1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat
emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. 2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial
budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
Benyamin Bloom 1908 seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 tiga domain, ranah atau kawasan yakni: kognitif, afektif
dan psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:
1. Pengetahuan knowledge
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behaviour.
a. Proses Adopsi Perilaku Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers 1974 mengungkapkan bahwa sebelum orang
Universitas Sumatera Utara
mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:
1. Awareness kesadaran, yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus objek terlebih dahulu,
2. Interest, yakni orang yang mulai tertarik kepada stimulus, 3. Evaluation menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru,
5. Adaption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Maka teori ini
dimodifikasi menjadi empat fase yaitu : 1. Knowledge yaitu memberikan pengetahuan-pengetahuan mengenai kesehatan,
menurut bidang yang akan dicapai oleh program tersebut. Dengan sendirinya pengetahuan yang diberikan itu disesuaikan dengan tingkat perkembangan
masyarakatindividu yang dididik. 2. Persuassion yaitu : dalam tingkat ini masyarakat sudah mulai mengambil hati
terhadap pengetahuan yang diperoleh. Maka pendidikan kesehatan masyarakat bertugas untuk lebih mendekati mereka; kalau perlu secara personal.
3. Decision : dalam fase ini masyarakat sudah memutuskan untuk mencoba tingkah laku baru. Untuk itu maka, perlu adanya motivasi yang kuat dari para petugas
Universitas Sumatera Utara
kesehatan dan juga penerangan-penerangan yang jelas, agar putusan mereka itu tidak berdasarkan paksaan.
4. Comfirmasi: apabila masyarakat atau individu telah mau melaksanakan tingkah laku yang baru sesuai dengan norma-norma kesehatan, kita tinggal menguatkan
tingkah laku mereka ini, supaya tidak terjadi drop out. Caranya dengan selalu meneruskan usaha-usaha pelayanan yang telah ada.
b. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan,
yaitu: 1. Tahu know
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall
sesuatu yang spesifik di seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami comprehention Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi aplication Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara
4. Analisis analysis Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis synthesis Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada. 6. Evaluasi evaluation
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek yang didasarkan pada suatu kriteria
yang ditentukan sendiri atau dengan kriteria yang telah ada.
2. Sikap attitude