157
maju ke depan kelas bertambah. Siswa yang pasif mulai berani maju ke depan kelas. Siswa yang aktif memberi kesempatan pada siswa yang pasif.
Tingkah laku siswa yang ditunjukkan selama proses pembelajaran sebagian besar sudah cukup baik. Siswa yang suka gaduh dan mengganggu teman
kelompoknya yang lain sudah tidak ditemukan lagi. Empat siswa yang suka gaduh sudah tidak bisa gaduh dan mengganggu temannya lagi karena posisi tempat
duduk sudah berdasarkan nomor absen sehingga mereka tidak bisa berkelompok. Siswa cenderung saling bertukar pikiran tentang tulisannya sehingga tulisan siswa
satu mempengaruhi tulisan siswa yang lain. Akan tetapi, walaupun demikian mereka tidak menjiplak tulisan temannya karena setiap siswa menyampaikan
tulisannnya dengan cara dan cerita yang berbeda. Tidak sedikit siswa yang posisi kelompoknya berada di sebelah dinding duduk sambil bersandar pada dinding.
Ada juga siswa yang menulis opini sambil menopang dagunya di atas meja. Hal tersebut dimaklumi karena pembelajaran dilaksanakan selama satu hari pada hari
sabtu sehingga suasana kelas terasa panas. Hal tersebut juga tidak menjadi masalah asalkan siswa melakukan tugasnya yaitu menulis opini dengan baik.
4.1.2.2.3 Hasil Wawancara Siklus II
Pada siklus II, dari pertanyaan pertama diperoleh jawaban bahwa empat siswa menyatakan menyukai menulis, sedangkan dua siswa lainnya menyatakan
sebaliknya. Empat siswa yang diwawancarai menyatakan menyukai menulis karena bisa menuangkan ide yang dipikirkan ke dalam sebuah tulisan. Dua siswa
yang diwawancarai merasa tidak suka apabila disuruh menulis karena menulis itu
158
membingungkan dalam menceritakannya. Kenyataan ini tidak relevan dengan hasil tes menulis opini yang diperoleh siswa tersebut. Salah satu siswa yang
menyatakan tidak suka menulis ternyata mendapatkan nilai 92 dalam kategori sangat baik. Bahasa dan pilihan kata yang digunakan dalam tulisannya pun lebih
bervariasi daripada teman-temannya, penggunaan ejaan dan tanda bacanya pun sudah baik. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata siswa tersebut suka membaca dan
menonton berita di televisi. Hal inilah yang menambah referensi dan kosakatanya ketika menulis opini.
Pada siklus II, dari pertanyaan pertama juga diperoleh jawaban bahwa dua siswa menyatakan suka menulis tentang perkembangan sosial budaya, satu siswa
suka menulis tentang pemerintahan, satu siswa suka menulis tentang kehidupan, satu siswa menyatakan suka menulis tentang kriminal, satu siswa suka menulis
tentang acara kesukaan. Berdasarkan jawaban siswa tersebut dapat diketahui bahwa siswa suka menulis tentang tema-tema yang dekat dengan dunianya, atau
berhubungan dengan dirinya. Hal ini sangat relevan dengan hasil observasi guru ketika guru mengundi tema-tema karangan yang akan dikembangkan siswa, siswa
yang mendapatkan tema yang disukainya berteriak ”Yeee.....ah” dan ”Yeee....sss” yang mengekspresikan kegembiraan mereka.
Berdasarkan hasil jawaban siswa dari pertanyaan kedua siklus II, diperoleh jawaban bahwa keenam siswa tersebut menyatakan menyukai karikatur konteks
sosiokultural. Hal ini sangat relevan dengan perilaku siswa yang serentak diam ketika karikatur ditayangkan. Mereka memperhatikan dengan sungguh-sungguh
159
dan raut wajah mereka pun berubah sesuai dengan maksud dan tujuan yang terkandung dalam karikatur.
Berdasarkan pertanyaan yang ketiga siklus II, dari keenam siswa yang diwawancarai dapat diketahui bahwa siswa-siswa tersebut menyukai karikatur
konteks sosiokultural karena gambarnya Keenam siswa yang diwawancarai menyatakan menyukai karikatur
konteks sosiokultural yang dihadirkan guru ke dalam kelas. Pada pembelajaran ini, dari pertanyaan keenam dan ketujuh dapat
diketahui bahwa keenam siswa yang diwawancarai menyatakan suka dibimbing oleh guru.
4.1.2.2.4 Hasil Angket Siklus II