61
61 5. Protection perlindungan. Diperlukan suatu perlindungan terhadap kredit
oleh perusahaan debitur. Untk itu, perlindungan dari kelompok perusahaan, atau jaminan dari holding, atau jaminan pribadi pemilik perusahaan penting
diperhatikan”.
101
Melihat penjabaran tersebut tentang instrumen analisa pemberian kredit atau disebut dengan prinsip 5C yang telah disebutkan di atas dan dihubungkan dengan
persyaratan kelengkapan data permohonan KPR maka dapat dikatakan bahwa, antara lain :
1. Untuk perwujudan prinsip dari charakter watak dan capital modal tersebut dapat tercapai dari kelengkapan data pribadi pihak konsumen.
2. Untuk perwujudan prinsip dari capacity kemampuan, collateral jaminan dan condition of economy kondisi ekonomi tersebut dapat tercapai dari
kelengkapan data pekerjaanusaha pihak konsumen dan kelengkapan data agunan pihak konsumen.
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, maka dapat dilihat bahwa pelaksanaan KPR yang dilakukan oleh pengembang terhadap konsumen tersebut
adalah sesuai dengan instrumen analisa pemberian kredit atau disebut prinsip 5 C.
2. Pelaksanaan Jual Beli Kapling perumahan Oleh Pengembang Dengan
Menggunakan Formulir Akta Jual Beli PPAT di Kota Medan Menurut Pasal 1457 KUHPerdata, ”Jual beli adalah suatu persetujuan dengan
mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan”. Terhadap definisi jual beli
101
Ibid., hal. 248-249.
Universitas Sumatera Utara
62
62 yang disebutkan dalam Pasal 1457 KUHPerdata tersebut jika dihubungkan dengan
jual beli kapling perumahan oleh pengembang, maka pihak pengembang mengikatkan dirinya untuk menyerahkan kapling perumahan kepada pihak konsumen pembeli
dan pihak konsumen pembeli tersebut akan membayar harga kapling perumahan sebagaimana yang telah diperjanjikan di dalam suatu Akta Jual Beli kapling
perumahan.
Bagan 1. Pelaksanaan Jual Beli Kapling Perumahan oleh Developer dengan Menggunakan Formulir Akta
Jual Beli PPAT
Sumber : Data Sekunder yang diolah.
Kapling perumahan yang diperjualbelikan oleh pengembang kepada pihak konsumen selalu berkaitan dengan tanah sebagai alas hak dari kapling perumahan
tersebut. Walaupun yang dijual tersebut oleh pengembang adalah kapling perumahan,
Pembeli Membayar Uang Muka kepada
Developer
Developer mengeluarkan
Kwitansi Penermaan dan
menunjuk Notaris untuk
Pelaksanaan Pembayaran
selanjutnya
Hasil Pemeriksaan dibuatkanlah AJB dengan
menggunakan Blangko AJB oleh Notaris
Notaris melaksanakan
CEK BERSIH
Pembeli membayar
pelunasan kepada
Developer PPAT mengurus
sertifikatnya di BPN
Universitas Sumatera Utara
63
63 namun pada hakikatnya merupakan satu kesatuan dengan tanah sebagai alas hak atas
tanah dari kapling perumahan, karena memang kapling perumahan yang dibangun oleh pengembang di atas sebidang tanah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
di Badan Pertanahan Nasional selanjutnya disebut BPN Medan, “biasanya yang dilakukan cek bersih untuk jual beli rumah adalah objek tanahnya atau alas hak atas
tanah tersebut sesuai atau tidak dengan buku tanah yang terdapat di BPN Medan dan bukan rumahnya”.
