Keabsahan Fotocopy Formulir Akta Jual Beli yang Digunakan Oleh

81 81 dianggap dan diperlakukan sebagai akta otentik kecuali dapat dibuktikan sebaliknya bahwa akta itu bukan akta otentik. Selain itu, “suatu perkara yang masuk di pengadilan yang berkaitan dengan akta maka akta itu harus diterima kebenarannya sebagai akta otentik dan jika dapat dibuktikan kepalsuannya, hilang atau gugur kekuatan bukti luar dimaksud, sehingga tidak boleh diterima dan dinilai sebagai akta otentik. 132 Menyimak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli hukum mengenai kekuatan pembuktian akta yang dibuat Notaris dan PPAT maka dapat dikatakan bahwa akta Notaris dan PPAT sebagai akta otentik yang dapat dijadikan sebagai alat bukti di persidangan. Tanggung jawab NotarisPPAT adalah hadir di Persidangan untuk memberikan keterangan kesaksian apabila Akta Otentik yang dibuatnya menimbulkan permasalahan hukum.

B. Keabsahan Foto

Copy Formulir Akta Jual Beli yang Digunakan Pengembang Untuk Jual Beli Kapling perumahan Jual beli dapat dilakukan oleh siapa saja jika sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebagaimana yang telah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa jual beli kapling perumahan yang dilakukan oleh pengembang tersebut sesuai dengan ketentuan jual beli berdasarkan Pasal 1457 KUHPerdata yang menyatakan bahwa : “suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan”.

1. Keabsahan Fotocopy Formulir Akta Jual Beli yang Digunakan Oleh

Pengembang Formulir Akta Jual Beli yang digunakan adalah berasal dari Notaris karena yang mengurusi pengikatan adalah seorang Notaris. Pembelimasyarakat juga 132 M. Yahya Harahap, Op.cit., hal. 555. Universitas Sumatera Utara 82 82 berkeinginan untuk mendapatkan kepastian hukum. Selain itu, Akta Jual Beli juga dapat dijadikan bukti di persidangan. Penggunaan Fotocopy Formulir Akta Jual Beli yang digunakan oleh DeveloperPengembang kapling perumahan adalah sah digunakan apabila ada legalisasi dari Kantor Pertanahan setempat. Legalisasi dilakukan untuk mensahkan Fotocopy Formulir Akta Jual beli agar menjadi seperti aslinya. Pengembang yang melakukan jual beli perumahan dengan pihak konsumen membuat perjanjian dengan menggunakan Akta Jual Beli. Siapa saja ingin mendapatkan atau membeli blangko Akta Jual Beli yang ada di BPN ataupun di Kantor Pos dapat memperolehnya jika yang berkepentingan membawa Surat Pengantar atau Surat Keterangan dari PPAT. Dengan demikian pihak pengembang bisa mendapatkan atau membeli blangko Akta Jual Beli tersebut yang kemudian akan menggunakannya untuk melakukan jual beli perumahan. 133 Namun demikian, tidak satupun pihak pengembang yang langsung melakukan peralihan hak atas tanah melalui jual beli kapling perumahannya, semua peralihan hak atas tanah dilakukan dengan pembuatan akta oleh pihak NotarisPPAT Medan dan hal ini dapat dilihat dalam Tabel 2 berikut ini : Tabel 2 Peralihan Hak Atas Tanah Melalui Jual Beli Tahun 2008 – 2010 No. Pihak Yang Mengalihkan 2008 2009 2010 1. NotarisPPAT 520 Peralihan 537 Peralihan 615 Peralihan 2. CAMAT PPAT - - - 3. Pengembang - - - Sumber : BPN Medan Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2010. 