pasar persaingan sempurna, dimana perubahan harga acuan diteruskan secara sempurna ke pasar pengikut tingkat petani. Dengan demikian, integrasi vertikal dapat digunakan sebagai
indikator. Sedangkan integrasi pasar secara horizontal digunakan untuk melihat apakah mekanisme harga berjalan secara serentak atau tidak Kusnadi dkk, 2009.
2.2.4. Law Of One Price
Law of one price mengungkapkan bahwa pada pasar persaingan yang bebas biaya transportasi dan hambatan perdagangan resmi seperti tarif, komoditi yang identik yang
dijual di negara yang berbeda harus dijual dengan harga yang sama jika harga barang tersebut dikonversikan ke dalam mata uang yang sama Kougmen dan Obstfeld, 2000.
Contoh : Harga sepotong roti di amerika adalah US1 apabila nilai tukar Rp terhadap US yang berlaku saat ini adalah Rp 8000US, menurut asumsi the asumsi The Law of One
Price, harga sepotong roti di Indinesia harus Rp 8000US. Jadi,dimana pun kita membeli roti, apakah itu di Amerika atau di Indonesia, harganya adalah sama, sesuai dengan
perbandingan tingkat nilai tukar yang berlaku antar kedua negara tersebut Frensidy, 2008.
2.2.5. Elastisitas Transmisi Harga
Elastisitas transmisi harga merupakan perbandingan perubahan persentase dari harga di tingkat pengecer pemasarkonsumen Y dengan perubahan harga di tingkat
petaniprodusen X, yang bertujuan untuk mengetahui melihat berapa besar perubahan harga di pasar pengecer pemasarkonsumen Y akibat terjadinya perubahan harga sebesar satu satuan
unit di pasar petaniprodusen X. Dari perubahanhubungan tersebut secara tidak langsung dapat diperkirakan tingkat keefektifan suatu informasi pasar, bentuk
pasar dan efektifan sistem pemasaran. Apabila elastisitas transmisi harga lebih kecil dari satu Et 1 dapat diartikan
bahwa perubahan harga sebesar 1 di tingkat pengecer akan mengakibatkan
perubahan harga kurang dari 1 di tingkat petani dan bentuk pasar mengarah ke Monopsoni. Apabila elastisitas transmisi harga sama dengan satu Et = 1, maka
perubahan harga sebesar 1 di tingkat pengecer akan mengakibatkan perubahan harga sebesar 1 di tingkat petani dan merupakan pasar persaingan sempurna. Apabila elastisitas
transmisi harga lebih besar dari satu Et 1, maka perubahan harga sebesar 1 di tingkat pengecer akan mengakibatkan perubahan harga lebih besar dari 1 di tingkat
petani dan bentuk pasarnya mengarah ke Monopoli. Rumus elastisitas transmisi harga sebagai berikut :
∆Y X
Et = x
∆X Y
Dimana : Et
= Elastisitas Transmisi Harga ∆Y
= Perubahan Harga di tingkat pengecer ∆Rp∆Kg
∆X = Perubahan Harga di tingkat petani
∆Rp∆Kg X
= Harga di tingkat petani RpKg Y
= Harga di tingkat pengecer RpKg Sudiyono, 2004 Elastisitas transmisi harga umumnya bernilai lebih kecil satu. Apabila nilai Et
suatu pasar lebih tinggi dari pasar yang lain, berarti pasar tersebut lebih efisiensi karena perubahan harga fluktuasi di tingkat produsen ditransmisikan dengan lebih sempurna ke
konsumen Silitonga, 1999.
2.3. Kerangka Pemikiran