102
Hal yang sama juga dikatakan oleh Yulhamdi sebagai NotarisPPAT di Medan, yaitu :
Jika jual beli rumah dengan status alas hak atas tanah Hak Milik selanjutnya disebut HM atau Hak Guna Bangunan selanjutnya disebut HGB, maka
biasanya meminta kepada pihak PPAT untuk melakukan pengecekkan secara lisan atau secara tulisan ke BPN Medan yang bertujuan untuk memastikan
apakah objek yang bersangkutan tersebut sesuai dengan yang tertera pada buku tanah yang terdapat di BPN seperti apakah sesuai pemiliknya, lokasi,
luas tanah dan bangunan, dan kalau ada bangunannya, apakah objek tanah yang bersangkutan tersebut sedang dibebankan Hak Tanggungan atau tidak
dan lain sebagainya.
103
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jual beli kapling perumahan yang dilakukan pengembang kepada para konsumen atau masyarakat identik atau sama
dengan jual beli tanah pada umumnya. Oleh karena itu jual beli kapling perumahanoleh
pengembang kepada
para konsumen
masyarakat dengan
menggunakan Formulir Akta Jual Beli di Kota Medan harus memenuhi dua persyaratan, antara lain :
102
Wawancara dengan Bahrum sebagai Pegawai BPN Medan pada tanggal 2 Februari 2011.
103
Wawancara dengan Yulhamdi sebagai NotarisPPAT Medan pada tanggal 5 Februari 2011.
Universitas Sumatera Utara
64
64
a. Syarat Materil
Syarat materil sangat menentukan sahnya jual beli tanah tersebut.
104
Syarat materil yang harus dipenuhi untuk suatu jual beli kapling perumahan yang dilakukan
pengembang dengan menggunakan Formulir Akta Jual Beli, yaitu : 1. “Harus ada pembeli, maksudnya pihak yang akan membeli perumahan;
2. Harus ada penjual, maksudnya pihak yang akan menjual perumahan; dan 3. Objek perumahan yang mau diperjualbelikan tersebut alas hak atas tanahnya
tidak dalam sengketa”.
105
Hal yang sama juga disebutkan oleh Yulhamdi sebagai NotarisPPAT di Medan yang mengatakan bahwa jual beli kapling perumahan atau tanah harus
memenuhi syarat materiil yaitu : 1. Adanya pihak pembeli yang ingin membeli perumahan atau yang akan
diperjualbelikan dan dalam hal ini konsumen atau masyarakat. 2. Adanya pihak penjual yang ingin menjual perumahan atau tanah yang
bersangkutan dan dalam hal ini pihak pengembang 3. Objek perumahan atau tanah yang bersangkutan tidak dalam kondisi
dipersengketakan.
106
Syarat materil jual beli tanah, antara lain : 1. Pembeli berhak membeli tanah yang bersangkutan. Maksudnya, sebagai
penerima hak harus memenuhisyarat untuk memiliki tanah yang akan dibelinya. Untuk menentukan berhak atau tidaknya si pembeli memperoleh
hak atas tanah yang dibelinya tergantung pada hak apa yang ada pada tanah tersebut, apakah HM, HGB atau Hak Pakai selanjutnya disebut HP. Menurut
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 Tentang Undang-Undang Pokok Agraria selanjutnya disebut UUPA yang mempunyai HM atas tanah hanya Warga
104
Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah Dan Pendaftarannya, Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hal. 77.
105
Wawancara dengan Bahrum Pegawai BPN Medan pada tanggal 2 Februari 2011.
106
Wawancara dengan Yulhamdisebagai NotarisPPAT Medan pada tanggal 5 Februari 2011.
Universitas Sumatera Utara
65
65 Negara Indonesia tunggal dan Badan-Badan Hukum yang ditetapkan oleh
pemerintah berdasarkan
Pasal 21
UUPA. Jika
pembeli mempunyai
kewarganegaraan asing atau suatu Badan Hukum yang tidak dikecualikan oleh pemerintah maka jual beli tersebut batal karena hukum dan tanah tersebut
jatuh kepada negara berdasarkan Pasal 26 ayat 2 UUPA.
