Menarik untuk memperhatikan, bahwa tugu-tugu peringatan nenek moyang yang megah dibangun di kampung halaman orang-orang modern yang kaya dan
berpendidikan, bahkan pejabat dan berpangkat, yang migran di kota-kota di luar wilayah budaya Batak Toba. Ini merupakan bukti bahwa religi dalam masyarakat
Batak Toba benar-benar berkadar tinggi.
3. Hagabeon
Hagabeon, banyak keturunan dan panjang umur. Satu ungkapan tradisional Batak Toba yang terkenal disampaikan pada saat upacara pernikahan adalah ungkapan yang
mengharapkan agar kelak pengantin baru dikaruniakan putra 17 orang dan putri 16 orang. Dari ungkapan di atas kelihatan bahwa anak laki-laki memiliki keistimewaan
dalam pandangan orang tua, karena dalam perbandingan jumlah kelihatan harus lebih banyak. Sumber daya manusia bagi orang Batak sangat penting. Kekuatan yang
tangguh hanya dapat dibangun dalam jumlah manusia yang banyak. Ini erat hubungannya dengan sejarah suku bangsa Batak Toba yang ditakdirkan memiliki
budaya bersaing yang sangat tinggi. Konsep hagabeon berakar, dari budaya bersaing pada jaman purba, bahkan tercatat dalam sejarah perkembangan, terwujud dalam
perang huta. Dalam perang tradisional ini kekuatan tertumpu pada jumlah personil yang besar. Mengenai umur panjang dalam konsep hagabeon disebut saur matua
bulung seperti daun, yang gugur setelah tua.
4. Hasangapon
Hasangapon merupakan hasil yang diperoleh setelah hagabeon dan hamoraon. Hasangapon, kehormatan kemuliaan, kewibawaan, kharisma, satu nilai utama yang
Universitas Sumatera Utara
memberi dorongan kuat untuk meraih kejayaan. Nilai ini memberi dorongan kuat, lebih-lebih pada orang Batak Toba pada jaman modern ini untuk meraih jabatan dan
pangkat yang memberikan kemuliaan, kewibawaan, kharisma dan kekuasaan.
5. Hamoraon
Hamoraon dalam kehidupan sehari-hari orang Batak Toba merupakan misi budaya yang menonjol. Hamoraon, kaya raya, salah satu nilai budaya yang mendasari dan
mendorong orang Batak Toba untuk mencari harta benda yang banyak.
6. Hamajuan
Hamajuan merupakan gagasan-gagasan pembaharuan yang dibawa oleh misionaris telah membuka cakrawala yang luas dalam wawasan orang Batak Toba. Modernisasi
yang diperkenalkan oleh orang Batak Toba mendorong gerak migrasi penduduk setempat menuju pusat-pusat kemajuan di Sumatera Timur sebagai penggarap tanah.
Gerak meninggalkan huta ini kemudian bukan saja untuk bekerja, tetapi juga melanjutkan pendidikan.
7. Hukum Patik dohot Uhum
Hukum patik dohot uhum merupakan kesadaran hukum tradisional mengandung religi. Hukum tradisional adalah aturan yang datang dari Debata Mulajadi Na bolon
melalui nenek moyang hula-hula, yang mengatur kehidupan manusia dengan manusia dengan alam sekitarnya, sekaligus mengantur hubungan manusia dengan
roh nenek moyang dan Debata Mulajadi Na Bolon. Nilai patik dohot uhum merupakan nilai yang kuat disosialisasikan oleh orang Batak Toba. Budaya
Universitas Sumatera Utara
menegakkan kebenaran, berkecimpung dalam dunia hukum merupakan dunia orang Batak Toba.
8. Pengayoman
Pengayoman adalah pemberi kearifan, pemberi kesejahteraan, pelindung yang ditaati, pencipta ketenteraman batin dalam sistem kekerabatan Dalihan na Tolu diperankan
oleh hula-hula. Kehadiran pengayom, pelindung, pemberi kesejahteraan, hanya diperlukan dalam keadaan yang sangat mendesak.
9. Konflik