 0 6 0
O D
6
WAKTU JAM
menunjukkan bahwa sel ragi yang terdapat di dalam kultur berjumlah sekitar 10
7
selmL. Larutan blanko yang digunakan yaitu media cair tanpa penambahan sel ragi. Data absorbansi kultur sel ragi S. cerevisiae disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Data Absorbansi Kultur Ragi S. cerevisiae
No. waktu
jam OD
600
Pengenceran kali
Konsentrasi SelmL
1. 0,155
- 1,55 x 10
6
2. 2
0,175 -
1,75 x 10
6
3. 4
0,208 -
2,08 x 10
6
4. 6
0,323 -
3,23 x 10
6
5. 8
0,587 10
5,87 x 10
7
6. 16
0,638 10
6,38 x 10
7
7. 24
0,521 10
5,21 x 10
7
8. 48
0,495 10
4,95 x 10
7
Konsentrasi = OD
600
x faktor pengenceran x 10
7
selmL Data pada Tabel 5. bila dilukiskan dalam bentuk kurva kurva pertumbuhan
disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7. Kurva Pertumbuhan Sel Ragi S. cerevisiae
50
Berdasarkan Gambar 7 diperoleh ilustrasi yang menunjukkan bahwa sel ragi
S. cerevisiae memiliki fase adaptasi pada jam ke-0 sampai jam ke-4 Fase adaptasi terjadi karena sel ragi S. cerevisiae mulai menyesuaikan diri dengan media
pertumbuhan baru dan dapat tumbuh dengan baik. Fase selanjutnya yaitu fase pertumbuhan eksponensial yang terjadi pada jam ke-6 hingga jam ke-16. Pada
fase ini sel S. cerevisiae mulai mengalami pertumbuhan serta perkembangbiakan secara optimal. Setelah mengalami fase pertumbuhan sel S. cerevisiae mengalami
fase stationer pada jam ke-16 hingga jam ke-48. Setelah inkubasi selama 48 jam terjadi penurunan jumlah sel ragi yang menunjukkan bahwa sel S. cerevisiae telah
memasuki fase kematian. Fasa kematian dapat disebabkan oleh berkurangnya sumber nutrisi yang dapat diserap sel S. cerevisiae, sehingga ragi mengalami
penurunan jumlah sel dan mengakibatkan kematian. Berdasarkan hasil di atas diperoleh informasi yang berhubungan dengan
ketepatan waktu dalam penambahan ion logam. Penambahan ion Pb
2+
maupun Cd
2+
pada kultur sel dapat dilakukan pada jam ke-6. Pada jam ke-6 menunjukkan sel S. cerevisiae telah memasuki fase pertumbuhan. Penambahan ion Pb
2+
maupun Cd
2+
yang dilakukan sebelum jam ke-6 dikhawatirkan akan mengganggu fase pertambuhan dari S. cerevisiae.
B. Pengaruh Konsentrasi Ion Pb