2. Penjual berhak menjual tanah yang bersangkutan. Maksudnya, yang menjual suatu bidang tanah tentu saja si pemegang yang sah dari hak atas tanah
tersebut yang disebut sebagai pemilik, kalau pemilik sebidang tanah yang tersebut hanya satu orang, maka ia yang berhak untuk menjual sendiri, akan
tetapi bila pemilik tanah tersebut lebih dari satu orang atau dua orang, maka yang berhak menjual tanah yang bersangkutan adalah kedua orang tersebut
secara bersama-sama dan tidak boleh satu orang saja yang bertindak sebagai penjual.
3. Tanah yang bersangkutan boleh diperjualbelikan jika tidak dalam sengketa. Jika salah satu syarat materiil ini tidak dipenuhi, maka jual beli tanah yang
bersangkutan tidak sah dan batal demi hukum.
107
Mengenai tidak dipenuhinya salah satu syarat materil dalam jual beli tanah atau perumahan tersebut, maka untuk terpenuhinya syarat materil tersebut
terutama syarat adanya penjual tanah dan objek tanah serta tanah yang bersangkutan tidak dalam sengketa harus dilakukan cek bersih, sedangkan
untuk syarat pembeli tanah harus sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, maka
dituntut pihak PPAT yang melakukan perbuatan hukum tersebut harus benar- benar mengidentifikasi secara teliti tentang diri si pembeli.
108
Sementara itu, untuk menjamin suatu kepastian hukum terhadap obyek hak atas tanah dalam hal pembuatan Akta Jual Beli yang dibuat oleh PPAT, maka
tindakan yang dilakukan PPAT adalah melakukan pemeriksaan sertifikat hak atas tanah pada Kantor Pertanahan setempat yang bertujuan untuk
memberikan perlindungan hukum bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam jual beli tanah tersebut.
109
Berkenaan dengan pemeriksaan sertifikat hak atas tanah, maka berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana yang
diatur dalam Peraturan Kepala BPN No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
107
Adrian Sutedi, Op.cit., hal. 77-78.
108
Wawancara dengan Syafrudin Pegawai BPN Medan pada tanggal 4 Februari 2011.
109
Wawancara dengan Yulhamdi sebagai NotarisPPAT Medan pada tanggal 5 Februari 2011.
Universitas Sumatera Utara
66
66 Tanah, yang menyebutkan bahwa kewajiban untuk melakukan pemeriksaan
sertifikat hak atas tanah tersebut hanya kepada PPAT, bukan kepada Notaris.
110
Jika pihak Notaris hendak melakukan pemeriksaan sertifikat yang berkenaan dengan rencana pembuatan akta, maka para Notaris tersebut biasanya
melakukan pemeriksaan secara lisan atau datang ke Kantor Pertanahan setempat untuk melakukan pengecekan secara langsung keadaan tanah yang
dimaksud. Dengan kata lain, Notaris tidak dapat melakukan pengecekan secara resmiformal akan tetapi secara Non-Formal.
111
110
Pasal 103 ayat 1, Peraturan Kepala BPN No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, yang menyatakan
bahwa : ”PPAT wajib menyampaikan Akta PPAT dan dokumen-dokumen lain yang diperlukan untuk keperluan pendaftaran peralihan hak yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan, selambat-
lambatnya 7 tujuh hari kerja sejak ditandatanganinya akta yang bersangkutan”. Didukung dengan Wawancara dengan Syafrudin sebagai Pegawai BPN Medan, pada tanggal 4 Februari 2011.
111
Wawancara dengan Syafrudin sebagai Pegawai BPN Medan, pada tanggal 4 Februari 2011.
Universitas Sumatera Utara
67
67
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di BPN Medan tersebut di atas mengenai cek bersih, maka untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut :
Bagan 2. Prosedur Pemeriksaan Sertifikat Hak Atas Tanah
Cek Bersih
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Medan 2011.
Permohonan Diterima oleh Loket
PemeriksaanPengecekan oleh Petugas
Sub Seksi Peradilan Hak, Pembebanan Hak dan PPAT
Tidak Bersih 1. Tidak sesuai dgn daftar-daftar yg
ada di BPN. 2. Ada sita jaminan.
