Pengaruh Variasi pH Media terhadap Biosorpsi Ion Pb Pengaruh Interferensi Cd

43

12. Pengaruh Variasi pH Media terhadap Biosorpsi Ion Pb

2+ oleh Ragi S. cereviseae Disiapkan 8 buah erlenmeyer 100 mL dilakukan secara duplo 2 kali ulangan disiapkan dan diisi dengan media YPD cair yang telah disterilkan dengan menggunakan autoklaf masing-masing sebanyak 9,35 mL. Pengambilan YPD cair dilakukan di dalam Laminar Air Flow, kemudian pH media diatur pada variasi 3, 5, 7, dan 9 ditambah dengan HCl atau NaOH. Sebanyak 0,5 mL starter ditambahkan pada media diinkubasi selama 6 jam berdasarkan waktu kontak optimum. Kemudian 2 mL diambil dan diukur OD600nya. Larutan Pb 2+ ditambah sebanyak 0,15 mL konsentarasi optimum dan diinkubasi dengan kecepatan 125 rpm selama 6 jam berdasarkan waktu kontak optimum. OD 600 kultur ragi diukur untuk setiap variasi pH media versus OD 600. Masing-masing kultur utama ragi disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Supernatan diambil dengan hati-hati dan ditambah dengan 3 tetes HNO 3 pekat agar tidak terjadi pengendapan. Kandungan logam Pb 2+ sisa dalam supernatant diukur dengan menggunakan SSA. Konsentrasi Pb 2+ akhir dapat diketahui dengan bantuan kurva larutan standar Pb 2+ , sehingga diperoleh pH optimum untuk proses biosorpsi Pb 2+ oleh sel ragi S. cereviseae. 44

13. Pengaruh Interferensi Cd

2+ terhadap Penyerapan Ion Pb 2+ oleh Sel Ragi S. Cereviseae pada Variasi pH Media Disiapkan 8 buah erlenmeyer 100 mL dilakukan secara duplo 2 kali ulangan disiapkan dan diisi dengan media YPD cair yang telah disterilkan dengan menggunakan autoklaf masing-masing sebanyak 9,15 mL. Pengambilan YPD cair dilakukan di dalam Laminar Air Flow, kemudian pH media diatur pada variasi 4, 5, 7, dan 9 ditambah dengan HCl atau NaOH pekat. Sebanyak 0,5 mL starter ditambahkan pada media diinkubasi selama 6 jam, kemudian 2 mL kutur diambil dan diukur OD 600 -nya. Larutan Pb 2+ ditambahkan sebanyak 0,2 mL dan larutan Cd 2+ ditambahkan sebanyak 0,2 mL dan diinkubasi pada suhu kamar masing-masing pada variasi pH 4, 5, 7, 9 dengan kecepatan 125 rpm selama 10 jam waktu kontak optimum. OD 600 kultur ragi diukur pada setiap variasi suhu inkubasi kemudian dibuat grafik yang menghubungkan antara suhu inkubasi versus OD 600 . Masing-masing kultur utama ragi disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Supernatan diambil dengan hati-hati dan ditambah dengan 3 tetes HNO 3 pekat agar tidak terjadi pengendapan. Kandungan logam Pb 2+ sisa dalam supernatan diukur dengan menggunakan SSA. Konsentrasi Pb 2+ akhir dapat diketahui dengan bantuan kurva larutan standar Pb 2+ sehingga diperoleh pH optimum untuk proses biosorpsi Pb 2+ oleh sel ragi S. cereviseae. 45

E. Teknis Analisis Data