3.6.2 Fermentasi Karbohidrat
Fenol merah basal broth digunakan sebagai medium basal. Sebanyak 1 larutan gula steril ditambahkan secara aseptis ke dalam fenol merah basal broth
steril sebelum diinokulasi dengan kultur murni khamir yang berumur 12 jam selanjutnya diinkubasi selama 5 hari pada suhu 30ÂșC. Uji dikatakan positif jika
terjadi perubahan warna merah fenol menjadi kuning Abegaz, 2007.
3.7 Pengukuran Fisiko-Kimia Tauco 3.7.1 Pengukuran pH
Pengukuran pH dilakukan pada sampel tauco mulai dari minggu ke-0 sampai minggu ke-8 dengan menggunakan pH meter. Tujuan pengukuran pH
tersebut adalah untuk mengetahui apakah ada terjadi kenaikan pH pada tauco selama proses fermentasi berlangsung.
3.7.2 Pembuatan Kurva Baku Glukosa
Larutan glukosa anhidrat baku dibuat sebanyak 0,2-1,0 mgml kemudian diambil 1 ml larutan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambah 1 ml
akuades. Pembuatan blanko sebanyak 2 ml akuades kemudian ditambahkan 3 ml DNS pada masing-masing tabung reaksi. Tabung reaksi dipanaskan dalam
penangas air mendidih selama 15 menit dan didinginkan selama 20 menit. Tabung reaksi ditera pada panjang gelombang 575 nm kemudian dibuat kurva baku
glukosa mgml x absorbansi Widowati dan Misgiyarta, 2003.
Universitas Sumatera Utara
3.7.3 Penentuan Kadar Gula Reduksi
Bahan padat yang sudah dihaluskan ditimbang sebanyak 2,5-25 g dan dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml, tambahkan 50 ml akuades. Kemudian
ditambah dengan AlOH
3
atau larutan Pb-asetat. Penambahan bahan penjernih ini diberikan secara setetes demi setetes sampai tidak menimbulkan pengeruhan lagi.
Kemudian ditambahkan akuades dan disaring. Filtrat ditampung dalam labu takar 200 ml. Untuk menghilangkan kelebihan Pb, ditambahkan Na
2
CO
3
anhidrat atau K atau Na-oksalat anhidrat atau larutan Na-fosfat 8 secukupnya, kemudian dikocok dan disaring. Filtrat bebas Pb bila ditambah K atau Na-fosfat
atau Na
2
CO
3
tetap jernih. Diambil 25 ml filtrat bebas Pb, dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan 25 ml larutan Luff-Schoorl dan juga dibuat
perlakuan blanko yaitu Larutan Luff-Schoorl 25 ml dan 25 ml akuades. Selanjutnya Erlenmeyer yang berisi filtrat bebas Pb ditambahkan dengan beberapa
butir batu didih, lalu Erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin balik, dan didihkan.
Pendidihan larutan dipertahankan selama 10 menit. Selanjutnya dengan segera didinginkan dan ditambahkan 15 ml KI 20 dan dengan hati-hati
ditambahkan 25 ml H
2
SO
4
26,5. Yodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan Na-thiosulfat 0,1N memakai indikator pati sebanyak 2-3 ml. Untuk
memperjelas perubahan warna pada akhir titrasi maka sebaiknya pati diberikan pada saat titrasi hampir berakhir. Perhitungan tersebut dapat dicari dengan
mengetahui selisih antara titrasi blanko dan titrasi contoh kadar gula reduksi
Universitas Sumatera Utara
dalam bahan yang dapat dicari dengan menggunakan tabel 3.7.3 berikut Sudarmadji et al.,1984.
Tabel 3.7.3 Penentuan Glukosa, Fruktosa dan Gula Invert dalam Suatu Bahan dengan Methoda Luff Schoorl
ml 0,1 N Na-thiosulfat
Glukosa, fruktosa, gula invert mg C
6
H
12
O
6
ml 0,1 N Na-thiosulfat
glukosa, fruktosa, gula invert mg C
6
H
12
O
6
1 2,4
2,4 13
33,0 2,7
2 4,8
2,4 14
35,7 2,8
3 7,1
2,5 15
38,5 2,8
4 9,7
2,5 16
41,3 2,9
5 12,2
2,5 17
44,3 2,9
6 14,7
2,5 18
47,1 2,9
7 17,2
2,6 19
50,0 3,0
8 19,8
2,6 20
53,0 3,0
9 22,4
2,6 21
56,0 3,1
10 25,0
2,6 22
59,1 3,1
11 27,6
2,7 23
62,2 -
12 30,3
2,7 26
68,4 -
3.7.4 Penentuan Kadar Asam Amino