3. Ada blokir dari pihak-pihak yg berkepentingan
Bersih 1. Sesuai dgn daftar-daftar yg ada di
BPN. 2. Tidak ada sita jaminan.
3. Tidak ada blokir dari pihak-pihak yg berkepentingan
Pemberian Tanda Bukti Pemeriksaan
Pengambilan Hasil Pemeriksaan 1. Asli Sertifikat.
2. Bukti Pembayaran PNBP Rp. 25.000,-
Selanjutnya siap dibuat Akta, setelah memenuhi persyaratan sesuai dengan perundangan yang
berlaku. Pengajuan Permohonan Melampirkan :
1. Asli Sertifikat Hak Atas Tanah.
2. Biaya Cek Bersih Rp. 25.000,-
Universitas Sumatera Utara
68
68 Sebagaimana yang telah disebutkan di atas tentang syarat-syarat materiil
dalam suatu jual beli tanah atau perumahan berdasarkan hasil penelitian di lapangan maka dapat dikatakan bahwa jual beli tanah atau kapling perumahan tersebut dapat
terlaksana jika syarat-sayarat materil tersebut harus terpenuhi terlebih dahulu. Apabila salah satu syarat materil tersebut tidak terpenuhi maka secara yuridis jual beli
yang dilakukan dapat dikatakan batal demi hukum atau dapat juga dikatakan bahwa perbuatan hukum tersebut dianggap sejak awal tidak pernah terjadi.
b. Syarat Formil
“Setelah semua
persyaratan materil
dipenuhi maka
biasanya pihak
NotarisPPAT akan membuat Akta Jual Beli untuk tanah atau perumahan yang bersangkutan”.
112
Namun ada juga pihak pengembang yang membuat Akta Jual Belinya karena memang Akta Jual Beli tersebut berbentuk blangko yang telah tersedia di
BPN setempat atau di Kantor Pos setempat, sehingga siapa saja dapat memilikinya dengan cara membelinya asalkan ada surat pengantar atau surat
keterangan dari PPAT setempat untuk pengambilan blangko tersebut, akan tetapi pada akhirnya tetap ditandatangani oleh pihak PPAT yang menjadi
rekanan dari pihak pengembang.
113
“Sebelum dibuatkan Akta Jual Beli oleh pihak Notaris, biasanya pihak pengembang membuat perjanjian jual beli perumahan sementara sebagai pengikatan
awal antara pengembang dengan pihak konsumen yang bertujuan untuk menunjukkan keseriusan dari pihak konsumen untuk membeli perumahan yang bersangkutan”.
114
112
Wawancara dengan Syafrudin Pegawai BPN Medan pada tanggal 4 Februari 2011.
113
Wawancara dengan Yulhamdi sebagai NotarisPPAT Medan pada tanggal 5 Februari 2011.
114
Wawancara dengan Anton Wijaya sebagai Staf Legal PT. Bangun Indah Makmur Abadi di Jl. Brigjen Katamso No. 329 Medan pada tanggal 25 Januari 2011.
Universitas Sumatera Utara
69
69 Sebagaimana yang telah diutarakan dalam hasil penelitian di atas, maka dapat
dikatakan bahwa setelah dipenuhinya syarat-syarat materil dalam jual beli kapling perumahan atau tanah yang bersangkutan, maka pihak PPAT akan membuatkan Akta
Jual Beli untuk kapling perumahan atau tanah yang bersangkutan dengan menggunakan formulir Akta Jual Beli yang diperoleh dari BPN setempat Medan.
