33
33 maka dalam prosedur sampling yang terpenting adalah informan yang diwawancarai
haruslah sarat akan informasi yang berkaitan dengan bahasan penelitian. Sampling purposive adalah unsur-unsur yang diteliti masuk ke dalam sampel yang dituju”.
59
4. Analisis Data
Data-data tersebut di atas berupa bahan-bahan hukum dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.
Dilihat dari tujuan analisis, maka ada dua hal yang ingin dicapai dalam analisis data kualitatif, yaitu : 1 Menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena
sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut; dan 2 Menganalisis makna yang ada di balik informasi, data, dan proses suatu fenomena.
60
Analisis dilakukan secara holistik integral untuk menemukan hubungan logis antara berbagai konsep hukum yang sudah ditemukan dengan menggunakan kerangka
teoritis yang relevan. Menurut Dilthey, “Holistik adalah hubungan melingkar antara part bagian dan whole keseluruhan sebagai perputaran antara bagian dan
keseluruhan dalam memahami sesuatu. Bagian yang satu dapat dipahami apabila direlasikan
dengan bagian
yang lain
sehingga membentuk
totalitas atau
keseluruhan”.
61
Dalam hal ini yang akan diuji hubungan logisnya antara lain meliputi penggunaan formulir akta jual beli, peran notaris dalam mengakomodir penggunaan
formulir akta jual beli, penyediaan formulir akta jual beli oleh Badan Pertanahan
59
Satjipto Rahardjo, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1986, hal. 196.
60
Burhan Bungin, Loc.cit., hal. 153.
61
Yusran Darmawan,
”Membincang Holistik
dalam Antropologi”,
http:timurangin.blogspot.com200908membincang-holistik-dalam-antropologi.html., diakses pada 11 Juni 2011.
Universitas Sumatera Utara
34
34 Nasional, perlindungan hukum terhadap konsumen, dan lain-lain yang ditemukan
dalam penelitian. Melalui pendekatan holistik dalam ilmu hukum, maka ilmu hukum dapat
menjalankan perkembangannya sebagai suatu ilmu pengetahuan yang lebih utuh dan tidak terintegrasi ke dalam ilmu-ilmu lain yang nantinya akan
berakibat bagi perkembangan ilmu hukum itu sendiri, oleh sebab itu paradigma tersebut tentunya akan mengubah peta hukum dan pembelajaran
hukum selama ini memandu kita dalam setiap kajian-kajian ilmu hukum yang lebih baik dalam prinsip keilmuan.
62
Pendekatan secara integral maksudnya adalah suatu konsep yang meliputi seluruh bagian dari penggunaan formulir akta jual beli kapling perumahan di Kota
Medan agar menjadikan sebuah penelitian itu lengkap dan sempurna. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan logika berfikir
deduktif – induktif yaitu dilakukan dengan teori yang digunakan dijadikan sebagai titik tolak untuk melakukan penelitian. Deduktif artinya menggunakan teori sebagai
alat, ukuran dan bahkan instrumen untuk membangun hipotesis, sehingga secara tidak langsung akan menggunakan teori sebagai “kacamata kuda”-nya dalam melihat
masalah dalam penggunaan formulir akta jual beli kapling perumahan di Kota Medan. “Teorisasi induktif adalah menggunakan data sebagai awal pijakan
melakukan penelitian, bahkan dalam format induktif tidak mengenal teorisasi sama sekali artinya teori dan teorisasi bukan hal yang penting untuk dilakukan”.
63
62
Satjipto Rahardjo, dalam Ronny Junaidy K., “Ilmu Hukum dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan
Modern”, http:www.legalitas.orgcontentilmu-hukum-dalam-perspektif-ilmu-
pengetahuan-modern., diakses pada 11 Juni 2011.
63
Burhan Bungin, Op.cit., hal. 26.
Universitas Sumatera Utara
35
35 Maka deduktif – induktif adalah penarikan kesimpulan didasarkan pada teori
yang digunakan pada awal penelitian dan data-data yang didapat sebagai tunjangan pembuktian teori tersebut apakah :
1. Hasil-hasil penelitian ternyata mendukung teori tersebut sehingga hasil penelitian dapat memperkuat teori yang ada;
2. Apakah teori dalam posisi dapat dikritik karena telah mengalami perubahan- perubahan disebabkan karena waktu yang berbeda, lingkungan yang berbeda,
atau fenomena yang telah berubah, untuk itu perlu dikritik dan direvisi teori yang digunakan tadi; dan
3. Apakah membantah teori yang digunakan untuk penelitian berdasarkan hasil penelitian, maka semua aspek teori tidak dapat dipertahankan karena waktu,
lingkungan, dan fenomena yang berbeda, dengan demikian teori tidak dapat dipertahankan atau direvisi lagi, karena itu teori tersebut harus ditolak
kebenarannya dengan menggunakan teori baru.
64
64
Ibid., hal. 27-29.
Universitas Sumatera Utara
36
36
BAB II PELAKSANAAN JUAL BELI KAPLING PERUMAHAN DENGAN
MENGGUNAKAN FORMULIR AKTA JUAL BELI DI KOTA MEDAN
A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian
Hidup bermasyarakat mengandung arti bahwa, manusia atau setiap individu saling ketergantungan dengan manusia atau individu lainnya. Hal tersebut tercermin
dari berbagai aktifitas yang dilakukan seperti tukar menukar, pinjam meminjam, jual beli terhadap barang atau jasa dan sebagainya. Semua aktifitas tersebut akan menjadi
dasar lahirnya suatu perjanjian, karena adanya perikatan untuk saling mengikatkan diri satu sama lainnya bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Yunirwan Rijan
mengutip pendapat Subekti yang menyatakan bahwa :“Dalam kehidupan sehari-hari, istilah kontrak dipakai ketika seseorang ingin menyewa rumah, tempat usaha, atau
bekerja di sebuah perusahaan swasta. Dalam arti lebih sempit, istilah kontrak pemakaiannya ditujukan kepada perjanjian atau persetujuan yang tertulis”.
65
Contohnya dapat dilihat pada perjanjian jual beli, perjanjian kerjasama, perjanjian pemborongan pekerjaan, perjanjian utang-piutang, dan lain sebagainya.
Bila seorang kontraktor akan menerima pekerjaan merenovasi sebuah rumah maka kontraktor tersebut membuat perjanjian pemborongan pekerjaan dengan pemilik
rumah. “Dalam pengertian sederhana, perjanjiankontrak adalah kesepakatan antara dua orang atau lebih tentang sesuatu hal, baik dibuat secara tertulis atau lisan. Para
65
Yunirman Rijan dan Ira Koesoemawati, Cara Mudah Membuat Surat PerjanjianKontrak dan Surat Penting Lainnya, Cetakan Pertama, Raih Asa Sukses, Jakarta, 2009, hal. 5.
36
Universitas Sumatera Utara
37
37 pihak yang membuat perjanjiankontrak. Kini, semua perjanjiankontrak dibuat dalam
bentuk tertulis dengan maksud untuk memudahkan pembuktian di kemudian hari”.
66
1. Perjanjian Merupakan Sumber Perikatan