Jenis dan Sifat Penelitian Sumber Bahan Hukum

28 28 Kejujuran ilmiah adalah kode etik penulisan karya tulis ilmiah, yaitu : 1. Menjunjung tinggi posisi terhormat penulis sebagai orang terpelajar, kebenaran hakiki informasi yang disebarluaskan dan tidak menyesatkan orang lain; 2. Tidak menyulitkan pembaca dengan tulisan yang dibuat; 3. Memperhatikan kepentingan penerbit penyandang dana penerbitan dengan cara mempadatkan tulisan agar biaya pencetakan bisa ditekan; 4. Memiliki kesadaran akan perlunya bantuan penyunting sebagai jembatan penghubung dengan pembaca; 5. Teliti, cermat, mengikuti petunjuk penyunting mengenai format dan sebagainya; 6. Tanggap dan mengikuti usulsaran penyunting; 7. Bersikap jujur mutlak diterapkan kepada diri sendiri dan umum dengan tidak menutupi kelemahan diri; 8. Menjunjung tinggi hak, pendapat, temuan orang lain dengan cara tidak mengambil ide orang lain diakui sebagai idegagasan sendiri; 9. Mengakui hak ciptaHak Kekayaan Intelektual dengan cara tidak melakukan plagiat atas tulisan sendiri dan orang lain. 53 “Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan juridis normatif”. 54 Dengan demikian objek penelitian adalah norma hukum yang terwujud dalam kaidah-kaidah hukum dibuat dan ditetapkan oleh pemerintah dalam sejumlah peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang terkait secara langsung dengan formulir akta jual beli perumahan yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional.

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan statute approach dalam 53 Etika Penulisan Ilmiah, DITJEN DIKTI : Lokakarya Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah yang diselenggarakan DP2M, hal. 2-6., seperti yang diringkasdisarikan oleh M. A. Rifai., dalam Munandir., “Kode Etik Menulis : Butir-Butir”, www.unissula.ac.id perpustakaan...Munandir20kode20etik.ppt., 2007, diakses pada 11 Juni 2011. 54 Adapun tahap-tahap dalam analisis yuridis normatif adalah : merumuskan azas-azas hukum dari data hukum positif tertulis; merumuskan pengertian-pengertian hukum; pembentukan standar-standar hukum; dan perumusan kaidah-kaidah hukum. Sumber : Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum,Rajawali Press, Jakarta, 2010, hal. 166-167. Universitas Sumatera Utara 29 29 menggunakan pengkajian terhadap penggunaan formulir akta jual beli kapling perumahan di Kota Medan. Pendekatan tersebut berkaitan dengan pendekatan dilakukan dengan menggunakan teori hukum murni yang berupaya membatasi pengertian hukum pada bidang-bidang hukum saja, bukan karena hukum itu mengabaikan atau memungkiri pengertian-pengertian yang berkaitan, melainkan karena pendekatan seperti ini menghindari pencampuradukan berbagai disiplin ilmu yang berlainan metodologi sinkretisme metodologi yang mengaburkan esensi ilmu hukum dan meniadakan batas-batas yang ditetapkan pada hukum itu oleh sifat pokok bahasannya. 55 Sifat penelitian adalah penelitian deskriptif yang ditujukan untuk menggambarkan secara tepat, akurat, dan sistematis gejala-gejala hukum terkait dengan studi terhadap penggunaan formulir akta jual beli di Kota Medan.

2. Sumber Bahan Hukum

Penelitian hukum normatif yang menitikberatkan pada penelitian kepustakaan dan berdasarkan pada data sekunder, maka sumber bahan hukum yang dapat digunakan dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu : 1. Bahan hukum primer, meliputi seluruh peraturan perundang-undangan yang relevan dengan permasalahan dan tujuan penelitian, antara lain : a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Burgerlijk Wetboek; b. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Wetboek van Koophandel; c. Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria; 55 Hans Kelsen, Teori Hukum Murni : Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif, diterjemahkan oleh Raisul Muttaqien, disunting oleh Nurainun Mangunsong, Cetakan Ketiga,Nusamedia Nuansa, Bandung, 2007, hal. 1-2. Universitas Sumatera Utara 30 30 d. Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; e. Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan; f. Undang-Undang No. 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan; g. Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris; h. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah; i. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah; j. Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah; k. Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional No. 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pembuat Akta Tanah. 2. Bahan hukum sekunder digunakan untuk membantu memahami berbagai konsep hukum dalam bahan hukum primer, analisis bahan hukum primer dibantu oleh bahan hukum sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber baik jurnal, buku-buku, berita, dan ulasan media, dan sumber-sumber lain yang relevan seperti : a. Keputusan Kepala BPN No. 9 Tahun 1997 tentang Pemberian Hak Milik Atas Tanah Untuk Rumah Sangat Sederhana RSS dan Rumah Sederhana RS; Universitas Sumatera Utara 31 31 b. Keputusan Kepala BPN No. 15 Tahun 1997 tentang Perubahan Keputusan Kepala BPN No. 9 Tahun 1997 tentang Pemberian Hak Milik Atas Tanah Untuk Rumah Sangat Sederhana RSS dan Rumah Sederhana RS; c. Surat Edaran Kepala BPN No. 640-1884, tanggal 31 Juli 2003 tentang Formulir Akta PPAT. 3. Bahan hukum tertier diperlukan dipergunakan untuk berbagai hal dalam hal penjelasan makna-makna kata dari bahan hukum sekunder dan bahan hukum primer, seperti : a. Kamus Besar Bahasa Indonesia; b. Black’s Law Dictionary. 56

3. Teknik Pengumpulan Data