51
siklus II terlihat perbedaan. Pada siklus II ini, tulisan siswa terlihat lebih rapi dan kalimat-kalimat yang diuraikan dalam paragraf lebih runtut dibandingkan dengan
catatan harian siswa pada siklus I. Ketika wawancara juga terlihat perbedaan sikap siswa ketika diwawancara. Siswa yang diwawancara adalah siswa yang
mempunyai kemampuan tinggi, sedang, rendah dalam menemukan gagasan utama dalam teks bacaan dan menyimpulkan isi teks bacaan dan siswa yang berperilaku
aneh di kelas. Pada siklus II ini, posisi duduk siswa lebih sopan jika dibandingkan dengan wawancara pada siklus I dan jawaban-jawaban yang dilontarkan oleh
siswa lebih detail jika dibandingkan jawaban-jawaban siswa pada siklus I.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas VII. Adapun sumber datanya adalah siswa kelas VII C SMP Negeri 2
Kudus. SMP Negeri 2 Kudus termasuk SMP favorit di Kudus dan prestasinya sudah tingkat Jawa Tengah. Selain itu, SMP Negeri 2 Kudus merupakan sekolah
RSBI Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Untuk kelas VII terdapat tujuh kelas, yang terdiri atas tiga kelas reguler dan empat kelas nonreguler Imercy.
Tiga kelas reguler yaitu kelas VII A, VII B, dan VII C yang masing-masing kelas terdapat 40 siswa, sedangkan kelas nonreguler Imercy yaitu kelas VII D, VII E,
VII F, dan VII G yang masing-masing kelas terdapat 30 siswa. Dari hasil wawancara dengan guru bidang studi bahasa dan sastra Indonesia SMP N 2
Kudus, peneliti hanya mengambil satu kelas sebagai objek penelitian yaitu kelas
52
VII C yang terdiri atas siswa laki-laki sebanyak 22 dan siswa perempuan sebanyak 18.
Peneliti memilih kelas ini sebagai objek penelitian dengan alasan 1 berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran bahasa dan
sastra Indonesia, kemampuan membaca khususnya dalam kompetensi membaca pemahaman siswa kelas VII C mendapatkan nilai yang masih rendah
dibandingkan dengan siswa di kelas yang lainnya sehingga perlu diadakan upaya untuk meningkatkannya; 2 berdasarkan hasil pengamatan peneliti, kemampuan
siswa dalam aspek membaca pemahaman di kelas VII C masih rendah dan belum sesuai dengan batas nilai ketuntasan belajar; 3 meskipun kelas VII C merupakan
kelas yang mendapatkan nilai terendah, minat siswa kelas VII C sangat tinggi untuk belajar kompetensi membaca pemahaman dalam menemukan gagasan
utama. Hal inilah yang menjadi pertimbangan peneliti sebagai dasar awal dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa khususnya dalam
kompetensi membaca pemahaman dengan metode make a match; 4 selain itu, didasarkan atas kurang aktifnya siswa kelas VII C dalam pembelajaran terutama
dalam berdiskusi. Ketika berdiskusi hanya beberapa siswa yang sama saja terlihat aktif. Yang lain cenderung diam dan bergantung pada teman yang aktif.
Penelitian ini dilakukan pada kelas VII C agar keterampilan siswa kelas VII C dalam membaca pemahaman menemukan gagasan utama dalam teks bacaan
tidak kalah atau ketinggalan dengan prestasi kelas yang lain.
3.3 Variabel Penelitian