K : Indeks proporsi yang menunjukkan bagian yang diterima oleh petani, dinyatakan dalam persentase dan ditetapkan setiap bulan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I berdasarkan
Tim Penetapan Harga Pembelian TBS H
CPO
: Harga rata-rata minyak sawit CPO tertimbang realisasi penjualan ekspor FOB dan lokal masing-masing perusahaan pada bulan sebelumnya, dinyatakan dalam RpKg dan
ditetapkan setiap bulan RCPO : Rendemen minyak sawit, dinyatakan dalam persentase dan ditetapkan sebagai
Lampiran SK Menbutbun HIS : Harga rata-rata tertimbang minyak inti sawit realisasi penjualan ekspor FOB dan lokal
masing-masing perusahaan pada bulan sebelumnya, dinyatakan dalam RpKg dan ditetapkan setiap bulan
RIS : Rendemen minyak inti sawit, dinyatakan dalam persentase dan ditetapkan sebagai Lampiran SK Menbutbun Anonymous, 2007.
Harga TBS dipengaruhi oleh harga rata-rata tertimbang dari harga CPO Internasional dan harga CPO Domestik, serta faktor lain yang terjadi dilapangan. Mutu dan rendemennya
ditentukan oleh jenis bibit, umur tanaman dan mutu panen Bangun, 1989. Baik melalui
kekuatan pasar dan kebijakan pemerintah, harga TBS di pengaruhi oleh harga CPO.
2.1.2. Penelitian Terdahulu
Arifandi 2008, menunjukkan bahwa ketika harga CPO Internasional naik sebesar 1 , maka harga CPO Domestik naik sebesar 0,983 , sedangkan harga minyak goreng
Domestik naik sebesar 1,016 . Jaldi 2007, menunjukkan bahwa 1 perubahan harga sebesar 1 di tingkat pemasar akan mengakibatkan perubahan harga sebesar -0,34 di
tingkat produsen pada kegiatan pemasaran CPO ekspor PTPN IV. Hal ini disebabkan, karena adanya peningkatan input, seperti harga bahan baku TBS, harga solar dan upah tenaga kerja
dalam pembuatan CPO dan lemahnya posisi tawar PTPN IV, serta hal-hal yang bersifat
politis, yaitu hubungan diplomatik indonesia dengan negara pengimpor CPO. 2 perubahan harga sebesar 1 di tingkat pemasar akan mengakibatkan perubahan harga sebesar 0,59 di
tingkat produsen pada kegiatan pemasaran CPO Domestik PTPN IV. Hal ini disebabkan, karena adanya kenaikkan input, seperti bahan baku TBS, harga solar pabrik dan upah
tenaga kerja dalam pembuatan CPO dan lemahnya posisi tawar PTPN IV. 2.2.
Landasan Teori 2.2.1
Supply Chain
Konsep supply chain rantai penawaran merupakan konsep baru dalam melihat persoalan logistik. Konsep lama melihat logistik sebagai persoalan intern masing-masing
perusahaan dan pemecahannya dititik beratkan pada pemecahan secara intern di perusahaan masing-masing. Dalam konsep baru ini, masalah logistik dilihat sebagai masalah
yang lebih luas dan terbentang sangat panjang mulai dari bahan baku sampai produk jadi yang digunakan oleh konsumen akhir
Konsep rantai penawaran yang relatif baru sebetulnya tidak sepenuhnya baru karena konsep tersebut merupakan perpanjangan dari konsep logistik. Hanya
manajemen logistik lebih terfokus pada pengaturan aliran di dalam suatu perusahaan, sedangkan manajemen rantai penawaran menganggap bahwa integrasi dalam suatu
perusahaan tidaklah cukup. Integrasi harus dicapai untuk seluruh mata rantai pengadaan barang, mulai dari yang paling hulu sampai dengan yang paling hilir. Oleh karena
itu, rantai penawaran terfokus pada pengaturan aliran barang antar perusahaan yang terkait, dari hulu sampai hilir bahkan sampai pada konsumen terakhir Isnanto, 2009.
2.2.2. Rantai Pemasaran