Walaupun ada juga pihak pengembang yang membuat perjanjian jual beli kapling perumahan sebagai pengikatan sementara yang menunjukkan keseriusan dari pihak
konsumen dalam pembelian kapling perumahan tersebut atau hanya mengisi Formulir Akta Jual Beli namun pada akhirnya penandatanganan tetap dilakukan oleh pihak
PPAT. Ada beberapa syarat kelengkapan yang harus dipenuhi sebelum Akta Jual Beli
kapling perumahan atau tanah yang dibuat NotarisPPAT, antara lain : 1. Fotocopy identitasKTP para pihak pihak penjual dan pihak pembeli;
2. Surat Keterangan silang sengketa dari pihak Kelurahan setempat yang diketahui Camat di mana objek perumahan atau tanah yang bersangkutan akan
dijual; 3. Fotocopy Pajak Bumi dan Bangunan selanjutnya disebut PBB dari
perumahan atau tanah yang bersangkutan; dan 4. Fotocopy
dan aslinya
alas hak
dari perumahan
atau tanah
yang bersangkutan.
115
Setelah Akta Jual Beli tersebut dibuat oleh PPAT, maka selambat-lambatnya 7 tujuh hari kerja sejak Akta Jual Beli tersebut ditandatangani oleh para
pihak, PPAT menyerahkan akta tersebut ke Kantor BPN setempat untuk pendaftaran tanah dalam hal pendaftaran pemindahan hak atas tanahnya.
Setelah Akta Jual Beli tersebut ditandatangani oleh para pihak, maka para pihak harus membayar Pajak Penjualan dan Pajak Pembelian jika Nilai Jual
Objek Pajak atau nilai transaksi jual beli tanah atau perumahan tersebut di atas Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak selanjutnya disebut NJOPTKP
sebesar Rp. 30.000.000,- tiga puluh juta rupiah, serta membayar biaya
115
Wawancara dengan Bahrum Pegawai BPN Medan pada tanggal 2 Februari 2011.
Universitas Sumatera Utara
70
70 pemasukan ke Kantor BPN Medan untuk pendaftaran tanah dalam hal
pemindahan hak atas tanahnya.
116
Berdasarkan pernyataan dari penelitian lapangan di BPN Medan, maka hal tersebut sesuai dengan Pasal 40 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah yang menyatakan bahwa : 1. Selambat-lambatnya 7 tujuh hari kerja sejak ditandatanganinya akta yang
bersangkutan, PPAT wajib menyampaikan akta yang dibuatnya berikut dokumen-dokumen yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan untuk
didaftarkan. 2. PPAT
wajib menyampaikan
pemberitahuan tertulis
mengenai telah
disampaikannya akta sebagaimana dimaksud pada ayat 1 kepada para pihak. Selain itu, untuk pemindahan hak karena jual-beli yang merupakan balik nama
dari pemegang sertifikat hak selaku penjual kepada pembeli dengan menggunakan akta PPAT yang dimohon oleh pembeli kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat
melalui prosedur perolehan sertifikat hak atas tanah dengan pemenuhan persyaratan permohonan sebagai berikut :
1. Surat Permohonan. 2. Surat pengantar pendaftaran akta jual-beli dari Notaris selaku PPAT.
3. Akta jual-beli. 4. Sertifikat hak atas tanah.
5. Fotokopi KTP atau identitas diri penjual dan pembeli. 6. Fotokopi KTP atau identitas diri penerima kuasa yang disertai surat kuasa jika
permohonannya dikuasakan. 7. Fotokopi SPPT-PBB tahun berjalan.
8. Bukti pelunasan BPHTB terhutang. 9. Bukti pelunasan PPh terutang.
10. Pernyataan pembeli tentang batasan pemilikan tanah dan penelantaran tanah
serta akibat hukumnya. 11. Izin pemindahan hak dari yang berwenang jika haknya berdiri di atas tanah
Hak Pengelolaan atau Hak Milik atas Satuan Rumah Susun atau Hak Pakai atas Tanah Negara.
117
116
Wawancara dengan Yulhamdi sebagai NotarisPPAT Medan pada tanggal 5 Februari 2011.
