BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Pola Asuh Orang Tua terhadap Perilaku Kesehatan Remaja Pada Keluarga Batak Toba
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap anggota keluarga sehat
akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga dapat memengaruhi anggota keluarga yang lain. Masalah kesehatan
yang dialami oleh sebuah keluarga memengaruhi komunitas setempat, bahkan komunitas global Sudiharto 2007:22.
Dari hasil penelitian pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku kesehatan remaja terlihat bahwa mayoritas orang tua menerapkan pola asuh yang baik terhadap
perilaku kesehatan remaja pada keluarga Batak Toba di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Menurut Surbakti 2009 orang tua sebagai pemimpin,
pembimbing serta pengasuh bagi anak-anaknya selalu tercermin dari sikap yang dimilikinya. Sikap orang tua tidak hanya berpengaruh terhadap hubungan di dalam
keluarga, tetapi juga terhadap sikap dan perilaku kesehatan anak remaja. Perilaku kesehatan seorang remaja selain dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri, juga
dipengaruhi oleh faktor luar diri remaja. Menurut Harahap keluarga Batak Toba memiliki 9 nilai budaya yang
diterapkan dalam kehidupannya, antara lain: sistem kekerabatan dalihan na tolu,
Universitas Sumatera Utara
religi, hagabeon, hasangapon, hamoraon, hamajuon, hukumpatik dahot uhum, pengayoman, konflik. Berdasarkan nilai-nilai tersebut akan memengaruhi orang
Batak Toba untuk memberikan pengasuhan kepada anak-anaknya agar dapat menghidupi dan meneruskan nilai-nilai budaya yang sudah ada.
Pada penelitian pengaruh pola asuh orang tua terhadap remaja pada keluarga Batak Toba diketahui bahwa pada ketiga bentuk pola asuh yang diterapkan orang tua
terhadap remaja pada keluarga Batak Toba di Kecamatan Pangururan Kabupaten
Samosir yaitu pola asuh demokratis 53,19, otoriter 25,53, dan permisif 21,28.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pada kenyataannya orang tua tidak dapat menggunakan salah satu pola asuh saja, misalnya hanya menerapkan pola asuh
demokratis, sebab untuk mengasuh anak berkaitan dengan hal-hal yang prinsip dan tidak bisa ditawar-tawar lagi, seperti penanaman norma-norma atau aturan-aturan
yang berlaku dan perilaku kesehatan di masyarakat, penanaman ajaran-ajaran keagamaan maupun yang lainnya.
Orang tua dalam mengasuh anak selain menerapkan pola asuh demokratis juga ditemukan pola asuh otoriter dan permisif. Hal ini sesuai pernyataan Agoes Dariyo
2003:98, bahwa tidak ada orang tua dalam mengasuh anaknya hanya menggunakan satu pola asuh dalam mendidik dan mengasuh anaknya. Dengan demikian ada
kecenderungan bahwa tidak ada bentuk pola asuh yang murni diterapkan oleh orang tua, tetapi orang tua dapat menggunakan ketiga bentuk pola asuh tersebut
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi saat itu demi perkembangan kepribadian dan perilaku kesehatan anak.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk pola asuh yang dominan yang diterapkan dalam keluarga Batak Toba di Kecamatan Pangururan adalah pola asuh demokratis. Hal ini berarti bahwa dalam
proses pengasuhan orang tua memberikan keteladanan dan komunikasi yang baik dengan anak.
5.2. Perilaku Kesehatan Remaja pada Keluarga Batak Toba