Perkembangan harga TBS Sumatera Utara

Gambar 6. Grafik Perbandingan Harga Nominal dan Rill CPO Domestik Pada gambar 6 tampak jelas bahwa grafik perkembangan harga nominal dan perkembangan harga rill CPO Domestik cenderung sama. Hanya saja pada bulan September 2007 hingga bulan Desember 2010, grafik perkembangan harga rill CPO Domestik mengalami penurunan grafik jika dibandingkan dengan grafik perkembangan harga nominal CPO Domestik yang mengalami peningkatan grafik. Dimana sebelumnya pada bulan Januari 2001 hingga bulan Agustus 2007, grafik perkembangan harga nominal CPO Domestik lebih rendah dengan grafik perkembangan harga rill CPO Domestik. Tetapi secara keseluruhan grafik perkembangan harga nominal CPO Domestik mengalami peningkatan secara signifikan dibandingkan dengan grafik perkembangan harga rill CPO Domestik. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan harga nominal dan harga rill CPO Domestik cenderung sama yaitu mengalami peningkatan harga yang sama secara fluktuatif.

5.1.3. Perkembangan harga TBS Sumatera Utara

Harga TBS Sumatera Utara merupakan harga acuan TBS di tingkat Pabrik Kelapa Sawit PKS dan di tingkat petani kelapa sawit di Propinsi Sumatera Utara yang ditetapkan bersama oleh Dinas Perkebunan, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit, dan Pengusaha pengembang bisnis hulu hingga hilir komoditi kelapa sawit di Propinsi Sumatera Utara. Perkembangan harga TBS Sumatera Utara dalam sepuluh tahun terakhir mengalami fluktuasi harga yang tidak stabil. Ini dikarenakan perkembangan harga TBS di Sumatera Utara di pengaruhi oleh perkembangan harga CPO Domestik dan perkembangan harga CPO Domestik dipengaruhi oleh perkembangan harga CPO Internasional. Ini dapat dilihat dari setiap pergerakan harga TBS di Sumatera Utara cenderung sama dengan pergerakan harga CPO Domestik Gambar 7. Gambar 7. Grafik Perkembangan Harga Nominal TBS Sumatera Utara Pada gambar 7 dapat kita lihat bahwa perkembangan harga nominal TBS Sumatera Utara pada awal tahun 2001 berada pada kisaran Rp 283 per Kg yang terus fluktuasi dari Rp 381 per Kg hingga Rp 842 per Kg di bulan Mei 2004, namun di akhir kwartal kedua 2004 harga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Awal tahun 2007 kenaikan harga yang cukup signifikan terus terjadi hingga menembus angka Rp 913 per Kg dan puncaknya pada akhir tahun 2007 dimana harga TBS berada pada angka Rp 1.500 per Kg. Di tahun 2008 banyak pihak yang ikut mengembangkan bisnis ini mulai dari pengembang bisnis hulu hingga hilir dimana merupakan tahun keemasan, tetapi juga bisa dikatakan tahun keterpurukkan. Dikatakan tahun keemasan karena harga TBS sempat mencapai angka Rp 1.896 per Kg yang dimulai dari awal tahun 2007 dan merupakan harga tertinggi di tingkat Propinsi Sumatera Utara dalam sepuluh tahun terakhir, sehingga banyak pihak mencoba membuka lahan perkebunan baru seluas-luasnya untuk menanam komoditi kelapa sawit . Tetapi pada bulan Agustus 2008, banyak pihak yang mengalami kerugian besar yang disebabkan harga TBS mengalami penurunan harga sebesar Rp 334 yang dua bulan sebelumnya berada pada angka Rp 1.136 per Kg sehingga banyak pengembang bisnis hulu membiarkan lahan mereka tidak dikelola dengan baik sehingga banyak TBS dibiarkan masak pada pohon kelapa sawit hingga mengalami pembusukan, dan merupakan harga terendah di tahun 2008, yaitu Rp 802 per Kg. Masa pemulihan di mulai pada awal tahun 2009 dengan berada pada harga Rp 1.008 per Kg dan cenderung stabil di kisaran harga Rp 1000 – 1300 per Kg hingga akhir tahun 2009. Keadaan ini terus mengalamami peningkatan harga yang cukup signifikan hingga akhir tahun 2010, yaitu Rp 1.624 per Kg dan menjadi harga kedua tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Gambar 8. Grafik Perkembangan Harga Rill TBS Sumatera Utara Perkembangan harga rill TBS Sumatera Utara juga cenderung sama dengan perkembangan harga nominal TBS Sumatera Utara. Ini dapat kita lihat dari gambar 7 dan gambar 8, dimana dari tahun 2001 hingga tahun 2010 perkembangan harga rill TBS Sumatera Utara cenderung sama dengan perkembangan harga nominal TBS Sumatera Utara. Hanya saja harga rill tertinggi selama dalam sepuluh tahun terakhir berada pada bulan Maret tahun 2008 bukan di bulan Mei tahun 2008 yaitu Rp 1.784 per Kg, tidak seperti halnya pada gambar 7. Ini di karenakan harga rill TBS Sumatera Utara pada bulan Maret hingga bulan Mei 2008 mengalami penurunan sebesar Rp 20, dengan Index Harga Konsumen di Indonesia Lampiran 1 pada bulan Maret tahun 2008 sebesar 105, sedangkan IHK pada bulan Mei tahun 2008 sebesar 107. Gambar 9. Grafik Perbandingan Harga Nominal dan Rill TBS Sumatera Utara Pada gambar 9 tampak jelas bahwa grafik perkembangan harga nominal dan perkembangan harga rill TBS Sumatera Utara cenderung sama. Hanya saja pada bulan September 2007 hingga bulan Desember 2010, grafik perkembangan harga rill TBS Sumatera Utara mengalami penurunan grafik jika dibandingkan dengan grafik perkembangan harga nominal TBS Sumatera Utara yang mengalami peningkatan grafik. Dimana sebelumnya pada bulan Januari 2001 hingga bulan Agustus 2007, grafik perkembangan harga nominal TBS Sumatera Utara lebih rendah dengan grafik perkembangan harga rill TBS Sumatera Utara. Tetapi secara keseluruhan grafik perkembangan harga nominal TBS Sumatera Utara mengalami peningkatan secara signifikan dibandingkan dengan grafik perkembangan harga rill TBS Sumatera Utara. Dan ini sama seperti halnya pada gambar 6, yaitu grafik perkembangan harga nominal dan perkembangan harga rill CPO Domestik cenderung sama Jadi, dapat disimpulkan bahwa perkembangan harga nominal dan harga rill TBS Sumatera Utara cenderung sama yaitu mengalami peningkatan harga yang sama secara fluktuatif.

5.1.4. Tingkat pertumbuhan harga