27
menyatakan kata karikatur caricature berasal dari Ilatia caricatura caricare yang artinya membermuatan atau beban tambahan yang direka adalah tokoh-tokoh
politik atau orang-orang yang peristiwa tertentu menjadi pusat perhatian. Dalam hal ini jasmani tokoh-tokohnya itu tidak selamanya dimaksudkan sebagai sindiran,
melainkan dapat juga untuk menampilkan secara humoris. Karikatur dapat digolongkan sebagai kartun nonverbal. Kartun nonverbal adalah kartun yang
semata-mata memanfaatkan gambar-gambar atau memakai jenaka untuk menjalankan tugasnya itu.
Menurut keempat pendapat tersebut, karikatur merupakan satu bagian dari kartun. Kartun yang mengandung sindiran atau kritik disebut kartun editorial
editorial cartoon. Karikatur disebut juga kartun editorial karena merupakan visualisasi dari tajuk rencana sebuah surat kabar.
Karikatur bukan sekedar gambar biasa yang menggambarkan sesuatu dengan sederhana atau dengan cara yang dilebih-lebihkan dengan tujuan
menghadirkan sesuatu yang lucu. Karikatur sebagai salah satu bentuk opini gambar sebenarnya merupakan maskot dari sebuah surat kabar. Karikatur
merupakan obor dari hal-hal yang dilontarkan redaksi surat kabar tertentu. Melalui analisis hal-hal yang disampaikan karikatur, pembaca dapat meraba misi yang
diemban sebuah surat kabar serta tujuan-tujuan yang hendak dicapai.
2.2.2.2 Karikatur dalam Penulisan Opini Siswa
Penggunaan media pembelajaran sangat membantu kegiatan belajar mengajar KBM. Pengadaanya tidak harus memerlukan biaya, waktu, dan tenaga
yang banyak. Benda-benda yang dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari
28
dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Dalam hal ini kreatifitas guru sangat dibutuhkan untuk memilih media yang cocok bagi siswa. Sesuatu yang
nampaknya sepele akan tetapi dapat berdaya guna tinggi bila guru mampu memanfaatkannya.
Karikatur adalah bagian dari surat kabar yang tidak asing lagi bagi siswa maupun guru. Dalam pembelajaran menulis, terutama menulis opini, karikatur
dimungkinkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Berkaitan dengan hal itu Rivai 1991:61 menyatakan bahwa karikatur yang efektif akan menarik
perhatian serta menumbuhkan minat belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa karikatur bisa menjadi hal yang berguna di dalam kelas.
Karikatur memiliki sifat kesamaan dengan penulisan opini. Keduanya sama-sama mengemukakan opini, namun dalam bentuk yang berbeda. Karikatur
berbentuk gambar sedangkan opini dalam bentuk tulisan. Apabila karikatur digunakan sebagai media pembelajaran menulis opini, maka karikatur berfungsi
menstimulus siswa untuk menulis opininya tentang gambar yang diamatinya. Dengan melihat karikatur tersebut, siswa diberi kebebasan menuangkan gagasan
atau pendapatnya disertai argument berdasarkan penalaran yang logis.
2.2.2.3 Karikatur Konteks Sosiokultural
Semakin bertambah surat kabar semakin bertambah pula karikatur yang dimuat dalam surat kabar tersebut. Sejumlah karikatur yang ada, belum tentu
semuanya memiliki kriteria sebagai karikatur yang berbobot. Oleh karena itu, mengenai kualitas karikatur ini sangat membantu dalam memilih karikatur untuk
tujuan pembelajaran.
29
Rivai 1991:59-61 menentukan beberapa teknik karikatur untuk tujuan pembelajaran, yaitu; 1 pemakaiannya sesuai dengan pembelajaran siswa, 2
kesederhanaan, 3 lambang yang jelas. Pertimbangan yang pertama mengandung arti bahwa karikatur hendaknya dapat dimengerti oleh siswa saat karikatur itu
digunakan. Pengalaman membaca dan menyimak berita-berita terbaru siswa melalui media yang lain sangat membantu dalam menafsirkan karikatur tersebut.
Penelitian Shaffer lewat Rivai, 1991:59 mengungkapkan bahwa pada umumnya anak-anak usia 13 tahun mulai dapat menfsirkan karikatur-karikatur sosial politik
dan budaya. Pertimbangan yang kedua yakni kesederhanaan mengandung arti bahwa karikatur yang baik hanya berisi hal-hal yang penting saja. Kesederhanaan
dalam karikatur mengacu pada kesederhanaan penggambaran fisik tokoh atau suasana yang ditampilkan dan singkatnya keterangan yang disertakan dalam
karikatur tersebut. Teknik pemilihan karikatur yang lebih detail untuk media pembelajaran
yaitu: 1
penggambaran bentuk karikatur yang humoris; 2
adanya penonjolan bagian tertentu untuk memperhatikan cirri khas seseorang tokoh atau maksa khas peristiwa penting yang hangat;
3 pemakaian goresan yang efektif, dan tidak banyak perhiasan;
4 penampilan kerikatur yang mendukung;
5 sesuai dengan pengalaman siswa;
6 karikatur memuat pesan atau ide berdasarkan fakta peristiwa yang sungguh-
sungguh terjadi dan bukan khayalan karikaturis;
30
7 karikatur mengandung kritik peristiwa yang masih hangat.
Karikatur konteks sosiokultural merupakan karikatur yang berisi masalah- masalah sosial dan perilaku budaya. Dalam penelitian ini karikatur yang dipilih
adalah karikatur yang konteks sosiokultural, karena sangat sesuai dengan keadaan masyarakat indonesia yang multikultural. Dengan karikatur sosiokultural, siswa
kan lebih memahami dan lebih tertarik karena karikatur tersebut sesui dengan keadaan siswa SMK Pelita Nuisantara 01 Semarang yang berasal dari berbagai
agama, dan berbeda budaya. Selain itu karikatur yang berisi tentang masalh- masalah sosial dan perilaku budaya dapat menjadikan siswa berpikir kritis
terhadap kondisi sosial masyarakat. Dengan beberapa pertimbangan di atas diharapkan guru dapat memilih
karikatur konteks sosiokultural yang berkualitas atau baik yang sesuai dengan kondisi masyarakat umum.
2.2.2.4 Prinsip Pengembangan Media Pembelajaran