Teknik Pengumpulan Data Tinjauan Yuridis Penggunaan Formulir Akta Jual Beli Kapling Perumahan Oleh PPAT Di Kota Medan

31 31 b. Keputusan Kepala BPN No. 15 Tahun 1997 tentang Perubahan Keputusan Kepala BPN No. 9 Tahun 1997 tentang Pemberian Hak Milik Atas Tanah Untuk Rumah Sangat Sederhana RSS dan Rumah Sederhana RS; c. Surat Edaran Kepala BPN No. 640-1884, tanggal 31 Juli 2003 tentang Formulir Akta PPAT. 3. Bahan hukum tertier diperlukan dipergunakan untuk berbagai hal dalam hal penjelasan makna-makna kata dari bahan hukum sekunder dan bahan hukum primer, seperti : a. Kamus Besar Bahasa Indonesia; b. Black’s Law Dictionary. 56

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah menggunakan teknik studi kepustakaan library research dan studi dokumen yang dipandang relevan. Instrumen yang digunakan ada 2 dua hal yaitu : a. Kepustakaan; dan b. Pengumpulan Data melalui Badan Pertanahan Nasional Kota Medan dengan cara wawancara. Wawancara dilakukan sebagai alat pengumpulan data penunjang selain bahan hukum yang dikumpulkan melalui perpustakaan. Wawancara dilakukan dengan para pegawai Badan Pertanahan Nasional di Medan, antara lain : Bagian Legalisasi, Bagian Pendaftaran Tanah, dan Bagian Balik Nama. 56 Richard A. Garner Editor, Black’s Law Dictionary, Edisi Kedelapan, Minnesota, West Group, 2004. Universitas Sumatera Utara 32 32 Pengumpulan data akan dapat dilakukan dengan baik, jika tahap sebelumnya sudah dilakukan persiapan secara matang. Sebelum melakukan pengumpulan data ke lapangan, maka hal-hal yang perlu dipersiapkan atau disediakan adalah :“Surat izin untuk melakukan penelitian, pedoman untuk melakukan wawancara dengan pihak responden atau informan, alat tulis menulis dan lain-lain yang dianggap penting dalam melakukan suatu penelitian di lapangan untuk memperoleh data yang diinginkan”. 57 Metode wawancara yang digunakan adalah in-dept interview atau wawancara mendalam. Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman guide wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan. 58 Sedangkan teknik sampel yang digunakan adalah sampling purposive. Dalam sampling purposive, pemilihan sekelompok subjek atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Keuntungan menggunakan metode ini adalah dapat meminimalkan biaya penelitian. Responden yang dipilih adalah yang terlibat langsung dalam penggunaan formulir akta jual beli yaitu masyarakat yang berada di wilayah kantor Badan Pertanahan Nasional yang sedang melakukan pengajuan permohonan.“Berkenaan dengan tujuan penelitian kualitatif, 57 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Pratek, Sinar Grafika, Jakarta, 2002, hal. 49. 58 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Kencana, Jakarta, 2009, hal. 108. Universitas Sumatera Utara 33 33 maka dalam prosedur sampling yang terpenting adalah informan yang diwawancarai haruslah sarat akan informasi yang berkaitan dengan bahasan penelitian. Sampling purposive adalah unsur-unsur yang diteliti masuk ke dalam sampel yang dituju”. 59

4. Analisis Data