Universitas Sumatera Utara
71
71 Mengenai pendaftaran melalui peralihan hak atas tanah tersebut, maka untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 1 Pendaftaran Tanah Melalui Peralihan Hak Atas Tanah Tahun 2008 – 2010
No Jenis Peralihan Hak Atas Tanah
2008 2009
2010
1. Jual beli
520 537
615 2.
Hibah 115
125 145
3. Pewarisan
205 225
315 4.
Perwakafan 75
82 98
J U M L A H 915
969 1173
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Medan dari Tahun 2008 – 2010.
Berdasarkan Tabel 1 di atas mengenai pendaftaran tanah melalui peralihan hak atas tanah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, maka dapat dilihat bahwa
untuk peralihan hak atas tanah melalui jual beli dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 lebih banyak dilakukan oleh masyarakat dibandingkan melalui peralihan hibah,
pewarisan, dan perwakafan. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan berbagai faktor, di antaranya :
1. Nilai ekonomis dari tanah atau perumahan setiap saat semakin meningkat, jadi harga jual dari tanah atau perumahan tersebut semakin tinggi dan banyak
orang atau masyarakat yang melakukan pembelian sebagai sarana investasi untuk jangka waktu yang lama.
2. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah atau perumahan semakin tinggi, karena tanah atau perumahan merupakan salah satu kebtuhan pokok setiap manusia.
3. Semakin bertambahnya jumlah manusia, sedangkan luas tanah tetap bahkan semakin menyempitberkurang yang disebabkan oleh faktor alam seperti
gempa bumi, tsunami, abrasi pantai dan sebagainya.
118
117
S. Chandra, Sertifikat Kepemilikan Hak Atas Tanah Persyaratan Permohonan Di Kantor Pertanahan, Grasindo, Jakarta, 2005, hal. 83-84.
118
Wawancara dengan Syafrudin sebagai Pegawai BPN Medan pada tanggal 4 Februari 2011.
Universitas Sumatera Utara
72
72 Minat masyarakat terhadap peralihan hak atas tanah melalui jual beli tanah
atau kapling perumahan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 semakin tinggi, yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 terjadi penambahan kurang lebih 17
objek peralihan hak atas tanah atau kapling perumahan melalui jual beli dan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 terjadi penambahan kurang lebih 78 objek.
Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa keinginan masyarakat terhadap tanah atau kapling perumahan masih tetap tingi. Sebagaimana yang telah disebut dalam
hasil penelitian di atas, maka dapat dilihat bahwa PPAT sangat berperan dalam peralihan hak atas tanah dalam hal ini jual beli kapling perumahan atau tanah milik
pengembang yang diperjualbelikan kepada konsumen dengan menggunakan Formulir Akta Jual Beli menuju proses pendaftaran tanah di Kantor BPN Medan sesuai dengan
ketentuan yang terdapat dalam Pasal 40 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, menyatakan bahwa :
1 “Selambat-lambatnya 7 tujuh hari kerja sejak tanggal ditandatanganinya akta yang bersangkutan, PPAT wajib menyampaikan akta yang dibuatkannya
berikut dokumen-dokumen yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan untuk didaftar;
2 PPAT wajib
menyampaikan pemberitahuan
tertulis mengenai
telah disampaikannya akta sebagaimana dimaksud pada ayat 1 kepada para pihak
yang bersangkutan”.
Universitas Sumatera Utara
73
73
BAB III KEABSAHAN PENGGUNAAN FORMULIR AKTA JUAL BELI KAPLING
PERUMAHAN OLEH PPAT DI KOTA MEDAN A. Tinjauan Umum Tentang Keabsahan Suatu Akta yang Dibuat Oleh
NotarisPPAT
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa : “akta adalah surat yang diberi tandatangan yang memuat peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar daripada
suatu hak atau perikatan yang dibuat sejak semula dengan sengaja untuk pembuktian”.
119
Berdasarkan pernyataan maka dalam penelitian ini juga membahas tentang keabsahan suatu akta yang dibuat oleh NotarisPPAT.
1. Kewenangan NotarisPPAT dalam Pembuatan Akta