34
gagasan utama dalam teks, berarti kelompok tersebut belum memahami cara menemukan gagasan utama dan menyimpulkan isi teks bacaan, sehingga guru
lebih memperhatikan kelompok tersebut dan selalu memberikan latihan-latihan khusus terhadap kelompok tersebut agar lebih cepat menemukan gagasan utama
dan menyimpulkan isi teks bacaan. Pemberian hadiah atau reward terhadap siswa atau kelompok yang
dianggap aktif merupakan salah cara untuk memotivasi siswa dalam menemukan gagasan utama dan menyimpulkan isi teks bacaan. Mereka akan memperoleh
hadiah dari guru dengan cara aktif dalam pembelajaran yaitu dengan ikut berperan secara aktif dalam make a match yaitu dengan cepat dan tepat menemukan
jawaban di kelompok jawaban.
2.3 Kerangka Berpikir
Kemampuan menemukan gagasan utama dalam teks bacaan siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Kudus masih rendah. Rendahnya kemampuan siswa
dalam menemukan gagasan utama tampak pada skor yang diperoleh rendah karena kesulitan dalam menemukan gagasan utama, mengingat tidak semua
gagasan utama terdapat pada awal paragraf. Semua siswa mengangggap bahwa gagasan utama pasti terdapat pada awal paragraf. Akan tetapi, dengan adanya
metode make a match siswa dapat menemukan gagasan utama dengan tepat. Meskipun dengan berkelompok, akan tetapi setiap siswa memperoleh teks bacaan
yang berbeda yang sebenarnya merupakan suatu rangkaian sebuah paragraf. Penggunaan metode make a match dalam pembelajaran sangat cocok,
karena pada umumnya siswa menyukai sistem pembelajaran yang komunikatif
35
dan siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Penerapan metode make a match dalam pembelajaran, khususnya menemukan gagasan utama dalam teks
bacaan siswa dilatih untuk menemukan gagasan utama. Setelah siswa menemukan gagasan utama secara berkelompok
sebanyak dua kali yaitu yang pada awalnya siswa menjadi kelompok soal, pada sesi yang kedua kelompok tersebut bertukar posisi yang diharapkan semua siswa
memperoleh kesempatan untuk sama-sama merasakan menemukan gagasan utama dalam teks bacaan yang diberikan oleh guru.
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kemampuan membaca pemahaman siswa untuk menemukan gagasan
utama dan perubahan perilaku pada siswa kelas VII SMP N 2 Kudus akan meningkat jika dalam pembelajarannya menggunakan metode make a match.
36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas PTK. PTK dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus I dan siklus II.
Siklus I bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis narasi siswa. Siklus I
digunakan sebagai refleksi untuk melaksanakan siklus II. Hasil proses tindakan
pada siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis narasi setelah dilakukan perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar yang
didasarkan pada refleksi siklus I. PTK dilaksanakan dalam wujud proses pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap pada setiap siklusnya yakni
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut merupakan gambar siklus penelitian tindakan kelas ini.
P P
R T R R T R T T O O
Keterangan: P : Perencanaan
O : Observasi T: Tindakan
R : Refleksi Observasi awal dilakukan sebelum peneliti melakukan siklus I dan siklus
II. Observasi awal ini dilakukan agar peneliti mengetahui kondisi siswa dalam kelas, dan kesulitan yang dialami oleh siswa. Selain itu, observasi awal ini
Siklus I Siklus II