Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir

27

B. Penelitian yang Relevan

Nunik Ekawati 2014 melakukan penelitian mengenai biosorpsi ion logam Cd oleh biomassa S. cerevisiae dengan menggunakan logam simulasi. Biosorspi dilakukan dengan menambahkan biomassa S. cerevisiae yang telah diinokulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biomassa S. cerevisiae mencapai waktu optimum pada jam ke-6 dan pada suhu 25 o C biomassa S. cerevisiae mencapai suhu optimum. Adanya interferensi logam lain mengakibatkan penurunan efisiensi biosorpsi dari 24,57 menjadi 16,23 dan pada variasi suhu inkubasi terjadi penurunan efisiensi dari 44,47 menjadi 35,22. Sunardi 2011 telah melakukan penelitian adanya penurunan kadar krom VI dengan Sargassum Sp, S. cerevisiae dan kombinasinya pada limbah cair industri batik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan S. cerevisiae dapat digunakan untuk menurunkan kadar kromVI serta limbah cair industri batik. Rahmadhan dan Handajani 2010, melakukan penelitian untuk mengetahui biomassa S. cerevisiae sebagai biosorben untuk menyerap kandungan ion logam Cr yang terdapat pada larutan. Penelitian dilakukan dengan menguji kemampuan biosorpsi pada variasi pH, waktu kontak dan konsentrasi logam Cr. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa biosorpsi tertinggi mencapai 45 dengan kapasitas adsorpsi maksimum sebesar 62,5 mg Crg sorben. Muwardi et al 1997 telah meneliti mengenai pemanfaatan biomassa S. cerevisiae untuk penyerapan logam Pb 2+. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang lebih 86 dari total serapan terjadi pada 10 menit pertama waktu kontak 28 dengan serapan maksimum 33,04 mg Pbg biomasaa. Veglio dan Beolchini 1996 telah menunjukkan kapasitas biosorpsi dari S. cerevisiae dalam mengurangi logam-logam seperti kobalt, zink, serta uranium.

C. Kerangka Berpikir

Pesatnya arus globalisasi yang ditandai dengan perkembangan industri menyebakan pencemaran logam berat pada lingkungan, terutama pada lingkungan perairan. Logam berat yang banyak ditemukan di alam berupa timbal, yang menempati urutan ke dua sebagai zat yang paling sering ditemukan dan menimbulkan potensi yang signifikan bagi kesehatan manusia. Selain logam timbal tidak menutup kemungkinan adanya logam-logam berat lain yang terbawa dan mampu menyebabkan pencemaran lingkungan akuatik juga. Dalam penelitian ini digunakan logam berat kadmium sebagai simulasi keberadaan logam lain di alam. Untuk mengatasi masalah pencemaran logam tersebut perlu dilakukan penelitian dengan metode yang ramah lingkungan, salah satunya dengan biosorspi memanfaatkan sel ragi dengan menggunakan mikroorganisme. Mikroorganisme seperti jamur, khamir, bakteri, alga secara efisen dapat menyerap logam berat dengan memiliki berbagai keunggulan lebih murah dibandingkan metode fisika- kimia. Penelitian ini menggunakan mikroorganisme S. cerevisiae yang berpotensi sebagai biosorben dan bioakumulator logam berat, diantaranya karena material dinding sel sebagai sumber pengikat logam yang tinggi. 29 Penelitian ini mengkaji mengenai kemampuan ragi S. cerevisiae dalam mengabsorpsi Pb 2+ yang tercampur ion logam Cd 2+ yang keduanya berbeda kelompok sesuai klasifikasi asam basa lunak-keras. Hal ini dilakukan berdasarkan keberadaan ion-ion logam lain dalam limbah selain ion Pb 2+ yang mungkin dapat mengabsorpsi ion Pb 2+ . Ion logam dapat diabsorpsi oleh mikroorganisme S. cerevisiae dengan cara berikatan dengan gugus sulfida dan asam amino sistein pada protein dinding sel ragi S. cerevisiae. Berdasarkan klasifikasi asam basa lunak keras gugus sulfida termasuk ke dalam golongan basa lunak. Dengan demikian, secara teori dapat diramalkan bahwa gugus sulfida akan cenderung mengikat ion golongan asam lunak atau ion daerah batas. Berdasarkan konsep asam basa lunak keras ion logam Pb 2+ dan ion logam Cd 2+ terletak pada klasifikasi yang berbeda. Pb 2+ terletak pada daerah batas dan Cd 2+ terletak pada daerah asam lunak. Ditinjau dari elektron valensi gugus sulfida dan ion Pb 2+ mempunyai elektron yang sesuai yaitu 2- dan 2+, sehingga dimungkinkan akan lebih mudah terjadi ikatan. Berdasarkan beberapa kemungkinan di atas maka interferensi ion Cd 2+ diduga akan berpengaruh dalam mempengaruhi biosorpsi ragi S. cerevisiae terhadap logam Pb 2+ apabila kedua ion logam tersebut tercampur. 30 Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan berbagai variasi yaitu waktu kontak dan pH media untuk mengetahui efisiensi biosorpsi ion Pb 2+ yang terinteferensi ion logam Cd 2+ . Secara ringkas kerangka berpikir dapat ditampilkan melalui Gambar 6. Gambar 6 . Kerangka Berpikir Biosorpsi Menggunakan S. cerevisiae 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dan obyek penelitian ini dijelaskan secara rinci dengan memisahkan antara subyek penelitian dan obyek penelitian.

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini berupa sel ragi S. cerevisiae yang mampu membiosorpsi ion Pb 2+ yang diinterferensi oleh ion Cd 2+ pada pengaruh variasi waktu kontak dan pH media.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini berupa absorptivitas sel ragi S. cereviseae terhadap ion Pb 2+ yang diinterferensi oleh ion Cd 2+ pada pengaruh variasi waktu kontak dan pH media.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat yang masing-masing variabel dijelaskan pada bagian berikut.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian adalah variasi perbandingan Pb 2+ dan Cd 2+ waktu kontak, yaitu 0; 2; 4; 6; 8 dan 10 jam, serta pH yaitu 3; 5; 7 dan 9.