133 Wawancara dengan Syafrudin sebagai Pegawai BPN Medan pada tanggal 4 Februari 2011. Universitas Sumatera Utara 83 83 Berdasarkan Tabel 2 di atas, maka dapat dikatakan bahwa dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 peralihan hak atas tanah melalui jual beli, semuanya dilakukan oleh pihak PPAT. Peralihan hak atas tanah melalui jual beli hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh NotarisPPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan peralihan hak atas tanah melalui jual beli yang dibuat oleh CamatPPAT Medan tidak lagi diperkenankan, karena CamatPPAT tersebut hanya sebagai PPAT Sementara, jadi sifatnya juga sementara sehingga jika sudah ada di daerah tersebut PPAT Medan maka CamatPPAT tidak bisa lagi sebagai PPAT di Medan. 134 Ketentuan tersebut di atas, sesuai dengan Pasal 37 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah selanjutnya disebut PP No. 24 Tahun 1997 yang menyebutkan bahwa :“Peralihan hak atas tanah dan Hak Milik Satuan Rumah Susun emlalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahanhak lainnya kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Tentang masalah CamatPPAT sebagai PPAT Sementara, maka hal tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang disebut dalam Pasal 1 angka 2 PP No. 37 Tahun 1998 yang menyatakan bahwa : “Pejabat Pemerintah yang ditunjuk karena jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta PPAT di daerah yang belum cukup terdapat PPAT”. Selain itu pada dasarnya 134 Wawancara dengan Syafrudin sebagai Pegawai BPN Medan pada tanggal 4 Februari 2011. Universitas Sumatera Utara 84 84 seorang PPAT tersebut dilarang merangkap jabatan atau profesi sebagai Pegawai Negeri Sipil dan hal ini berdasarkan Pasal 7 ayat 2 huruf b PP No. 37 Tahun 1998 yang menyatakan bahwa, “PPAT dilarang merangkap jabatan atau profesi sebagai Pegawai Negeri, atau Pegawai Badan Usaha Milik NegaraDaerah”. Melalui wawancara dengan pengembang diketahui bahwa, jual beli kapling perumahan yang dilakukan dengan pihak konsumen atau masyarakat dilakukan dengan dua cara, antara lain : 1. Dengan menggunakan perjanjian jual beli yang dibuat sendiri oleh pihak pengembang dengan konsumen atau masyarakat, di mana pihak konsumen atau masyarakat membayar panjar sebagai uang muka untuk pembelian perumahan yang bersangkutan, jika konsumen serius dalam pembelian tersebut maka akan dibuatkan perjanjian jual beli yang bersifat sementara sebelum lunas pembayarannya; 2. Dengan menggunakan Akta Jual Beli yang dibuat ataupun diisi oleh pihak pengembang, namun pada akhirnya ditandatangani oleh pihak NotarisPPAT dan juga pihak konsumen atau masyarakat jika telah melakukan pembayaran secara tunai kepada pihak pengembang. 135 Dapat dikatakan bahwa perjanjian jual beli perumahan yang dibuat oleh pihak pengembang dengan konsumen tanpa melalui pengikatan yang dibuat oleh PPAT apabila konsumen baru membayar uang muka atau panjar untuk pembelian rumah, akan tetapi setelah lunas pembayarannya maka barulah Akta Jual Beli kapling perumahan dibuatkan oleh pihak PPAT. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini : 135 Wawancara dengan Anton Wijaya sebagai Staf Legal PT. Bumi Indah Makmur Abadi di Jl. Brigjen Katamso No. 329 Medan pada tanggal 25 Januari 2011. Universitas Sumatera Utara 85 85 Tabel 3 Jenis Perjanjian Pemilikan Rumah Pada PT. Bangun Indah Makmur Abadi Tahun 2008 – 2010 No. Jenis Perjanjian 2008 2009 2010 1. Kredit Pemilikan Rumah 38 Unit Rumah 56 Unit Rumah 67 Unit Rumah 2. Perjanjian Jual Beli 7 Unit Rumah 8 Unit Rumah 10 Unit Rumah 3. Akta Jual Beli 5 Unit Rumah 6 Unit Rumah 8 Unit Rumah J U M L A H 50 Unit Rumah 70 Unit Rumah 85 Unit Rumah Sumber : PT. Bangun Indah Makmur Abadi Tahun 2008 – 2010. Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa PT. Bangun Indah Makmur Abadi pada tahun 2008 telah melakukan perjanjian pemilikan rumah dengan pihak konsumen masyarakat, dengan cara antara lain : 1. Melalui KPR sebanyak 38 tiga puluh delapan unit rumah dari 50 lima puluh unit kapling perumahan yang dibangun. 2. Melalui Perjanjian jual beli sebanyak 7 tujuh unit rumah dari 50 lima puluh kapling perumahan yang dibangun. 3. Melalui Akta Jual Beli sebanyak 5 lima unit rumah dari 50 lima puluh kapling perumahan yang dibangun. Pada tahun 2009 telah melakukan perjanjian pemilikan rumah dengan pihak konsumen masyarakat, dengan cara antara lain : 1. Melalui KPR sebanyak 56 lima puluh enam unit rumah dari 70 tujuh puluh unit kapling perumahan yang dibangun. 2. Melalui Perjanjian jual beli sebanyak 8 delapan unit rumah dari 70 tujuh puluh kapling perumahan yang dibangun. 3. Melalui Akta Jual Beli sebanyak 6 enam unit rumah dari 70 tujuh puluh kapling perumahan yang dibangun. Universitas Sumatera Utara 86 86 Pada tahun 2010 telah melakukan perjanjian pemilikan rumah dengan pihak konsumen masyarakat cara antara lain : 1. Melalui KPR sebanyak 67 enam puluh tujuh unit rumah dari 85 delapan puluh lima unit kapling perumahan yang dibangun. 2. Melalui Perjanjian jual beli sebanyak 10 sepuluh unit rumah dari 85 delapan puluh lima kapling perumahan yang dibangun. 3. Melalui Akta Jual Beli sebanyak 8 delapan unit rumah dari 85 delapan puluh lima kapling perumahan yang dibangun. Melalui penjelasan Tabel 3 di atas : Pemilikan rumah melalui KPR dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 lebih banyak diminati oleh pihak konsumen masyarakat, karena dengan uang muka atau down payment DP yang ringan, suku bunga kredit perbulan yang ringan dan jangka waktu kredit yang cukup lama maka pihak konsumen masyarakat sudah dapat memiliki rumah. Sedangkan untuk pembelian secara langsung tunai melalui perjanjian jual beli dan Akta Jual Beli pihak konsumen merasa lebih berat, karena biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih besar dan mahal. Namun demikian pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 tetap mengalami peningkatan, karena memang kebutuhan rumah sebagai tempat tinggal atau sebagai investasi jangka panjang bagi pihak konsumen atau masyarakat dianggap sebagai salah satu hal yang menguntungkan. 136 Selain itu, pihak pengembang lainnya juga melakukan hal yang sama dalam melakukan perjanjian pemilikan rumah sabagaimana yang dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini : 136 Wawancara dengan Anton Wijaya sebagai Staf Legal PT. Bumi Indah Makmur Abadi jl. Brigjen Katamso No. 329 Medan pada tanggal 25 Januari 2011. Universitas Sumatera Utara 87 87 Tabel 4 Jenis Perjanjian Pemilikan Rumah Pada PT. Toha Property Tahun 2008 – 2010 No. Jenis Perjanjian 2008 2009 2010 1. Kredit Pemilikan Rumah 27 Unit Rumah 38 Unit Rumah 45 Unit Rumah 2. Perikatan Jual Beli 5 Unit Rumah 7 Unit Rumah 8 Unit Rumah 3. Akta Jual Beli 3 Unit Rumah 5 Unit Rumah 6 Unit Rumah J U M L A H 50 Unit Rumah 50 Unit Rumah 58 Unit Rumah Sumber : PT. Toha Property Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2010. Berdasarkan Tabel 4 di atas, maka dapat dilihat bahwa PT. Toha Property pada tahun 2008 telah melakukan perjanjian pemilikan rumah dengan pihak konsumen masyarakat cara antara lain : 1. Melalui KPR sebanyak 27 dua puluh tujuh unit rumah dari 35 tiga puluh lima unit kapling perumahan yang dibangun; 2. Melalui Perikatan jual beli sebanyak 5 lima unit rumah dari 35 tiga puluh lima kapling perumahan yang dibangun; dan 3. Melalui Akta Jual Beli sebanyak 3 tiga unit rumah dari 35 tiga puluh lima kapling perumahan yang dibangun. Pada tahun 2009 telah melakukan perjanjian pemilikan rumah dengan pihak konsumen masyarakat cara antara lain : 1. Melalui KPR sebanyak 38 tiga puluh delapan unit rumah dari 50 lima puluh unit kapling perumahan yang dibangun; 2. Melalui Perikatan jual beli sebanyak 7 tujuh unit rumah dari 50 lima puluh kapling perumahan yang dibangun; dan Universitas Sumatera Utara 88 88 3. Melalui Akta Jual Beli sebanyak 5 lima unit rumah dari 50 lima puluh kapling perumahan yang dibangun. Pada tahun 2010 telah melakukan perjanjian pemilikan rumah dengan pihak konsumen masyarakat cara antara lain : 1. Melalui KPR sebanyak 45 empat puluh lima unit rumah dari 58 lima puluh delapan unit kapling perumahan yang dibangun; 2. Melalui Perikatan jual beli sebanyak 8 delapan unit rumah dari 58 lima puluh delapan kapling perumahan yang dibangun; dan 3. Melalui Akta Jual Beli sebanyak 6 enam unit rumah dari 58 lima puluh delapan kapling perumahan yang dibangun. Melalui penjelasan Tabel 4 tersebut di atas : Pemilikan rumah melalui KPR dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 lebih banyak diminati oleh pihak konsumen masyarakat yaitu dari tahun 2008 sampai dengan 2009 terjadi peningkatan kurang lebih 11 sebelas unit rumah dari penambahan 15 lima belas unit pembangunan perumahan dan tahun 2009 sampai tahun 2010 terjadi peningkatan 7 tujuh unit rumah dari penambahan 8 delapan unit pembangunan perumahan, hal tersebut terjadi dikarenakan melalui KPR maka pihak konsumen atau masyarakat akan mendapatkan uang muka yang ringan, cicilan kredit perbulan yang ringan dan jangka waktu kredit yang ditawarkan oleh pengembang yang cukup lama. 137 Mengenai pihak pengembang yang menggunakan Akta Jual Beli dalam jual beli kapling perumahannya kepada konsumen atau masyarakat memang ada terjadi dan dibolehkan karena Akta Jual Beli tersebut dapat diperoleh atau dibeli di BPN dan Kantor Pos jika ada Surat Pengantar atau Surat Keterangan dari pihak PPAT Medan. 137 Wawancara dengan Edwin Marpaung sebagai Staf Legal PT. Toha Property di Jl. AR. Hakim No. 273 Medan pada tanggal 27 Januari 2011. Universitas Sumatera Utara 89 89 Namun demikian Formulir Akta Jual Beli yang diisi oleh pihak pengembang tersebut tetap saja harus ditandatangani oleh pihak PPAT setempat Medan, karena untuk pendaftaran tanah melalui peralihan hak atas tanah dengan cara jual beli di BPN setempat Medan harus dengan akta PPAT setempat Medan. Oleh karena itu, Akta Jual Beli merupakan salah satu syarat untuk peralihan hak atas tanah di BPN.

2. Akta Jual Beli Sebagai Bukti Peralihan Hak Atas Tanah